16

985 88 16
                                    

Hai temen-temen sekalian! Ga kerasa udah bulan Juni aja. Anw, maaf ya aku baru update karna kemaren wattpadku ke uninstall•́  ‿ ,•̀ dannn, emang aku agak sibuk juga sie hehehhe maapkeun.

Mana nih yang masih semangat buat baca cerita ROMEO?! Angkat kaki, eh angkat tangan! Komen yu pake hastag #semangat45readersROMEO yaaa💘💘

Lagi pada ujian ya? Coba absen yang lagi ujian👉🏻

Tim yang udah selesai ujian? Absen jugaa dong👉🏻👉🏻

Kalian baca part ini jam berapa kah?🤔

Langsung aja, selamat membaca!

***

Pertemuan manis kemarin malam membuatnya susah tidur. Bahkan Romeo bisa mulai tidur di jam 3 pagi. Belum lagi alarm manual yang membuatnya frustasi membuatnya bangun jam 6 pagi.

"Makanya kalo tidur itu jangan—" Romeo menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya. Omelan Laura dan Alice tak ada hentinya. Kemarin Alice, sekarang mereka berdua.

"Tau tuh, mana skecthbook-nya gak dibeliin."

"Kamu kalo dikasih tau jangan gitu," dumel Laura sambil mencubit lengan Romeo. Membuat lelaki itu meringis sampai melepaskan kedua tangannya yang menutupi telinganya.

"Sakit tau! Lagian, dari kemarin gak ada hentinya ngomel mulu. Gak capek apa." Setelah mengucapkan itu, Romeo mendapat pelototan dari Kakak dan Mamanya.

***

Kedua alis tebal itu saling bertaut sembari berpikir keras setelah mendapat pesan dari nomor yang tidak ia ketahui. Romeo mencoba menelaah maksud dari pesan itu, tak lama ia menggelengkan kepalanya karena tidak menemukan jawaban.

"Gak jelas," frustasi Romeo.

Romeo menghapus pesan itu dan memblokir nomor sang pengirim. Dipikir-pikir, orang itu mendapat nomer ponselnya dari mana? Romeo tak pernah memberikan nomor ponselnya pada sembarang orang.

"Bodo," ucapnya lagi. Kemudian tatapannya beralih ke komputer yang masih menyala di meja kantor. Tangannya mulai bergerak ke kanan dan kiri di atas papan keyboard.

Tok tok tok

"Masuk."

Yoshika masuk dan berjalan sopan menuju lelaki yang selama ini menjadi atasannya. "Permisi Pak, ini ada beberapa berkas yang harus ditanda tangani." Beberapa berkas yang ia pegang langsung diserahkan dengan hati-hati ke atas meja kerja Romeo.

Lelaki itu mengangguk dan mengambil berkas-berkas itu untuk menandatanganinya. Tangannya berhenti saat matanya tak sengaja membaca salah satu berkas itu.

"Ini kontrak dengan Mrs. Jean?" tanyanya setelah beberapa saat terdiam. Yoshika sempat terkesiap, kemudian mengangguk.

"Kontrak 5 tahun?" Kembali, Yoshika menganggukkan kepalanya sekali lagi. "Sejujurnya Mrs. Jean ingin mengontrak lebih lama. Namun kemarin, salah satu saudara Mrs. Jean memberi perintah agar 5 tahun saja," ungkap Yoshika.

Yoshika ingat, saudara Mrs. Jean itu kembaran dari perempuan itu sendiri. Namun Yoshika lupa siapa namanya.

Romeo mengangguk-anggukan kepalanya pertanda paham. Setelah selesai, lelaki itu menyerahkan semua berkas itu kepada Yoshika.

"Baik, terima kasih Pak." Sebuah respon keluar dari mulut Yoshika seperti biasa setelah memastikan semua berkas itu tidak ada yang terlewat untuk ditandatangani.

ROMEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang