2. Jisung

1.8K 135 0
                                    

Tak semua orang sama.
Aku dan dia atau kamu berbeda.

.

.

.

Maaf kalo ada typo 🙏🏻

HAPPY READING 🌝




2 jam sudah Jisung berada di perpustakaan besar sekolah nya. Bagaimana tidak besar, sekolahnya ini mencakup sekolah nasional. Siapa yang tidak ingin masuk disini? Seperti jarang ada yang mengatakan 'tidak'. Pendidikan terjamin walau biayanya cukup mahal.

Dan karena sudah 2 jam ia disini, berarti ia sudah ketinggalan setengah jam pelajaran Kimia dan 1 jam setengah pelajaran sebelumnya.

Jisung sendiri sebenarnya tidak masalah, perlu ia akui..ia cukup pintar di sekolah. Pemegang nilai terbaik 2 tahun belakangan. Walau tertinggal pelajaran pun, ia masih bisa menyusulnya dan mendapatkan hasil yang baik.

Seperti pepatah orang orang, usaha tidak akan mengkhianati hasil.

Namun, di luar pelajaran dan nilai. Pertemanan nya tidak selalu mulus. Selalu di jauhi lebih tepatnya. Mereka bilang, dia terlalu sombong, murid biasa yang sok populer.

Mau bagaimana lagi? Ia hanya bisa diam saja dan menerima apa yang Tuhan tuliskan untuknya.

“Yak Jusung! Jangan terlalu lelah. Istirahat saja.” ucapan Yuna. Shin Yuna
Ia biasa memanggil Yuna dengan noona. Panggilan adik laki laki kepada kakak perempuan. Gadis itu berumur tidak jauh berbeda darinya.

Ne noona! Nanti aku akan istirahat, sebentar lagi” Jisung kembali berkutik dengan buku buku dilantai bagian rak pojok.

Ia sedang merapikan buku bagian sejarah juga ilmu pengetahuan sosial. Dan di sini cukup berdebu. Apa tidak ada yang pernah kemari? Atau sekedar membersihkannya? Bukankah setiap jadwal pembersihan ada yang kemari?

Ohok ohokk

Debunya mulai membuat dia risih, dan sekarang ia terbatuk.

“Jisung...sebaiknya kau istirahat saja dulu! Kau bisa melanjutkannya lagi” Suara lembut itu kembali menggema.

Membuat ia terpaksa—tidak ia harus meninggalkan setengah pekerjaannya. Jangan sampai ia tidak melanjutkan nya hanya karena batuk kecil ini.

Ia berjalan menuju meja dimana Yuna berada. Dia memberikan senyuman hangat, dibalas pula olehnya dengan senyuman.

“Yakk, apa kau punya alergi dengan debu?” tanya Yuna sembari mengecek wajahnya yang agak sedikit memerah.

Andwae!” jawab Jisung dengan wajah cemberut nan menggemaskannya. Membuat Yuna mampu tertawa dan mencubit pipi lelaki 17 tahun itu.

Yuna sempat berpikir bagaimana bisa anak imut dan lucu seperti ini bisa masuk sekolah menengah akhir. Namun ternyata, wajahnya yang seperti anak kecil itu bisa menipu.

“Duduklah. Kau bisa melanjutkannya lagi nanti. Jadwal mu sampai nanti siang..” Yuna kembali mengoreksi buku buku pinjaman lain. Sementara Jisung mengangguk angguk dan duduk di kursi tepat di sebelah wanita 21 tahun itu.

Little Boy♪Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ