28. Back to old memories

751 62 1
                                    

Setiap hal yang terjadi selalu diluar kendali. Sometimes you can't guess what it will be like, and when it will happen.

.

.

.



Maaf kalo ada typo🙏🏻

HAPPY READING 🌝










Panasnya udara siang tentu membuat siapapun akan berdiam diri di rumah, duduk di hadapan kipas angin untuk mendinginkan diri. Atau meminum minuman dingin untuk menurunkan suhu badan.

Berbeda dengan 2 orang yang kini berjalan di bawah teriknya mentari.

Pukul 1 siang, Yujin berjalan bersama dengan si bungsu yang tersenyum riang seperti baru saja mendapatkan uang jajan.

Mereka menuju tempat seseorang. Kim Doyoung. Dokter yang menangani kesehatan Jisung beberapa tahun belakangan. Yujin diminta menemani Jisung untuk mengambil obat, dan Doyoung membuat janji bertemu di rumahnya siang ini.

Namun, alih alih menggunakan kendaraan untuk mengurangi panas dari matahari, Jisung malah ingin berjalan saja. Jarak antara perumahan mereka dengan rumah Doyoung hanya 2,5 kilometer. Mungkin, jalan kaki adalah salah satu opsi yang bagus, tapi di siang terik seperti ini? Keputusan yang salah.

"Jisung, bisa kau pelan pelan?" panggil Yujin dari belakang Jisung.

Anak itu berjalan dengan cepat, Yujin yang sebenarnya tidak ingin panas-panasan, terpaksa berjalan pelan.

"Tidak bisaa! Doyoung hyung akan marah jika aku lama, noona!!"

Dari belakang, Yujin sudah menggerutu sampai mulutnya hampir berbusa. Tapi nampaknya, remaja yang berjalan terlebih dahulu tidak merasa seperti itu.

"Ayo noona! Sebentar lagi sampai, jangan sampai Doyoung menjadikan kita pembicaraan dengan teman temannya" seru si remaja yang masih berjalan dengan semangatnya.

Ada benarnya juga. Kim Doyoung itu pria yang suka sekali berghibah. Seperti wanita. Kenapa juga bisa ada dokter seperti pria itu? Rasanya seperti tidak masuk akal. Bahkan pria itu tampak begitu menyebalkan dengan muka nya yang tajam, maksudnya tegas.

Saat Yujin melihat ke depan, tak tampak lagi tubuh tinggi adik nya itu. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, kosong. Tidak ada siapapun. Bahkan kendaraan saja tidak ada. Apa adiknya benar benar meninggalkannya?

"Akhh, dasar Jisung.." dia menggeleng pasrah. Berusaha menyusul ketertinggalan nya, langkah adiknya begitu lebar untuk ukuran anak seusianya. Tingginya saja hampir menyamai Renjun yang notabene nya mahasiswa.

Tiba tiba, entah datang darimana.. seseorang mendorongnya hingga terbentur tembok gang yang ada di sebelahnya.

"Apa yang kau lakukan! Siapa kau berani seperti itu??" seru Yujin merasa seseorang yang baru saja mendorongnya itu tidak baik.

"Maaf jika aku menyakiti mu, nona. Tapi itu tujuan ku."

Kening Yujin berkedut bingung. "Apa maksud—ARGH!"

Baru saja orang itu menusukkan pisau ke perutnya dengan perlahan lahan, membuat rasa sakitnya begitu terasa. Darah pun merembes keluar dari robekan baju yang ia pakai, membuat pakaian juga roknya menjadi berwarna merah secara perlahan.

Little Boy♪Where stories live. Discover now