26

26 3 0
                                    

08.00 am

Radika bangun dalam keadaan pusing di atas ranjang private room ruangannya. Apa yang terjadi semalam? Dan apa-apaan ini? Kenapa dia telanjang seperti ini? Isla pasti khawatir karena dia tidak pulang semalam. Iya, dia harus pulang sekarang untuk menemui istrinya. Pasti semalam Isla khawatir karena ia tidak pulang. Tidak papa, ia akan menebusnya dengan mengajak Isla jalan-jalan hari ini. Kebetulan sekarang akhir pekan, jadi tidak ada pekerjaan.

Secepat mungkin Radika mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai dan memakai nya kembali.

"Selamat pagi, sayang. Ternyata kau sudah bangun" sapa Anya keluar dari dalam kamar mandi dengan dress menerawangnya. Apa tidak masuk angin pakai baju setipis itu? Mungkin kertas masih kurang tipis dari baju nya.

"Kamu ngapain di sini?" Tanya Radika memasang tampang tidak senang. Bagaimana bisa Anya ada di ruangannya?

"Lho sayang, kamu lupa yah kita ngapain semalam? You and me, we express our love in this bed" jawab Anya mendekatkan diri ke telinga Radika. Tangannya bergerak untuk mengelus kepala laki-laki itu tapi segera di cekal oleh Radika.

Radika mengeraskan rahangnya. Berani sekali Anya berbicara seperti itu di depannya. Jika ia tidak ingat Anya perempuan, tangannya mungkin sudah menghajar wajah menor wanita itu. "Kamu jangan ngomong sembarangan! Saya nggak akan percaya sama ucapan murahan kamu. Sekarang saya mau pulang ke rumah, istri saya pasti menunggu"

Anya tergelak. Isla akan menunggu Radika setelah memergoki mereka semalam? Yang benar saja. Pasti perempuan itu sudah pergi meninggalkan rumah dan mati karena sakit hati atau semacam nya. "Istri kamu nggak bakal nunggu di rumah karena kemarin dia tahu kamu ada di sini main sama aku"

Langkah Radika terhenti. Apa? Isla tahu dia ada di sini dengan Anya? Tidak mungkin. Anya pasti bohong. "Kamu tidak usah bohongin saya"

"Siapa yang bohong? Istri sialan kamu yang nggak guna itu datang ke sini sama asisten nya tadi malam dan dia lihat aku sama kamu playing our little love game" ucap Anya memasang tampang menggoda nya yang membuat Radika mengernyit jijik. Mantan pacar Radika itu tidak bisa lebih bahagia lagi karena rencana nya kemarin sukses besar. Sekarang, ia dapat memiliki Radika seutuhnya karena cepat atau lambat Isla pasti akan mengajukan cerai ke pewaris tunggal Diningrat group itu.

Apa Anya bilang? Istri sialan tidak berguna?
Sudah cukup. Radika sudah tidak tahan lagi. Tangannya menampar keras pipi Anya hingga bunyi nya bergema ke seluruh kamar. Persetan kalau Anya itu perempuan. "JALANG SIALAN! JANGAN PERNAH LOH HINA ISTRI GUE! AWAS LOH!" Bentaknya pergi meninggalkan Anya dalam keadaan shock.

Anya luruh ke lantai sambil memegang wajahnya. Ia tidak pernah menyangka jika Radika akan menampar dirinya. Air matanya jatuh, ia meraung-raung sebelum akhirnya tertawa seperti orang gila. "Tidak papa, Radika akan menjadi milikku tidak lama lagi"

*******

Radika tiba di mansion nya setelah mengendarai mobilnya bak orang kesetanan di jalan. Untung saja hari ini malaikat maut tidak berminat untuk mengambil nyawanya saat mengebut tanpa mengenal situasi di jalan raya.

"Isla! Isla sayang!" Panggilnya menelusuri seluruh rumah dan tidak mendapati istri tercinta nya. Ia menghampiri para pelayan mansionnya dan menanyakan tentang Isla, tapi semua menjawab kalau Isla belum pulang sejak semalam. Khawatir, cemas dan takut bercampur satu di dalam dada Radika. Anya tidak main-main saat bilang Isla datang ke kantor dan melihat mereka. Perempuan licik sialan. Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada istri dan anak-anaknya karena masalah ini? Ia mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Isla, tapi sayang tidak aktif.

Radisla: The Arrange Married [COMPLETE] ✔✅Where stories live. Discover now