19

673 75 11
                                    

HAPPY MONDAY!

GAK KERASA BANGET SEBULAN LEBIH GAK UP NI CERITA ༎ຶ‿༎ຶ

ANW, SIAPA NIH YANG KANGEN SAMA ROMEO?! Author juga dong kangenin hshshshs candaa ...

OIYA SEBELUM MEMBACA, ALANGKAH BAIKNYA KALAU KALIAN MENCET TOMBOL VOTE DULU & RAMEIN KOMEN DI PART INI!!!

Happy reading!

***

Romeo datang telat hari ini, lelaki itu berjalan terburu-buru karena jam di tangannya menunjukkan pukul sepuluh lewat lima belas menit. Beberapa pasang mata karyawan memandang atasan mereka dengan kikuk.

Saat di lift, Romeo mendumel tak jelas. Ini semua karena Alice. Semalam, Alice menyuruhnya untuk ikut datang di pesta ulang tahun temannya. Waktu semakin larut, bukannya pulang malah pesta itu semakin ramai. Romeo yang jengah pun mengajak Kakaknya untuk pulang, tapi yang diterimanya malah penolakan.

"Emang ya, tuh Nenek lampir. Mana nyusahin lagi." Alice memang menyusahkan semalam. Datang menghampirinya dengan keadaan mabuk dan meracau tak jelas, belum lagi usahanya mengajak pulang malah berakhir kena pukul. Jadi lah dia menggeret paksa Alice untuk pulang di jam dua pagi.

Yoshika sontak berdiri saat Romeo tiba-tiba melewatinya. "Mr.—" Belum selesai bicara, Romeo sudah lebih dulu masuk ke dalam ruangan. Sekertaris cantik itu menghela nafasnya sebentar, selanjutnya kembali duduk dan melanjutkan pekerjaannya.

"Astaga?!" kaget Romeo sambil memegang dadanya.

Keadaan ruang kerjanya sedikit kacau, barang-barang berserakan. Sampah makanan di mana-mana. Matanya melotot saat melihat para pelaku sedang tersenyum konyol.

"Eh ada Pak Bos," celetuk Migo.

"WTF?! APA YANG KALIAN LAKUIN ANJ—"

"Tarik nafas ... buang ..." Reflek Romeo menarik nafas dan membuangnya. "Sialan lo, Migo." Migo menggaruk rambutnya yang tak gatal.

"Ap—ILHAM?! FAREL?!"

"Yo wasap, Bro!" Ilham berjalan mendekat dan memeluk Romeo ala lelaki pada umumnya.

"Lepas!" Romeo mendorong Ilham menjauh karena lelaki itu memeluknya terlalu erat. Ilham dan yang lain tergelak.

"Kapan dateng, Sob?"

"Gue, sih, baru aja," jawab Ilham.

"Langsung ke sini?" Ilham mengangguk.

"Gue tadi pagi." Romeo menoleh menatap Farel.

"Terus?"

"Jalan-jalan bentar."

"Gue ga ditanya nih?"

"Gak," jawab mereka bertiga secara bersama. Migo mendengus kesal melihatnya.

"Kit heart gue."

"Alay."

"Bengsot lo."

"Udah-udah, ini gue laper. Makan kuy?" ajak Ilham.

"Gas lah."

***

Kejadian itu membuatnya kembali takut akan dunia luar. Perempuan dengan keringat yang mengucur deras di dahinya mencoba menggelengkan kepala berusaha tak mengingat kejadian malam kemarin.

Ketukan di pintu kamarnya tak ia hiraukan membuat sosok yang mengetuk langsung masuk ke dalam kamar bernuansa biru pastel. Kakinya berjalan tergesa-gesa saat melihat kondisi Adiknya yang duduk menekuk kedua lututnya di pojok kamar sebelah nakas tempat tidur.

ROMEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang