23

4K 471 56
                                    

"Tolong jangan berhubungan suami istri berlebihan, usia kandungannya masih rentan dan sangat berbahaya untuk bayi yang dikandungnya." Jelas tabib istana.

Claude mengangguk mengiyakan, usai dari pesta ia pergi mengunjungi selirnya itu. Awalnya hanya suhu badannya saja yang hangat, tapi paginya (Name) sudah demam saja.

(Name) sempat terbangun ketika paginya, dirinya mengatakan merasa mual dan ingin muntah tetapi tidak bisa. Claude merasa kasihan pada wanita itu memilih menggunakan sihirnya untuk membuat wanita itu terlelap.

Tabib istana telah keluar, Claude mengelus surai (h/c) milik (Name). Rencananya untuk mengikat (Name) terus berada disisinya telah berhasil. Namun dilema menyerbunya, haruskah ia beritahu wanita itu? Bagaimana bila (Name) tak terima? Kalau tak diberi tahu wanita itu sangat ceroboh, bisa saja ia keguguran untuk kedua kalinya.

Tabib mengatakan calon anaknya kembar, Claude senang bukan main, walau jenis kelaminnya masih menjadi rahasia.

Tangannya beralih mengelus perut (Name) yang masih rata walau sedang terisi dua nyawa didalamnya. Dirinya sudah lama menduga bahwa wanitanya itu tengah mengandung, dimulai dari meningkatnya porsi makannya hingga moodnya yang terus berubah-ubah bagai pergantian cuaca. Claude tau karena sebelumnya dikehamilannya (Name) yang pertama juga seperti itu.

"Bagaimana bisa?" Tanya Felix dibelakangnya sembari membawa semangkuk bubur hangat.

Claude hanya meliriknya sebentar lalu kembali melanjutkan kegiatannya mengelus perut milik sang selirnya.

"Bisa saja sih." Balasnya acuh.

"Ya tapi kan..."

"Lucas yang bantu." Ucapnya to the point.

Felix hanya ber oh ria. Sedikit penasaran namun juga tidak.

"Mmm.. (Name) ga bakal gitu lagi."

"Maafin (Name) ma." Ngigaunya.

Keduanya sama-sama menyimak ucapan yang dilontarkan oleh (Name).

"Mimpi?" Tanya Felix.

"Seburuk apa mimpinya hingga menangis gitu." Claude menghapus bulir air mata yang jatuh dari sudut matanya.

"(Name) bangun heii..." Claude menepuk pelan pipinya.

"(Name) ga bakal gitu lagii..." Kini isakannya kian menyedihkan hingga membangunkannya dari alam bawah sadar.

Dirinya terduduk sembari menatap kosong selimut yang diremasnya.

"(Name)?"

Si empu nama menoleh, bulir air mata kian menggenang dinetra cantiknya. Felix memilih meletakkan bubur diatas meja lalu pergi meninggalkan keduanya. Cape dia jadi nyamuk mulu, makanya cari pasangan dong Felix, betah banget ngejomblo heran deh.

(Name) memeluk erat Claude, wajahnya ditenggelamkan diceruk leher pria itu. Claude bingung harus berbuat apa, apakah sebegitu seramnya mimpi sang wanita hingga terisak-isak seperti ini?

Claude membalas pelukannya semakin mempersempit jarak diantara keduanya, mengelus lembut punggung (Name) yang sedikit bergetar.

"Kenapa hm?" Tanyanya lembut.

(Name) masih terisak dalam dekapannya, Claude menyelipkan beberapa anak rambut milik (Name) ke belakang telinga lalu menghapus beberapa bulir keringat didahinya.

"Claude..." Lirihnya.

"Apa sayang?" Netra Claude beralih memandangi wajah cantik milik selirnya itu, menunggu tiap kata yang akan terlontar dari labium merah muda milik wanitanya.

𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐖𝐈𝐓𝐇𝐎𝐔𝐓 𝐓𝐄𝐋𝐋𝐈𝐍𝐆 [𝐂𝐥𝐚𝐮𝐝𝐞𝐱𝐘𝐨𝐮]Место, где живут истории. Откройте их для себя