22

4.1K 513 36
                                    

Claude telah tertidur sejak tadi, namun tidak untuk (Name). Pemikiran buruknya terus menggerogotinya sejak tadi. Perkataan Claude tadi siang membuatnya tidak bisa tidur tenang. Mana besok pesta debutante Athy lagi, mampus deh dirinya jika kemoloran.

Terus berbolak balik mencari posisi nyaman, segala upaya telah dilakukannya agar bisa cepat tidur. Menghitung domba, berhalu, bahkan menghitung detik demi detik yang terlewati dilakukannya.

Hah... Dirinya sangat ingin tahu, tapi yang ingin ditanyai sudah tertidur lebih dulu. Ingin mengganggu namun masih tau diri.

'Ah sialan gw mesti gimana?!' (Name) mengacak rambutnya gusar. Dirinya terus memikirkan kemungkinan terburuknya. Apakah dirinya akan dikick oleh Claude karena telah berbohong?

Sibuk berteori dirinya tak sadar sebuah tangan tengah memeluk erat perutnya, mengelusnya secara naik turun.

"Tidurlah (Name)."

(Name) tersentak kaget, sepertinya Claude terganggu dengan dirinya yang terus berubah posisi tidur.

"Masih bangun?" (Name) bertanya, mungkin keberuntungan sedang berada dipihaknya kali ini.

"Menurutmu?" Claude mendengus kesal, hembusannya menerpa tengkuk leher (Name) membuatnya kegelian sendiri.

(Name) tertawa cangggung.
"Hehe... Tadi saat kau mengembalikan kalungku kau bilang bisa bahaya, maksudnya apa ya Claude?"

Claude nampak terdiam, ngeleg dulu mungkin otaknya.

"Kalau hilang bisa dijual orang." Jawabnya tanpa beban.

(Name) menepuk dahinya lalu tersenyum masam. Ternyata selama ini dia overthinking berlebihan! Merutuki bayang-bayang negatif yang selalu menghantuinya, akhirnya sekarang ia bisa tidur nyenyak. Jadi tak perlu risau dengan pestanya besok malam.

"Memangnya kenapa?" Claude bertanya sembari kembali mengelus perut (Name), yang tadi awalnya mengelus diluar baju, kini menyelipkan jemarinya masuk ke dalam. Mengelus gemas perut rata milik selirnya itu.

"Ya gaada sih." Bohong (Name). Padahal tadi dia udah nyiepin kata-kata buat jujur. Ternyata Claude cuman mengkhawatirkan hilangnya kalung itu, dirinya saja yang berlebihan menanggapinya.

"Bisa ga sih jangan pegang perutku! Aku mau tidur tau."

"Eum." Claude menurut.

Namun beberapa menit kemudian tangannya kembali mengusap-usap perut wanita itu, perempatan imajiner muncul didahi milik wanitanya.

"Aku merasa kau gendutan."

"Lalu? Kau mengurungku terus sialan! Setiap harinya yang ku kerjakan hanya makan dan tidur saja!" Sarkas (Name).

"Kau hamil ya?" Tak peduli perkataan sarkas selirnya, Claude bertanya ngawur.

"Sembarangan!! Kau kenapa sih? Daritadi kau aneh Claude, tidak seperti biasanya kau begini." Ucap (Name) merasa aneh dengan tingkah kaisar tirani itu.

"Kan bisa jadi..." Lirihnya.

(Name) balik badan menghadap pria beranak satu itu.

"Dengar ya Claude, kau lupa apa bagaimana hah?!"

Bukannya merasa marah ataupun kesal, Claude justru menangkup kepala (Name) lalu disandarkannya didada bidang miliknya.

"Tidurlah orang hamil tidak boleh marah-marah."

(Name) geram setengah mati, pengen jotos muka Claude aja rasanya.

"Sudah ku bilang aku tidak hamil!!" Tegas (Name).

𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐖𝐈𝐓𝐇𝐎𝐔𝐓 𝐓𝐄𝐋𝐋𝐈𝐍𝐆 [𝐂𝐥𝐚𝐮𝐝𝐞𝐱𝐘𝐨𝐮]Kde žijí příběhy. Začni objevovat