31. Kisah haru mereka.

57 3 0
                                    

"Gue mau ngobrol sama lo!" ucap seseorang di belakang tubuhnya.

Primadona ini langsung balik badan lalu menatap sumber suara. Ternyata orang itu adalah Veni, pacar Rafael yang sempat melabrak dirinya.

"Mau ngobrol apa?" tanya Arasya.

"Gue cuma mau ngobrol berdua."

"Gue sibuk, pergi sana!"

"Ini penting!"

"Oke, kapan? Di mana?"

"Belakang gedung sekolah, sekarang!" Veni pun berjalan menuju tempat yang sudah disebutkan.

Arasya tahu bahwa teman lamanya itu sedang mengucapkan kalimat serius. Kalau tidak penting, tidak mungkin Veni mengajaknya untuk mengobrol bersama. Namun, Arasya malas kalau Veni hanya membahas Rafael atau memberi ancaman supaya Arasya menjauhi Rafael.

Lantas, apa yang akan dibahas oleh Veni di belakang gedung sekolah?

***

Dua pasang mata sedang menatap satu sama lain. Dua gadis berbeda karakter tidak ada yang mau memulai pembicaraan.

Mereka kompak terdiam saat terik matahari semakin memanas. Meskipun panas, Veni tetap memaksa Arasya untuk berada di belakang gedung kampus.

Tidak berselang lama, Arasya mendekati gadis di hadapannya dengan perasaan jengkel. Kedua tangannya mengepal hebat dan lawan bicaranya melakukan hal serupa.

"Lo mau apa?" tanya Arasya.

"Ternyata gosip itu benar, ya?" tanya balik Veni.

"Maksudnya apaan, sih, Ven?"

"Ada gosip yang bercerita kalau lo dekat dengan Pak Roni. Lo mau mendapat nilai besar 'kan, Sya?"

"Emang siapa yang gak mau mendapat nilai besar? Semua mahasiswa mau nilai besar, termasuk lo. Iya, 'kan?

Veni terlihat meremas telapak tangan dan lebih kencang daripada sebelumnya. "Lo bodoh banget, Sya! Kalau pengen nilai, jangan pernah menggoda suami orang lain!"

"Emang siapa yang menggoda suami orang lain?" Arasya menjadi semakin kepanasan.

"Lo penggoda kampus demi sebuah nilai! Lo berusaha merebut suami dari istrinya!" jelas Veni dengan keyakinan tinggi.

Veni langsung menyodorkan foto di sebuah HP. Itu adalah foto Arasya yang sedang membungkuk dan membasuh wajah, tetapi Pak Roni sedang berada di belakangnya sambil mengelus-elus punggung Arasya.

"Gue punya bukti kalau Pak Roni tertarik sama lo," lanjut Veni.

Arasya pun meraih foto tersebut. Matanya melotot tajam ketika tahu bahwa teman masa kecilnya tega memfoto mereka secara diam-diam. Bahkan, Veni sampai salah paham dan mengira bahwa Pak Roni sedang PKDT dengan Arasya. Ini gila! Ya. Pemikiran yang sangat salah.

"Lo jangan kayak gitu, Ven! Jahat banget kalau sampai lo sebar. Hapus fotonya!" pinta Arasya dengan ekspresi panik.

"Eits! Gak semudah itu, primadona," ledek Veni sambil tersenyum jahil.

"Lo mau hapus atau gue yang hapus?"

"Kalau gue milih 'atau' , lo mau apa?" kata Veni dengan spontan.

Primadona kampus tidak menjawabnya dan berusaha merampas handphone itu dari tangan Veni. Namun, Veni langsung memasukkan HP-nya ke dalam saku baju.

"Jangan gila, Veni! Lo adalah sahabat masa kecil gue, harusnya mengerti kalau gue gak akan bisa merebut suami orang lain."

"Lo bisa merebut suami orang lain, Sya. Bisa banget malah! Lo cantik, primadona, kaya pula."

SKANDAL KAMPUS. (TAMAT)Kde žijí příběhy. Začni objevovat