7

4.2K 577 27
                                    

Tengah malam (Name) terbangun karena haus mau tidak mau dia harus jalan buat ke dapur, kenapa ga panggil pelayan aja? Sudah pasti semuanya tidur jam seginian.

Berpegangan pada pinggir kasur, (Name) mencoba untuk berdiri tapi ia malah terjatuh lagi sembari memegangi selangkangannya.

"Lho kenapa sakit ya anj?!"Gumamnya.

"Masih sakit ya?Memangnya kau mau kemana?" Suara serak Claude membuat (Name) menoleh ke arahnya.

(Name) bingung dengan situasi saat ini mana dia bingung sama Claude yang telanjang dada, "Lho?Kok Claude bisa ada disini?"

"Kamu bener bener ga ingat ya (Name)?" Claude yang awalnya sedang mengucek kedua matanya seketika terhenti. (Name) mengangguk sebagi jawaban.

"Kemarin kamu mabok terus ngomong ga jelas ya gitu deh, "Claude berdehem pelan, dia gugup setengah mati takut diintrogasi sama (Name).

"Ooo...Emangnya aku bilang apa?" Tanya (Name) penasaran, takutnya dia berbuat engga engga kan nyerang Claude gitu misalnya, kebayang kepalanya di masa depan kepenggal kan gaasik.

"Kamu yakin mau tau?" Rona merah menjalar dipipinya Claude, Ia mengalihkan pandangannya kesamping sambil menutup bibirnya dengan telapak tangannya, salting dia guys.

(Name) semakin overthinking, takutnya dia benar benar nyerang Claude semisal nodongin pisau gitu kan? Kentara banget dari mukanya panik plus keringet dingin.

"Ya! Jelaskan secara detail ya," Pintanya.

Claude membulatkan matanya terkejut, haruskah ia jelaskan secara detail?

"Harus detail ya (Name)?"

"Ya!! Sedetail mungkin!" Jawabnya tanpa ragu.

"Kamu ngajak aku tidur bareng." Sudah Claude putuskan dia cuman mau jelasin intinya saja, tidak mungkin kan dia jelasin secara keseluruhan?

Kini giliran (Name) yang terkejut. "Benarkah?! Lalu kita benar benar melakukannya?! Lalu kenapa aku udah pake baju? Bukannya kalau gitu gitu gapake baju ya?!"

Claude mengangguk sebagai jawaban. "Aku yang pakein kamu baju biar ga kedinginan."
(Name) menepuk jidatnya pelan, dahla makin overthinking dia.

"Berapa ronde?"

"Tiga,"

"Huftt, terus kau keluar di dalam apa di luar?" Tanyanya lagi.

"Di dalam."

'Anj! Mampus gw.' Batin (Name) menjerit histeris.

Gimana tidak? Sekarang sedang masa suburnya.

"Kenapa di dalam sih?" Gumamnya sambil mengacak rambutnya frustasi.

"Kamu yang minta, aku udah mau keluarin di luar tapi kamu maksa di dalem. Kamu bilang kamu pengen punya anak dari aku, gimana sih hati sama mulut kamu ga pernah sinkron kayaknya." Ucapnya sembari merapikan beberapa helaian rambut (Name) yang kusut akibat diacak oleh empunya.

"Kayaknya kamu jujurnya pas mabuk doang ya, lagian kalau kamu hamil kan ada aku," Tambahnya lagi.

Pipi (Name) merona hebat, benarkah dia bilang begitu pas mereka nganu? Dasar mulut penghianat!

(Name) mengangguk angguk pasrah, terserahlah apa yang terjadi dia udah terlalu pasrah, niat mau minumnya sudah menghilang tergantikan dengan rasa badmood, ia berbaring lagi lalu menarik selimut hingga menutupi lehernya. Claude menghela nafas kasar, kini batinnya overthinking, dia salah apa sampe (Name) segitu gamaunya nganu sama dia, perlahan ia ikut berbaring bersama (Name).

𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐖𝐈𝐓𝐇𝐎𝐔𝐓 𝐓𝐄𝐋𝐋𝐈𝐍𝐆 [𝐂𝐥𝐚𝐮𝐝𝐞𝐱𝐘𝐨𝐮]Where stories live. Discover now