“Saksi ya..” King melirik sekitar mereka, mencari spot yang sekiranya masih terjangkau oleh bidikan kamera CCTV yang terdapat disudut-sudut lorong.
Bibir tipis Jeno menyunggingkan senyum licik. “Maju, dan lawan aku. Tunjukkan padaku bila kau memang Alpha terkuat dan berkuasa seperti yang kau sombongkan selama ini.” King semakin menantang Hangyu untuk maju melawan dia.
Dan bodohnya, Hangyu terpancing dengan begitu mudah. Tanpa pikir dua kali lagi, Hangyu maju hendak melayangkan sebuah bogeman keras pada pipi Jeno yang telah meremehkan kemampuannya.
“Hangyu!/ Boss!!!” Taehan dan ke-empat pengikut Hangyu berseru panik.
Perkelahianpun tak terhindarkan. Hangyu tak henti-hentinya berupaya melayangkan pukulan pada sekujur tubuh Jeno menggunakan kekuatan wolfnya. Namun Jeno dapat dengan mudah menghindari serangan demi serangan yang Hangyu berikan.
Tak mau hanya menjadi penonton saja, Taehan turut bergerak maju diikuti pengikut Hangyu yang lain, hendak membantu si 'ketua' menyerang Jeno yang bergerak cukup gesit.
“Tangkap dia!!” Hangyu memerintahkan para pengikutnya untuk memegangi kedua tangan Jeno dan menahan pergerakan pemuda itu.
Grep
“DIAM KAU! KAU HANYA MENYUSAHKAN KAMI SAJA!”
Dan berhasil. Ke-empat pengikut Hangyu berhasil menangkap tangan Jeno dan mengikat kuat kedua tangan Jeno kebelakang.
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Hangyu maju mendekati Jeno lalu dengan keras melayangkan bogeman mentah pada wajah Jeno.
Buaghh
Bugh
Bugh
“AHAHAHAHA! RASAKAN INI!! INI ADALAH PELAJARAN YANG KAU DAPAT KARENA MULUT BESARMU ITU! RASAKAN INI, JUNG!!” Bak orang kesetanan, Hangyu menghajar wajah serta menendang perut Jeno berulangkali.
Tak ingin ketinggalan kesenangan, Taehan dan para pengikut lainnya juga ikut memberi pukulan pada Jeno sebagai ‘hadiah’ sekaligus melampiaskan rasa kesal mereka atas ucapan Jeno sebelumnya.
“Uhuk!” Darah sedikit menyembur keluar dari mulut Jeno yang terbatuk keras. Jeno dapat merasakan bagian dadanya terasa luar biasa nyeri dan sesak akibat pukulan serta tendangan yang diberikan anak-anak sok keras itu.
Hangyu mendesah lega. Tak memperdulikan bercak darah menodai kerah seragam yang ia kenakan. Tangannya juga memerah dan sedikit bengkak setelah menghajar Jeno dengan sangat keras. Kelegaan mulai memenuhi hati Hangyu, setelah pemuda itu berhasil melampiaskan emosinya yang tadi meledak-ledak dan menstabilkannya kembali dengan cara menghajar orang yang telah membuatnya murka.
“Fiuh~ Melegakan sekali...” desah Hangyu sebelum menyingkir dari atas perut Jeno yang tadi didudukinya.
“Uhuk! Uhuk!” Jeno tak sanggup berkata-kata sekarang. Tak hanya mulutnya saja yang terasa sakit dan kebas tetapi juga lehernya yang sempat dicekik kuat oleh Hangyu.
Rupanya pemuda itu ingin sekali membunuhnya. Jeno tertawa geli dalam hatinya.
“Bo-boss, menurutmu kita tidak kelewatan?” Sadar akan perbuatan mereka yang keterlaluan, ke-empat pengikut Hangyu mulai dilanda ketakutan. Jeno sama sekali tidak bergerak lagi bahkan nafasnya sulit untuk didengar.
Namun Hangyu sama sekali tidak perduli. Alpha itu membersihkan kedua tangannya yang ternodai darah menggunakan sapu tangan miliknya seraya berjalan menjauhi tubuh korban penganiayaannya.
Sementara Taehan memandang ngeri wajah Jeno yang sudah dipenuhi lebam serta darah yang mengucur keluar dari hidung serta mulut pemuda itu.
“Kau yakin dia tidak mati?” Mungkin kali ini mereka sedikit kelewatan batas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fate 「 The Jung 」
Fiksi PenggemarSequel of My Mate "Jaehyun, aku takut terjadi sesuatu pada anak-anak kita." "Jangan khawatir, okay? Kita hanya cukup percaya kepada mereka. Anak-anak kita kuat dan tau cara mengendalikan diri mereka sendiri. Jika suatu saat nanti 'mana' itu mulai m...
「 33 : One More Step 」
Mulai dari awal
