「 33 : One More Step 」

Start from the beginning
                                        

Dengan langkah panik dan cemas, Taeyong berlari kecil menghampiri Jeno yang berdiri tepat di depan pintu. Niat hati ingin cepat-cepat lari keatas agar tidak ketahuan orang lain, eh malah dipergoki oleh ibunya langsung.

Beruntung seragam miliknya yang kotor dan ternodai darah sudah ia bungkus rapi menggunakan kantong plastik dan ia masukkan kedalam tas ransel miliknya. Tubuhnya kini hanya berbalut hoodie hitam yang sengaja ia simpan didalam loker sekolah dan celana seragam yang sedikit terkena bercak darah.

Namun mata elang Taeyong tak bisa ditipu, bekas lebam dan bengkak pada wajah Jeno masih terlihat meski tidak kelihatan parah seperti sebelumnya.

Mungkin efek kelelahan, tubuh Jeno beregenerasi sedikit lambat dari biasanya.

“Huhuhu, ada apa? Apa yang terjadi? Siapa orang yang telah melukaimu? Beritahu Mommy sekarang juga...” Mata bulat Taeyong sudah berkaca-kaca dan memerah, siap menumpahkan sakit hatinya kedalam tangisan kala melihat kondisi sang putera yang babak belur dihajar seseorang.

Tangkupan tangan Taeyong pada kedua sisi wajahnya sedikit menyulitkan Jeno membuang muka. Pemuda itu tidak tega membuat ibunya menitikkan air mata gara-gara melihat kondisinya yang menyedihkan ini.

“Ada apa ini? Aku seperti mendengar Taeyong menangis?” Tak lama kemudian, suara husky seorang pria yang amat familiar terdengar dari arah belakang Jeno yang posisinya membelakangi pintu.

Tubuh Jeno seketika menegang mendengar suara sang ayah terdengar kian mendekat.

“Taeyong? Ada apa, sayang? Kenapa menangis??” Jaehyun terkejut melihat istrinya bercucuran air mata seraya memegangi wajah si bungsu.

“Jeno?” Jaehyun memanggil sang putera yang masih membelakangi dirinya.

Dengan sedikit kikuk, Jeno berusaha menengok kebelakang menatap sang ayah. “Hehe~ Hi, Dad,” sapanya dengan cengiran bodoh yang membuat Jaehyun membulatkan matanya kaget.

“Ada apa dengan wajahmu?!” Tak jauh berbeda dengan reaksi yang Taeyong berikan, Jaehyun juga sama terkejutnya. Bapak dua anak itu lantas berjalan tergesa mendekati Jeno untuk memeriksa kondisi puteranya.

“Jeno, apa yang terjadi? Siapa yang membuatmu seperti ini??” Jaehyun memeriksa tubuh Jeno dari atas sampai bawah, mengecek bagian mana lagi yang terdapat luka ataupun lebam disekujur tubuh ramping sang putera.

“Uhuhuhuhu~ Siapa yang sudah berbuat jahat pada puteraku? Berani sekali orang itu!” Taeyong benar-benar sedih saat ini. Merasa gagal karena tidak becus menjaga puteranya dengan baik.

Jeno panik, bukan maksudnya membuat sang ibu bersedih mengetahui kondisinya saat ini. Tahu begitu, lebih baik tadi ia menunggu sampai kondisinya benar-benar pulih sebelum pulang ke rumah!

“Ada apa sih ini?” Penasaran mendengar suara ramai-ramai di depan, Mark datang menghampiri kedua orangtuanya yang tengah mengerubungi seseorang.

“Ada ap―what the!? Apa yang terjadi padamu?!” Mark kaget begitu melihat wajah sang adik yang terdapat luka dan lebam yang mulai samar.

Jeno mendengus pelan. Tubuhnya benar-benar lelah, tetapi sepertinya ia belum diijinkan beristirahat sebelum membeberkan apa yang sebenarnya ia alami.

“Aku rasa jawaban yang kalian inginkan ada didalam file ini.” Lantas Jeno memberikan sebuah flashdisk diatas telapak tangan Jaehyun.

“Bolehkah aku membersihkan tubuhku lalu istirahat sejenak? Aku benar-benar lelah sekarang,” ijin Jeno kemudian. Ekspresinya terlihat sayu, Jaehyun tahu anaknya itu tidak berbohong.

Tak tega, Jaehyun akhirnya memberikan waktu istirahat untuk Jeno. “Naiklah keatas, dan beristirahatlah yang cukup sampai kondisimu benar-benar pulih,” titahnya pada si bungsu.

Sedikit tidak rela ditinggal Jeno, tetapi mau tak mau Taeyong membiarkan bungsunya itu naik keatas untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.

Taeyong tidak mengedipkan matanya sama sekali, memandangi punggung Jeno dengan perasaan campur aduk yang didominasi oleh perasaan cemas sekaligus khawatir.

“Jaehyunie, Jeno―”

“Tak apa. Jeno anak yang kuat, hal seperti ini bukan masalah besar untuk anak itu. Tenang ya? Aku akan mengecek isi dari file ini dulu. Lebih baik kamu juga segera membersihkan diri lalu istirahat yang banyak.” Tangan besar Jaehyun mengusap lembut puncak kepala sang istri. Tahu bila Taeyong benar-benar mencemaskan kondisi Jeno yang perlahan mulai membaik.

“Mommy tenang saja, aku akan mengecek keadaan Jeno setelah ini. Mom juga harus banyak istirahat.” Mark ikut membujuk Taeyong, karena kalau tidak ibunya itu pasti akan menyusul Jeno ke kamar sang adik.

Ini tentunya tidak baik untuk kesehatan Taeyong, mengingat sekarang Taeyong membawa nyawa baru didalam perutnya.

Ya, Taeyong tengah mengandung buah cintanya dengan sang suami untuk yang ketiga. Usianya masih enam minggu, jadi masih rentan.

“Perlu aku antar ke kamar, hm?” Jaehyun menawari Taeyong. Tentu pria itu mengkhawatirkan kondisi sang istri yang masih rawan.

Gelengan ringan Taeyong berikan sebagai jawaban. Jaehyun mempunyai pekerjaan lain yang harus pria itu lakukan. “Tolong periksa isi dari flashdisk itu. Apapun yang terdapat dalam filenya, aku ingin orang itu mendapat ganjaran yang sesuai atas perbuatannya kepada Jeno.” Kedua tangan Taeyong mengepal kuat, menahan emosi yang mulai menguasai hati.

Jaehyun mendesah panjang, sepertinya malam ini ia tidak bisa tidur nyenyak. Ia harus segera menindaklanjuti masalah yang menimpa sang putera. Jeno mungkin tengah merencanakan sesuatu, dilihat dari flashdisk yang telah dipersiapkan anak itu.

Taeyong beranjak pergi dari lobi, bergegas menuju kamar utama untuk membersihkan diri sehabis dari luar rumah. Mungkin besok dirinya akan menginterogasi Jeno, benar yang dikatakan Mark, ia harus banyak beristirahat demi menjaga kesehatan kandungannya.

“Jadi, Daddy akan mengambil alih masalah Jeno atau akan membiarkan anak itu yang mengatasinya sendiri?” Setelah Taeyong menjauh, Mark baru berani bertanya.

Jaehyun berpikir sejenak seraya menatap flashdisk hitam ditelapak tangannya. “Tergantung Jeno. Apapun yang sudah dia rencanakan, Daddy akan mengawasi dari kejauhan. Biar dia belajar mengatasi persoalannya sendiri dan bertanggungjawab menanganinya sampai tuntas,” jawab Jaehyun dengan tegas.

Mark mengangguk mengerti. Tetapi ia tahu, ayahnya itu tidak akan tinggal diam apabila Jeno meminta bantuan. Mark jadi dilanda penasaran, ingin melihat sendiri pembalasan yang sudah Jeno susun dengan sangat rapi.


👑 TBC 👑



Our Fate 「 The Jung 」Where stories live. Discover now