22. friend and family.

83 4 0
                                    

"Jangan dengerin apapun!" pinta Alvarios sambil menatap jalan.

Keduanya terus berjalan bersama, beriringan bagaikan sepasang kekasih. Nyatanya, mereka adalah sahabat yang sulit ditebak.

Ada yang bilang mereka pasangan kekasih, ada yang bilang kalau Arasya cocok untuk Habibi. Kalian ada di kubu mana? Alvarios atau Habibi?

Arasya menoleh dan tidak tahu. Siapakah yang memiliki perasaan lebih besar. Yang dia tahu, kedua temannya adalah orang super  baik.

Ketika mereka sudah sampai di tempat parkir, Arasya melihat Habibi sedang di atas motor sambil memejamkan matanya.

"Ngapain meren-melek gitu? Mau ternak tuyul?" tanya Arasya pada Habibi.

Habibi pun membuka mata lalu menoleh. "Lagi membaca doa supaya dijauhi dari setan, eh, setannya malah muncul."

"Wah, ngeselin banget lo!" Arasya berjalan mendekat. "Mau baku hantam?"

"Laki-laki gak boleh melawan perempuan," balas Habibi, "sesungguhnya perempuan itu terbuat dari tulang rusuk. Kalau dikasari bisa semakin bengkok, patah, atau malah remuk."

"Calon ustadz, jangan dilawan!" sela Alvarios sambil terkekeh.

Ketua geng Harlubis sudah berada di atas motor. Tubuh tegaknya membuat Arasya menjadi terkesima. Tidak lama kemudian, Alvarios memakai helm hitam lalu memberi helm yang lain pada Arasya.

Arasya meraih helm itu sambil berkata, "Mau pulang sekarang? Buru-buru amat."

"Udah siang."

"Ya, terus kenapa?"

"Gimana kalau jalannya makin panas?" Alvarios melirik Arasya dengan tatapan ketus. "Nanti lo bisa kepanasan."

Habibi menunggangi sepeda motornya, lalu menatap Arasya dengan tatapan depresi.

"Ukhty, kalau ente ngejawab terus ... nanti kita bisa makin telat. Ane mau ngobrol sama orang," ucap Habibi.

"Ngobrol sama siapa?" tanya Arasya, "sama cewek, ya?"

Habibi pun mengangguk. "Iya."

"Ih, lo selingkuh dari gue, Bib?"

"Ane mau ngobrol sama Irisyi Livi mihiswiri, kucing ponakan ane yang baru aja lahiran."

"Astagfirullah, kenapa namanya mirip kayak nama gue, Biiibbbb?" balas Arasya dengan tatapan memelas.

"Katanya, nama ente cantik. Mbak kunti aja kalah," balas Habibi, seadanya.

"Hish, dasar ngeselin!" dumel Arasya.

Tangan kanan Arasya memukul tangan Habibi secara pelan. Alvarios tersenyum tipis ketika melihat kelakuan teman-teman jahilnya.

Alvarios memasukan gigi motor, kemudian melaju dengan kecepatan sedang. Dia hobi ngebut-ngebutan di jalan, tetapi tidak tega membuat Arasya jantungan.

Wajah mereka terlihat begitu ceria, padahal beberapa menit lalu ... Arasya debat dengan Veni serta Rafael.

Gadis tersebut memiliki keahlian dalam menyembunyikan rasa. Setelah sampai di depan gerbang rumah, Arasya pun turun dari motor.

"Hati-hati jalannya!" ucap Alvarios sambil tersenyum tipis.

Arasya malah mendelik. "Yang hati-hati itu harusnya kalian!" balasnya dengan tatapan kesal.

Alvarios menepuk pundak Habibi. "Bib, Arasya masih kesel sama lo."

"Biarin aja!" seru Habibi, "kalau besok masih marah, ente dimandikan kembang tujuh rupa aja, ya?"

"Astagfirullah, gue ukhty, bukan kunti!" protes Arasya sambil berkacak pinggang.

SKANDAL KAMPUS. (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang