46. Nasib sang pelaku.

73 3 0
                                    

Beberapa bulan kemudian ....

Kelas sudah usai, beberapa murid pun keluar ruangan dalam kondisi berbahagia. Sebentar lagi, mereka akan berbaring di kasur empuk dan menikmati camilan ringan. Gadis cantik yang memakai baju, dominan hitam, sedang berjalan melewati lorong. Gaya swag akan membuat siapa pun iri.

"Mau ke mana?" tanya seseorang di belakang tubuhnya.

Arasya pun menoleh pada sumber suara. Dia melihat Alvarios sedang keluar dari salah satu kelas.  Hal pertama yang dilihat adalah sepatu, itu adalah produk mahal dan hanya diproduksi beberapa pasang saja.

Semakin melirik ke atas, Arasya semakin melotot kaget. Cahaya mentari seakan pandai menyorot orang tersebut. Ekspresi bercahaya serta sangar membuat semua orang menjadi merinding sekaligus mengagumkan.

"Jangan pergi jauh-jauh!" lanjut orang tersebut.

"Kenapa emangnya?"

"Kalau kita dekat, gue bisa lindungi lo."

"Hahaha ... tenang aja! Setelah Bapak Roni dipenjara, gue aman!"

Mereka semakin berjalan mendekat. Dua mata bertemu dalam satu waktu. Senyum Alvarios dan Arasya terlihat mengembang. Keduanya melirik satu sama lain dan merasakan perasaan serupa.

"Lo cantik, pasti banyak yang pengen miliki lo," ungkap Alvarios sambil memasukan kedua tangan ke saku.

"Terus, kenapa kalau banyak orang yang pengen miliki gue."

Alvarios menoleh dengan senyum tipis. "Jangan, nanti ada yang cemburu!"

"Siapa?"

"Yang tadi bilang 'jangan'," jawabnya dengan ekspresi dingin.

Bibir Alvarios terangkat ketika melihat Arasya merentangkan telapak tangannya. Sepertinya gadis ini ingin digandeng erat. Tanpa basa-basi, Alvarios menyanggupi permintaan tadi dan bergandeng tangan dengan Arasya di sepanjang lorong.

Dua orang populer berjalan sejajar dan membuat siapa pun menjadi tercengang. Ini adalah pemandangan indah, tetapi akan membuat para jomblo menjadi iri dengki.

"Astagfirullah, Ukhty! Jangan zina!" teriak Habibi dari belakang tubuh mereka.

Keromantisan di antara mereka seketika lenyap. Habibi sudah berlari kencang ke arah mereka dan akan memisahkan dua remaja tersebut. Alvarios langsung terlihat badmood, sedangkan Arasya langsung tertawa kencang.

"Hoho ... whattShap, baby!"  balas Arasya sambil bersalaman pada Habibi.

Habibi melotot kaget ketika sang sahabat menyentuh kulitnya.

"Allahu Robbi, ANE UDAH WUDU!" protes Habibi dengan ekspresi depresi.

"Hahaha ... heboh banget, sih? Padahal kemarin lo sangat bijak."

Dua sahabatnya malah sibuk tertawa bersama. Alvarios cemberut kalau tidak diajak bicara dan dibiarkan sendirian. Dia memang cuek, tapi tidak suka dicuekkan.

"Kemarin bisa bijak, karena kerasukan kodam-nya Alvarios," celetuk Habibi di depan orangnya langsung.

"Baru juga gabung, udah digibahkan aja," desis Alvarios dengan ekspresi datarnya.

"Ane enggak gibah, ngomong kejelekan doang," elak Habibi.

"Hahaha ... sama aja, bahlul!" canda Arasya sambil menepuk pundak Habibi.

Ketika berjalan berdua, suasana terasa sangat romantis ... meskipun hanya diisi oleh beberapa pasang kata. Namun, kalau Habibi sudah datang ... jangan harap bisa melakukan adegan manis! Dua sahabatnya saja langsung diberi ceramah nyelekit.

SKANDAL KAMPUS. (TAMAT)Where stories live. Discover now