22

415 21 2
                                    

Sudah terhitung sebulan lamanya Alice menjadi model di butik Jean. Dan selama itu pula Romeo rela mengantar jemput kakaknya agar mendapat kesempatan memperhatikan Jean dari jauh.

Si kakak sampai terheran, dan kadang dia berpikir Romeo menyukai Jean. Tetapi mana mungkin? Lelaki itu sangat tertutup dan sangat sulit ditebak. Lagipula, menurutnya Romeo bukan tipenya Jean.

"Makan siang bareng gue bisa ngga hari ini?" Alice bertanya sambil merapikan diri sebelum turun dari mobil.

Romeo terdiam sebentar, "Bisa kayanya. Tumben lo ngajak." Dia memandang kakaknya dengan penuh tanda tanya.

"Ya after selama ini lo jadi supir pribadi gue lah. Kan, juga kita jarang tuh lunch bareng," jawab Alice bercanda dan tak lupa mengedipkan matanya.

"Halah kesambet lo." Romeo melirik sinis sang kakak yang dibalas cekikikan khas perempuan itu. Tak banyak bicara, dia pun bersiap melanjutkan perjalanan ke kantor.

***

Sepasang manik mata bewarna coklat tersebut memandang takjub sebuah gaun wedding dress yang dipakai seseorang untuk pemotretan. Itu adalah gaun yang kesekian kalinya Jean buat dan sebentar lagi akan launching.

Jean sedikit kaget melihat sosok yang baru saja tiba di sampingnya. Dia mengelus dada, "Kaget, biasain salam, kan, bisa!"

Sang empu hanya cengar-cengir, "Hehehe lo, sih, keliatan bengong gitu."

Alice yang menjadi pusat perhatian Jean tadi menghampiri mereka berdua setelah selesai dengan sesi pemotretan. "Hai!" sapanya ramah.

"Hai kak! Udah selesai ya?" tanya Jean.

"Iya nih, abis ini mau ganti baju. Btw, gaun lo bagus banget! Ga ada abisnya ide lo buat bikin banyak gaun dengan khasnya yang feminim!" ucap Alice memuji salah satu dari sekian hasil dari jerih payah Jean yang sekarang ia pakai.

"Jean? Jangan diraguin lagi." Beby menimpali, ikut semangat jika membahas karir sahabatnya. Dia, dan bahkan semua orang yang berada di sekeliling Jean sangat bangga akan hal itu.

Jean tersenyum lebar merasa senang jika banyak yang suka dengan hasil kerjanya. "Kak Alice juga keren loh, bisa improve tiap fotoshoot dengan kostum yang beda-beda!" Tak lupa, dia juga memuji Alice dengan semangat.

"Thank you! Ya udah aku ganti dulu ya," pamit Alice.

Jean dan Beby pun beranjak, mereka berpindah di tempat kolam berenang yang ada di sana. Melanjutkan obrolan ringan dan bisnis.

***

Romeo menghela nafasnya gugup. Sudah 10 menit diantara mereka tidak ada yang membuka suara. Ini semua gara-gara kakak laknatnya itu.

Seperti obrolan pagi tadi, Romeo dan Alice makam siang bersama. Jauh di luar ekspektasinya, kakaknya membawa Jean ikut makan bersama. Sialnya lagi, Alice beralasan ada barang yang ketinggalan yang mengharuskan dia kembali ke kantor. Romeo jamin, itu hanya akal-akalan Alice saja untuk mengerjainya. Dan di sini lah dia, duduk berdua dengan Jean dalam suasana akward.

Romeo menetralkan detak jatungnya, dia tidak ingin terlihat gugup setengah mati tidak di depan Jean. "Mau makan apa?" tawarnya membuka obrolan.

"Maaf?" Jean bertanya balik sebab suara Romeo terdengar kecil dan kurang jelas menurutnya.

Lelaki itu memaki dirinya sendiri dalam hati. Dia sedikit malu jadinya. "Itu ... kamu mau makan apa?"

Terlihat Jean menghela nafas, merasa tak nyaman dengan situasi diantara mereka. Dia terdiam beberapa menit sampai Romeo menyadari hal itu.

ROMEOWhere stories live. Discover now