「 33 : One More Step 」

Začít od začátku
                                        

“Perlu kumusnahkan mereka detik ini juga?” King muncul dengan nada bicara terdengar tidak bersahabat sama sekali. Rupanya sisi wolf Jeno itu sudah tidak bisa menahan diri untuk memberi pelajaran pada anak-anak sialan itu. Atau kalau perlu, sekalian musnahkan saja bocah-bocah tak tahu diuntung itu dalam sekejap.

“Sayang sekali, tapi kita hanya boleh membuat mereka sebatas pingsan, tidak boleh lebih,” balas Jeno dengan dengusan nafas tidak puas.

“Hahaha. Lihat apa yang kami bawa ini, Jung. Ini adalah 'sesuatu' yang bisa membuat duniamu menjadi lebih berwarna dan bahagia,” kata Hangyu sembari membuka penutup yang melapisi jarum suntik tersebut.

Jeno melirik wajah Hangyu yang berada disisi kanannya, ekspresi muka pemuda itu terlihat pucat dengan keringat bercucuran dari puncak kepala. Padahal cuaca tidak sedang panas.

‘Anak ini baru saja mengonsumsi obat itu rupanya,’ batin Jeno dalam hati.

Jarum suntik itu diarahkan ke lengan kanan Jeno. Jeno yang melihat itu, segera memperingatkan Hangyu, “Berhenti atau kau akan menerima akibatnya, Hangyu.” Dengan Alpha-tone yang sukses membuat Hangyu dan kawanan pemuda itu membeku kaget.

Secara serempak, anak-anak itu mengalihkan seluruh atensi mereka ke arah Jeno dengan tatapan syok yang terlihat bodoh.

“Ka-kau! Kau seorang Alpha?!” Taehan berseru kaget. Pasalnya selama Jeno bersekolah disana, aura yang dipancarkan oleh Jeno terasa biasa, tak ada spesialnya sama sekali seperti aura seorang Alpha pada umumnya.

Maka dari itu banyak yang berasumsi bila Jeno hanyalah seorang Beta.

So what? Sekalipun aku Beta atau bahkan Omega, kalian tidak sepantasnya berulah seperti ini pada orang lain. Kalau kalian berniat menimbulkan masalah, jangan menyeret orang tak bersalah kedalam urusan kalian dan bahkan merugikan orang lain.”

Secara mengejutkan, King mengambil alih tubuh Jeno. Tangan-tangan yang mencengkram kedua tangan serta pundak Jeno ditepis secara keras oleh King. Para werewolf ingusan yang tadi merendahkan serta meremehkan Jeno seketika memundurkan langkah mereka kebelakang. Menjauh dari Jeno yang mulai memancarkan aura yang terasa mengintimidasi.

“Jangan apa-apakan mereka dulu, King. Pembalasan yang sebenarnya akan kita mainkan dalam dua hari lagi, sebelum itu kita harus bersabar sedikit lagi.” Lagi, Jeno memperingatkan King yang siap ‘menerkam’ anak-anak itu kapan saja.

King menghela nafas berat, wolf itu berupaya menahan diri untuk tidak mencabik leher anak-anak ingusan lemah didepannya dalam sekali gigit.

Sementara itu, Hangyu dan kawan-kawannya bergetar dibawah rasa takut mereka. Feromon Alpha yang Jeno pancarkan terasa mendominasi sekali dan terasa mencekik leher sampai membuat mereka kesulitan menghirup oksigen dengan benar.

Ini merupakan kali pertama mereka dibuat tak berkutik dan tunduk dibawah kekuasaan orang lain selain Hangyu yang selalu mengagung-agungkan dirinya sebagai Alpha yang paling berkuasa di sekolah itu.

‘Brengsek! Jadi dia juga seorang Alpha! Alpha Dominant pula! Aku tidak bisa melawannya secara sembarang, sial!!’ Hangyu menggenggam kuat alat suntik yang berada dalam kepalan tangan kanannya sampai membuat benda itu patah menjadi dua. Seketika melupakan niat busuknya yang ingin membuat Jeno menjadi seorang pengguna seperti dirinya.

“Hangyu, apa yang harus kita lakukan?” Salah seorang dari pengikut Hangyu berbisik. Tak tahu lagi harus berbuat apa sebab anak itu tidak bisa memberontak melawan Jeno yang masih dalam dikuasai oleh sisi Alpha pemuda tersebut.

Our Fate 「 The Jung 」Kde žijí příběhy. Začni objevovat