29

23 3 0
                                    

Usia kandungan Isla sudah masuk sembilan bulan lebih. Menurut prediksi dokter, Isla akan melahirkan minggu ini atau minggu depan. Di temani oleh Askara, Isla duduk menonton tv di ruang tamu. Aisyah yang biasanya ikut menemani Isla, terpaksa berangkat ke Hamburg untuk mengurus masalah bisnis penting dan baru akan pulang besok sehingga Askara menginap untuk menjaga Isla yang masuk ke waktu-waktu rawan buat lahiran. 

Duh, kok perut aku mendadak sakit yah?

Isla meringis pelan, kedua tangannya memegang perut. Apa sekarang anak-anaknya mau keluar? Isla berusaha untuk tetap tenang, tapi perutnya semakin sakit. Benar, anaknya akan keluar malam ini.

"Kara, perut aku sakit. Kayaknya si kembar udah mau lahir" lirih Isla sukses membuat Askara panik. Astaga! Hanya dia dan Isla di sini lalu sekarang Isla mau melahirkan?! Bagaimana ini? Askara belum pernah berada dalam keadaan seperti ini.

Sedetik kemudian air ketuban Isla pecah yang membuat Askara lari ke kamar Isla untuk mengambil tas perlengkapan yang di kemas oleh Aisyah dan Isla jauh-jauh hari sebelumnya. Sekarang yang ada di kepala Askara adalah membawa Isla ke rumah sakit secepatnya.

"Ayo, aku bawa kamu ke mobil. Sini, pelan-pelan" ajak Askara berusaha tetap tenang di saat jantungnya sudah berdegup kencang karena panik. Ia menyelempang tas perlengkapan Isla di badannya dan membantu Isla berdiri dari sofa lalu tanpa berpikir panjang ia menggendong perempuan itu keluar dari penthouse secepatnya.

"Kara, sakit" ringis Isla berusaha sebisa mungkin menahan rasa sakitnya saat Askara memasukkan dirinya ke mobil. Kedua tangannya meremas ujung dress yang ia pakai. Askara mengusap-usap punggung Isla sekilas lalu mengendarai mobilnya keluar dari basement. "Kara, cepetan!"

"Iya, sabar yah. Sedikit lagi kita tiba di rumah sakit" ucap Askara menginjak full pedal gas mobilnya. Ia sudah tidak peduli lagi tentang peraturan lalu lintas mengenai berada di kecepatan atas rata-rata dan mengebut di jalan.

**********

Askara dan Isla tiba di rumah sakit 15 menit kemudian. Bak orang kesetanan, Askara berteriak meminta bantuan dengan Isla yang berada dalam gendongannya. Beberapa perawat langsung berlari ke arah mereka untuk membantu dan mendudukkan Isla ke kursi roda.

"Isla, yang kuat yah. Aku bakal dukung dan temani kamu di sini" ucap Askara menguatkan Isla yang tidak henti-henti nya menjerit sakit. Jantungnya dag dig dug melihat Isla yang mau lahiran—takut terjadi apa-apa sama Isla. Dalam hati Askara sudah merapalkan doa agar Isla di lancarkan persalinan nya.

Suster membawa Isla masuk ke dalam ruang VIP untuk langsung di tangani oleh dokter, sementara Askara di minta menunggu di luar. Segera Askara  menelepon Aisyah untuk mengabari kalau Isla akan lahiran dan meminta jika bisa Aisyah pulang ke Berlin secepatnya.

30 menit kemudian, dokter yang menangani Isla keluar dari ruangan tadi. "Keluarga nyonya Isla Diningrat? Suami nya mohon ke dalam untuk menemani istrinya. Nyonya Diningrat akan segera melahirkan anak-anaknya"

Askara tanpa mengatakan sesuatu langsung ikut ke dalam untuk melihat kondisi Isla. Dari tadi ia tidak tenang dan cemas apalagi di sepanjang perjalanan ke rumah sakit Isla terus merintih kesakitan.

"Kara, sakit banget" keluh Isla dengan keringat yang bercucuran di seluruh tubuhnya. Askara menepuk lembut tangan Isla, menyalurkan dukungan buat sosok perempuan yang ia cintai.

Askara menautkan jari-jari nya dengan milik Isla, membentuk sebuah genggaman. "Kamu yang kuat yah. Pegang tangan aku erat-erat, kita lewati ini bareng-bareng"

Radisla: The Arrange Married [COMPLETE] ✔✅Where stories live. Discover now