32

34 3 0
                                    

23.00 PM

Isla baru selesai menidurkan Varo dan Vargar setelah menyusui anak-anaknya yang menangis. Sementara Radika yang pergi mengantar sahabat-sahabatnya ke lobby, kembali ke penthouse setelah mobil yang membawa Rey, Ian, Joe dan Ralph ke hotel hilang dari pandangannya.

"Anak-anak udah tidur yah sayang?" Tanya Radika setengah berbisik saat masuk ke kamar si kembar dan melihat Isla mencium kening putra-putranya secara bergantian.

Isla mengangguk singkat. Radika pergi menghampiri tempat tidur bayi si kembar, memberi ciuman selamat malam pada anak-anaknya lalu menarik istrinya ke kamar utama yang di tempati mereka.

"Sini sayang," Panggil Radika membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan menyuruh Isla untuk berbaring di dekatnya. Isla tersenyum lembut, naik ke atas ranjang dan membaringkan badannya di samping Radika. Sudah lama sekali mereka tidak tidur berdampingan seperti ini.

Radika memeluk Isla erat, membiarkan kepala Isla berada di dadanya. Senyum indah menghiasi wajahnya karena Isla dan anak-anak mereka kembali padanya. Ia tidak dapat membayangkan bagaimana hidupnya jika Isla menghilang lebih lama. Sebelumnya Radika sudah mengabari papa mamanya tentang Varo dan Vargar, mereka akan mengunjungi si kembar minggu depan setelah menyelesaikan masalah pekerjaan mamanya di Prancis.

"Sayang, aku senang banget kamu kembali lagi sama aku. Besok-besok kamu jangan pernah tinggalin aku kayak gini lagi yah. Aku nggak kuat dan kacau banget tanpa kamu. Aku hampir gila sayang waktu tahu kamu nggak pulang ke rumah dan semua orang nggak ada yang tahu kamu ke mana"

Isla mendongak, menatap manik mata pekat milik suaminya. Tangan lentik Isla mengusap-usap pipi Radika yang kemudian mencium buku-buku Jarinya. "Maafin aku yah udah ninggalin kamu. Lain kali aku akan berusaha untuk menghadapi semua masalah dengan lebih dewasa. Aku juga nggak akan tinggalin kamu mau sesusah dan serumit apapun masalah kita nanti"

Radika merapikan rambut-rambut halus yang menutupi wajah Isla. "Nggak usah minta maaf sayang, aku janji sama kamu buat selalu berusaha jadi sosok ayah yang baik buat anak-anak dan suami yang baik buat kamu. Aku akan berusaha jadi seseorang yang selalu ada di samping kamu apapun situasi dan keadaannya"

"Makasih, mas Dika"

"Terima kasih kembali" Radika mendadak kepikiran mengenai Askara yang sempat mengganjal tadi di pikirannya. "Sayang, aku mau tanya. Kok kamu bisa sama Askara di sini? Gimana kamu waktu melahirkan?"

"Dia yang nolongin aku pas malam itu buat bisa sampai ke sini. Kita nggak sengaja ketemu di jalan waktu itu" jawab Isla lalu menceritakan bagaimana ia bisa sampai ke Jerman bersama Askara dan Aisyah sampai bagaimana ia lihat Anya dan Radika di malam itu yang buat dia mikir buat pergi dari Indonesia. "Pas melahirkan aku di temani sama Askara karena kak Ai ke Hamburg. Tahu nggak, waktu itu pas malam-malam tiba-tiba aja aku rasa sakit banget perutnya dan air ketuban aku pecah. Kara yang panik banget langsung bawa aku ke rumah sakit, terus nggak lama kemudian dokter suruh dia masuk buat temani aku"

Jadi Isla lahiran hanya di dampingi sama Askara seorang? Ah, kesel aku.

Radika cemburu saat tahu Askara yang tak lain mantan Isla adalah orang yang menemani istrinya saat melahirkan, menggantikan posisinya. Salahkan Anya yang menciptakan drama sialan ini. Sampai kapan pun dia tidak akan memaafkan perempuan jalang itu. "Ah sayang, udah. Aku kesel denger kamu yang di temani Askara pas melahirkan"

Radisla: The Arrange Married [COMPLETE] ✔✅Kde žijí příběhy. Začni objevovat