22

34 4 0
                                    

Tepat 2 minggu sejak kepulangan Isla dari Paris, Dara menyempatkan waktu untuk menemui sahabat yang sudah ia rindukan. Karena di minta orang tua nya ke Dubai untuk mengurus masalah bisnis, gadis cantik nan imut itu tidak bisa langsung menemui Isla begitu kembali dari Paris.

"Rumah kamu bagus yah" puji Dara duduk di ruang tamu setelah habis di ajak berkeliling mansion oleh Isla dan Aisyah. Aisyah yang lebih tua 3 tahun dari Isla ini adalah asisten pribadi dan orang kepercayaan Bram yang di pilih langsung oleh Bram sendiri untuk membantu adiknya menghandle beberapa urusan kerjaan dan menemani nya agar tidak sendirian. Aisyah cukup dingin, tegas dan jago bela diri. Orangnya juga sopan, jujur, baik dan bisa di andalkan. Bahkan dia kekeuh tidak mau memanggil Isla dengan sebutan nama saja saat perempuan itu memintanya agar terkesan lebih akrab. Ah, sudahlah mungkin karena masih belum terlalu dekat dia jadi sungkan. Pastinya Isla akan berusaha keras agar Aisyah mau memanggilnya hanya dengan nama.

"Makasih, Dar" balas Isla tersenyum simpul. Setelah pulang, Radika memutuskan untuk mengajak Isla tinggal di mansion mewah miliknya yang belum pernah di tinggali sebelumnya. Dulunya Radika membeli mansion yang menjadi tempat tinggal mereka karena lokasi dan harganya cukup bagus. Alasan lainnya karena ia mau menikahi Isla dan ingin punya tempat tinggal luas nan nyaman saat anak-anak mereka lahir.

"Oh iya, gimana kabar kamu selama ini? Gimana sama Kak Bram?" Sambung Isla menyesap teh madu dari cangkirnya yang di bawa oleh maid bersama beberapa cemilan sehat pilihan Radika.

Aku sama Kak Bram?

Dara menggaruk belakang lehernya canggung. Selama 1 bulan terakhir ini dia dan Bram lebih mesra dan sering bertemu, mungkin hampir setiap hari tapi kakak Isla belum memberi kejelasan mengenai status mereka. Mengenai rasa, apakah Dara menyukai Kakak sahabatnya? Iya, dia menyukai laki-laki yang 9 tahun lebih tua dari nya itu. Bagaimana dengan Bram? Dara tidak yakin apakah laki-laki itu benar-benar menyukai nya atau tidak. Sekarang sudah genap 3 bulan ia di gantung tanpa status dan itu mengusik hatinya setiap hari.

"Ya, gitu deh Sla. Mengenai cinta, aku jujur nggak tahu apa dia itu serius sama aku atau nggak. 3 bulan kita dekat dan sebulan terakhir ini quite sweet and romantic..but"

Dara ragu melanjutkan kalimatnya. Cukup aneh membicarakan hubungannya dengan Bram pada Isla. Meskipun mereka sahabat, Isla tetap saja adik Bram.

Isla yang mengerti perasaan tidak nyaman Dara, meraih tangan gadis itu dan menatap manik mata sahabatnya yang muram. "Dar, just tell me. Aku ini sahabat kamu dan akan selalu jadi pendengar dan pendukung kamu. Ngomong aja yah kalau ada yang bikin kamu nggak enak. Kamu nggak perlu sungkan sama aku untuk apa pun"

"Belum ada status yang jelas mengenai hubungan ini, Sla. Aku nggak tahu apa aku yang terlalu ngebet atau gimana, tapi semuanya bikin aku bingung" Jujur nya sedikit lebih lega bisa mengatakan apa yang ia rasakan.

Sialan nih kak Bram gantung-gantung Dara. Aku laporin papa mama atau labrak langsung aja yah enaknya? Apa lakuin dua-duanya aja?

"Aku paham maksud kamu, Dar. Semangat yah. Apapun itu, ikuti kata hati kamu dan coba tanya atau bicarakan langsung sama dia mengenai kalian. Hubungan tanpa status yang jelas itu nggak enak. If I was in your shoes, aku juga bakal sama bingungnya sama kamu"

Dara tersenyum, memeluk Isla yang sudah menjadi teman dan sahabatnya untuk waktu yang cukup lama. Selalu hanya wanita itu yang bisa memahami nya dengan baik. "Makasih Sla, kamu selalu bisa bikin aku tenang"

"Sama-sama, Dar. Kamu juga selalu baik, perhatian dan ada buat aku, jadi nggak perlu berterima kasih. Kalau kakak aku berani macam-macam atau nyakitin kamu, bilang yah. Biar aku langsung eksekusi mati" candanya yang di balas gelak tawa oleh Dara.

Radisla: The Arrange Married [COMPLETE] ✔✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang