8

4K 589 21
                                    

Sedari tadi (Name) melamun sambil menghadap jendela, dirinya kembali dilema membuat keputusan, sesaat menyesal pernah mengambil kalung milik neneknya.

"Sekeras apapun kau berusaha kau tetap tidak bisa bersamanya. Sadarkah? Bahkan dunia pun tidak merestuinya."

(Name) mengumpat dalam hati, mengumpati dirinya yang mulai jatuh pada pesona kaisar tirani macam Claude, (Name) mencintai Claude, tapi apakah Claude mempunyai perasaan yang sama dengannya?

Menggeleng pelan mencoba untuk mengenyahkan segala pikiran buruk, semakin dicoba untuk dilupakan semakin dalam pula dilema menyerang.

(Name) mengambil sebuah buku cokelat tua dari bawah ranjangnya, mulai mencurahkan segala perasaannya, (Name) biasanya menulis diary ketika sedang frustasi.
"Aku takut ketika Diana hadir aku tidak bisa menerimanya." Tulisnya pada awal halaman baru.

"Aku menyesal tapi tidak juga menyesal." Tulisnya lagi.

"Ntahlah otakku rasanya terbakar saat memikirkannya,"

"Aku cinta Claude tapi masa depan membuatku semakin tidak yakin."

"Pokoknya apapun yang terjadi aku harus bisa kembali ke duniaku sendiri." (Name) berhenti menorehkan penanya tanda ia telah usai menulis keluh kesahnya, tidak banyak memang, ia pun bingung sendiri harus menulis apa seperti sebuah perasaan yang tidak bisa dideskripsikan. Kembali ia taruh buku tersebut pada tempatnya agar tiada seorangpun yang tau.

Disisi lain Claude banyak disibukkan oleh kertas kertas dihadapannya belum lagi harus turun kelapangan memeriksa kondisi pemukiman warganya, An yang jadi raja tapi selalu Claude yang melakukan pekerjaan itu.

Sedari awal Claude memang sudah sadar kalau kakaknya tidak akan becus menjadi raja, oleh karena itu ia berambisi menjadi raja. Segalanya dilakukannya demi ambisinya tersebut. Ia ingin menjadi raja karena rakyat memilihnya bukan karena merebut paksa dari kakaknya. Tapi itu hanya harapan biasa, siapa yang tau masa depan akan seperti apa?

Saat akan keluar ruangan Claude bertemu pandang dengan (Name) yang berdiri menunggunya depan pintu.

"Kenapa kau menunggu diluar (Name)?" Claude cukup terkejut (Name) datang menemuinya biasanya ia malas berhadapan dengan Claude yang selalu berkencan dengan kertasnya.

"Tidak ada, hanya tak ingin mengganggu konsentrasimu saat bekerja." Ucapnya santai.

Ada udang dibalik batu, tidak mungkin (Name) datang hanya untuk menengoknya saja. Claude sudah tau betul itu, pasti ada sesuatu yang diinginkan oleh gadis itu, ralat wanitanya itu.
"Lalu apa yang kau inginkan?"

"Hehehehe...Kau akan pergi ke desa kan? Aku mau ikut!" Semangatnya.

Claude mengacak gemas surai milik (Name). "Kalau mau ikut bukankah kau harus bersiap siap dulu?"

"Aku sudah siap kok!"

"Baiklah baik, ayo jalan bersama."

(Name) semangat 45, bagaimana tidak? Ini Pertama kalinya ia akan keluar dan langsung di acc oleh Claude tadi, sudah ia pastikan ia akan mengajak Claude mampir ke pasar nantinya, (Name) overdosis semangat ingin melihat suasana pasar.

"Mau pegangan tangan!" Tak peduli jawaban maupun reaksi Claude (Name) langsung saja mengaitkan jarinya pada jemari besar milik Claude, Claude balas menggenggam jemari (Name) erat.

Kali ini saja biarkan (Name) berlaku seenaknya, ntah keputusan apa yang akan diambilnya sebulan lagi.

Ntah itu pergi atau setia menemani.

Mereka berdua memakai tudung panjang bewarna biru supaya ga kepanasan katanya.

"Lihat itu pangeran kedua!! Ayo kita kesana!!" Beberapa bocah menghampiri mereka berdua, mungkin sekitaran 6 bocah.

𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐖𝐈𝐓𝐇𝐎𝐔𝐓 𝐓𝐄𝐋𝐋𝐈𝐍𝐆 [𝐂𝐥𝐚𝐮𝐝𝐞𝐱𝐘𝐨𝐮]Where stories live. Discover now