10. Tragedy

974 85 2
                                    

Tepat sebelum semua orang tak menyangka.
.
.
.

Happy Reading

Maaf kalo ada typo 🙏🏻



13.36 KST
Hari yang cerah.

Mark sedang mengutak atik segala berkas yang menumpuk di meja kantornya. Ah tidak, ia di kantor Renjun. Sedang tidak ada kegiatan saja..

"Aku heran kenapa aku harus kesini. Aku kan punya bisnis sendiri.." gumam Mark heran.

Iya, dia heran kenapa mau saja menuruti keinginan Renjun untuk singgah sebentar dikantornya. Padahal kan Mark juga punya urusan di kantornya sendiri. Mengurus banyak naskah yang belum tercetak.

"Dasar Renjun. Aku tidak akan kesini kalau dia tidak mengomel" gerutunya mengingat Renjun yang meminta padanya namun menggunakan nada tinggi.

Mark meletakkan semula berkas berkas nya. Memilih memainkan ponselnya tanpa niatan khusus. Hanya membuka video, melihat lihat foto atau apapun yang ia lihat.

Sampai, ketukan di pintu mengalihkan atensinya. Membuat ia meletakkan ponselnya, penasaran dengan orang di luar pintu.

Tok tok tok

"Mark hyung, boleh aku masuk?" suara Yangyang

"Masuklah"

Cekrekk

Pintu terbuka namun hanya sedikit. Menampakkan sebuah kepala yang menyembul darisana. Mata yang agak sipit mengintip sebelum seluruh tubuhnya terlihat dibalik pintu.

"Yow hyung, Renjun ingin aku memberikan ini.." Yangyang meletakkan 2 buah map di meja sebelum menambahkan kata katanya. "Dan satu berkas lagi, itu milikmu. Ada orang yang datang tadi, dan memberikan ini."

Ah ngomong ngomong, dia adalah sekretaris pribadi Renjun. Mereka seumuran. Jadi, tak ada panggilan khusus, lebih seperti kawan daripada bos dan karyawan.Yangyang juga sudah seperti keluarga bagi Mark. Sudah tak heran kalau mereka akrab.

Mark mengangkat satu alisnya. Menatap 2 map dengan warna yang berbeda. Dan ada label tertulis di bagian pojok.

Lee Renjun
Surat kerjasama Expara group

Lee Mark
Penandatangan penerbitan 'The moon that misses home'

"Ah, ini. Baiklah, terimakasih karena kau sudah membawakan nya"

Yangyang mengangguk senang.

Lalu Mark kembali pada ponselnya. Mengirim pesan pada rekan penerbit bahwa ia akan datang sore ini untuk masalah penerbitan bukunya.

Namun, dilihatnya Yangyang yang tak kunjung pergi dari ruangannya. Masih tersenyum menggoda, seperti memberikan kode tertentu.

Mark menatap bingung sebelum ia mengerti apa maksud pria 24 tahun itu.

"americano??"

"Ya!!" Yangyang bersorak senang sebelum mereka berdua saling tertawa.

•••

Gelap terang seperti unsur dalam menggambar. Itu yang ada di sekitarannya. Kursi rusak, meja yang sudah termakan rayap, buku buku yang sudah berdebu, lemari tinggi yang tak terpakai, orang orang pun tahu pasti ini dimana.

Gudang.

Bukan gudang yang saat itu datangi, ini adalah gudang belakang sekolah. Dan sialnya, Jisung terjebak disini.

Little Boy♪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang