💙 Happy Reading 💙
.
.
"Kata perawat tadi lukanya udah diobati. Tapi kita perlu ke rumah sakit, nggak? Siapa tahu ada luka yang lebih parah, peralatan di sini 'kan nggak selengkap rumah sakit." Mattew beralih menatap ponselnya dan bersiap menghubungi seseorang. Hal itu membuat Daniel terbelalak.
"Lo mau telpon siapa?" sergahnya ketika Mattew sudah menempelkan ponsel ke telinganya.
"Papa lah, siapa lagi? Ini, tuh, udah bener-bener nggak bisa didiemin, Niel. Lo di-bully, kita harus ambil tindakan," sahutnya masih menunggu yang seberang menerima panggilan.
"Matiin, Kak!" serunya panik.
🍁🍁🍁
UNTUK BAB LENGKAPNYA ADA DI KARYAKARSA
Tinggal klik link di bio IM_Vha ^^
Salam
Vha
YOU ARE READING
CHOICE
Teen Fiction#teenfiction #sicklit #mentalhealth "Jika hidup adalah soal pilihan. Maka apakah mati bisa disebut keputusan?" - Daniel Immanuel Hidup bagi Daniel hanyalah mimpi buruk. Di mana saat mata terbuka, di situlah segala tuntutan untuk menjadi sempurna men...