-Balapan (13)-

94.5K 10.9K 4.1K
                                    

Maaf Aku ngaret update :)

Mungkin yang follow aku di ig pasti tau kenapa kan?

Aku ga akan berenti nulis ini karena hate komen.

Dan terima kasih untuk target kemarin yang terpenuhi, Alhamdulillah.

Bismillah, target 2,5k vote + 3k coment kali ini tercapai, aamiin.

Jangan lupa follow ig Rp real cerita ini
@Nrafkaalghifari
@Nzarasfniera

Dan ig aku untuk informasi lebih lanjut mengenai cerita ini
@Zhrni_slsbila

Mau follback, tinggal dm.

Aku ga bakalan banyak bacot lagi, semoga kalian suka sama chapter ini.

H

appy reading!

***

Narafka kemudian berjalan menuju lemari, dan mulai berganti outfit.

"Mau ke markas Lo itu?"

"Iya, ada urusan penting, gue mau ijin sama Papa dan Mama, Lo gapapa gue tinggal kan?" tanya Rafka memastikan.

"Terserah!" Nazra memutar bole matanya malas, dan pergi dari sana.

"Nanti juga kita bakal berjumpa disana Narafka," tutur Nazra lirih dengan senyuman miringnya.

Narafka menuju ruang keluarga hendak berpamitan dengan beberapa orang yang ada di sana. "Ma, Pa, dan Papa Azka...Rafka mau pamit dulu ya--"

"Kamu mau kemana, ini hari bahagia istri kamu lho Rafka..." tukas Fanya memotong Narafka.

"Anu Ma, ada urusan mendadak, anak-anak di sana lagi ga baik-baik aja," jelas Narafka.

"Levi?" tanya Fanya lagi.

Narafka mengangguk.

"Udah ijin sama Nazra?" tutur Khalil.

Tampak wajah kedua Orang Tua Narafka dan Papa nya Nazra berubah manjadi kurang senang.

Namun Fanya dan Khalil mencoba mengerti posisi anaknya di sini adalah sebagai ketua dari geng tersebut.

"Udah kok Pa, eum-- Papa Azka, Rafka minta ijin ya mau ke markas,"

"Markas?" ulang Azka bertanya.

"Oh, Pak Azka, Narafka ini punya geng semacam itu lah, dan dia ketuanya, jadi kalau ada keperluan mendesak dia harus hadir," jelas Khalil.

"Geng macam apa? geng yang suka usik warga-" ujar Azka melihat jaket kulit hitam yang dikenakan Narafka.

"Bukan Om, kami hanya main di circuit sendiri, hanya turun ke jalan kalau dapet undangan kebencian, dan itu jarang terjadi, dan biasanya terjadi antar personil dengan geng lain, tidak mengganggu warga kok, anak-anak juga suka bagi-bagiin sedekah ke orang membutuhkan, jadi kami ga seburuk pemikiran orang tentang geng seperti kami ini," jelas Narafka terperinci tidak ingin mertuanya itu salah mengira.

"Kamu jangan nakal-nakal ya Rafka, kasian Nazra nya, gimanapun kalian sekarang suami istri," tampak raut wajah Azka yang berubah seketika khawatir.

"Siap Om, ga akan, Rafka pamit ya, assalamualaikum," setelahnya Narafka menyalim tangan kedua orang tua nya termasuk Azka.

My Little Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang