18

32 3 0
                                    

Rome, Italy.

Setelah tiba kemarin malam di Italy dengan jet pribadi keluarga Diningrat, keduanya langsung menuju ke mansion Diningrat untuk beristirahat agar semangat menjelajahi kota Roma di pagi harinya.

"Kak Dika, bangun dong. Sarapannya udah ada. Kita harus sarapan terus keluar jalan-jalan" Panggil Isla menepuk punggung Radika yang masih tertidur pulas. Gadis itu sudah bersiap berkeliling kota dan menyelesaikan list kegiatan hari ini.

"Nggak mau. Kenapa sih harus keluar-keluar? Udah di sini aja" keluh Radika dengan suara parau khas baru bangun tidur. Kedua matanya belum mau terbuka, meski Isla sudah membuka tirai jendela kamar.

"Terus apa gunanya pergi ke luar negeri kalau cuman mau di dalam kamar. Buang-buang uang sama waktu aja"

"Nggak buang-buang uang lah sayang. Di kamar lebih enak daripada di luar. Lagian ini kan rumah kita dan juga kita ke sini nya pakai jet pribadi"

Isla mengernyitkan dahi. Suaminya ini ngomong apa sih? Enak gimana? Orang bosan begini. Mentang-mentang punya banyak uang jadinya kayak gini. Mungkin besok punya rumah di kutub utara juga.

"Apanya yang enak? Orang membosankan begini"

Radika membuka matanya, menatap wajah cantik istrinya yang tampak segar dan bak dewi berkat pancaran sinar matahari pagi dari jendela. "Enaklah. Kalau kita terus disini, kita kan bisa buat Radika Isla junior"

Blush.

Mendadak seluruh tubuh Isla kepanasan. Kenapa kalau Radika ngomong nggak pernah pakai filter sih? Baru juga tiba kemarin, udah macam-macam aja. "Kak Radika, mulutnya jangan macam-macam yah. Ayo cepat siap-siap, sarapan, terus keluar sama aku. Kalau nggak mau, aku tinggal di sini!" ancam Isla.

"Terus? Kamu sendiri gitu perginya? Emangnya enak pergi sendiri?"

"Kenapa nggak enak? Dulu aku sering pergi liburan sendiri kok. Lagian kalau nggak enak jalan sendiri, aku bisa jalan-jalan sama cowok lain. Kamu tahu kan kalau aku ke mana-mana pasti ada yang tanya dan mintain nomor telepon?" tutur Isla terdengar narsis. Sebenarnya sih dia bukan narsis, cuman mau bikin si Radika panas.

"I-iya, sayang. Jangan kayak gitu dong. Aku bangun nih sekarang buat mandi, sarapan dan pergi sama kamu" nurut Radika langsung lari ke kamar mandi setelah meraih pakaian yang sudah di sediakan istrinya.

Setelah sarapan, pasangan itu segera pergi ke tujuan pertama mereka. Pantheon. Tempat yang paling ingin di kunjungi Isla ada di depan matanya sekarang. Dirinya senang sekali mengunjungi tempat-tempat bersejarah seperti ini. Begitu turun dari mobil, ia tidak berhenti mengambil gambar dengan kamera digital yang menggantung di lehernya. Hingga berpindah ke destinasi wisata selanjutnya, Isla masih asik sendiri hingga membuat suaminya seperti orang asing.

Radika menarik tangan Isla, wajahnya kelihatan cemberut tidak mendapat perhatian dari gadis itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Radika menarik tangan Isla, wajahnya kelihatan cemberut tidak mendapat perhatian dari gadis itu. "Sayang, kamu kok cuekin aku terus?" Rengeknya—merangkul lengan Isla dan menyandarkan kepalanya ke bahu gadis itu.

Radisla: The Arrange Married [COMPLETE] ✔✅Where stories live. Discover now