「 33 : One More Step 」

Start from the beginning
                                        

“Sudah, tak perlu memikirkan dia. Kalian, bawa tubuh tak berguna itu ke pembuangan sampah di belakang. Dan segera bersihkan ceceran darah yang mengotori lantai ini. Jangan tinggalkan bekas apapun di sini.” Hangyu memerintahkan ke-empat pengikutnya untuk membereskan bekas perkelahian yang tersisa.

Tanpa berani membantah, ke-empat pengikut itu segera melaksanakan perintah Hangyu. Pertama yang mereka lakukan adalah mengangkut tubuh tak berdaya dan mengenaskan Jeno menuju tempat pembuangan sampah akhir yang terletak di belakang gedung sekolah.

Bruk

Layaknya membuang kantong sampah besar, dua pengikut Hangyu melemparkan tubuh Jeno dengan tidak berperasaan keatas tumpukan kantong hitam berisi sampah-sampah kelas yang bau.

“Yikes! Tempat sampah memang tempat yang cocok untuk orang payah sepertimu!” ucap salah satu dari ke-empat pengikut itu.

“Sudah, ayo kita bersihkan bekas darah di lantai atas. Sebentar lagi satpam akan berkeliling memeriksa setiap ruangan!”

Cuh

Sebelum beranjak pergi meninggalkan Jeno yang tergeletak mengenaskan diatas tumpukan sampah, salah seorang dari mereka meludahi Jeno sebelum berlari menjauh menyusul kawanannya yang sudah pergi lebih dulu.

“Man...the worst of the worse!” gumam Jeno sambil menghembuskan nafas panjang.

“Ini terakhir kalinya kau merendahkan dirimu didepan orang lain. Atau aku sendiri yang akan bertindak, Jung!” King kepalang kesal dengan Jeno yang masih mengalah.

Bluwegh..

Rasa besi yang amis didalam mulut benar-benar membuat Jeno mual. “Aku ingin segera pulang...” racaunya kemudian.

Sayangnya, ia masih harus berbaring diatas tumpukan sampah menjijikan itu sampai Hangyu dan kawanan pemuda itu pergi dari sekolah.

“Aku benar-benar kesal padamu, Jung...” King tak henti-hentinya menggeram marah dan kecewa. Lantaran Jeno melarangnya melawan anak-anak bajingan tadi.

“Hum....kepalaku pusing, kenapa mereka lama sekali sih perginya?”

Jeno harus tetap mempertahankan kondisinya seperti sekarang guna menyakinkan anak-anak itu bahwa dirinya telah kalah telak.

“Lalu apa rencanamu selanjutnya?” King sudah malas mengambil bagian lagi dalam misi balas dendam Jeno selanjutnya, kalau pada akhirnya dia hanya mendapat kekecewaan lagi.

Bukannya menjelaskan langkah selanjutnya yang akan ia tempuh, Jeno justru menyunggingkan senyum liciknya. “Aku yakin mereka akan senang melihat ‘hadiah’ perpisahan dariku saat upacara kelulusan nanti. We will see their lovely expression at that day. Aku yakin sekali mereka akan puas menerima kejutan dariku nanti,” jawabnya penuh percaya diri, dan diakhiri dengan kekehan ringannya seakan sudah tak sabar menanti hari kelulusannya tiba.

Apapun yang akan Jeno lakukan, King hanya akan menonton dari kejauhan saja. Dalam hati masih dongkol kepada Jeno yang tidak mau menggunakan cara keras untuk membalas para bajingan cilik itu.



🌉

🌉





“KYA?! APA YANG TERJADI PADAMU, ANAKKU?!”

Setibanya di mansion, Jeno mendapat sambutan heboh dari sang ibu yang kebetulan juga baru pulang dari butik yang dikelola si cantik itu.

Keduanya tak sengaja berjumpa di depan lobi mansion saat Taeyong baru turun dari mobil yang tadi menjemputnya.

Our Fate 「 The Jung 」Where stories live. Discover now