-56. Eskrim Coklat Vanila-

851 103 836
                                    

Weekend adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang, terutama anak muda. Hari yang dihabiskan bersama sang pujaan hati, keluarga, bahkan para sahabat-sahabatnya. Nonton bioskop, nongkrong atau ada juga yang healing, untuk sekadar melepas beban yang sudah menumpuk.

Mutiara, mahasiswi Universitas Airlangga yang kini tengah menjalin hubungan Dosen Muda di salah satu kampusnya itu kini sedang duduk di teras rumah sembari meminum susu coklat yang dibelikan oleh Rey. Mutiara sudah prepare sejak pukul satu siang, dan sekarang ia hanya tinggal menunggu Alven untuk menjemputnya.

Ia membuka totebag yang ia taruh di pangkuannya, mengecek apakah ia sudah membawa charger, buku panduan, laptop atau belum, karena nanti sore ia dan Alven akan menghabiskan waktu di salah satu cafe bersama para sahabatnya, tentu tak lupa juga untuk mendiskusikan tentang materi skripsi persiapan sidang.

Mutiara langsung memasukkan ponsel ke dalam totebag, tepat ketika mobil robiccon terpakir di depan rumahnya, ia kemudian beranjak lalu sedikit berlari menghampiri sang kekasih.

"Jangan lari-lari," tegur Alven saat Mutiara sudah di depan laki-laki yang hari ini tubuh kekarnya di baluti kaos hitam polos dan dipadukan dengan jaket jeans. Membuat ketampanan Alven makin bertambah seratus kali lipat.

Senyum di wajah Mutiara perlahan terbit setelah melihat wajah Alven. Ekspresi Mutiara persis seperti seseorang yang melihat pangeran kerajaan.  Bagaimana caranya Mutiara tidak makin jatuh cinta dengan laki-laki di hadapannya kali ini, jika tiap hari kadar ketampanannya bertambah terus.

"ANJIR, KARMA BAIK APA GUE BISA DAPET COWO GANTENG KAYA GINI?!" batin Mutiara menjerit di dalam hati.

"Kamu gak capek senyum terus?"

"Pacar siapa sih ini? GBL! GBL! GBL!" bukannya malah menjawab, Mutiara malah mulai menggoda Alven.

Alven menautkan kedua alisnya, tidak mengerti yang Mutiara katakan. "GBL apa?"

"GANTENG BANGET LOCHH!" kekeh Mutiara sambil menoel pipi Alven.

Alven menggeleng, heran.
"Kumat, lebay nya."

"Lebay gini juga banyak yang mau kok, wleeee!" Mutiara memeletkan lidahnya, lalu dengan cepat kabur dan langsung masuk ke mobil robiccon hitam yang Alven bawa.

Alven tersenyum geli, lalu geleng-geleng kepala, heran dengan kekasihnya sendiri. "Untung gue sayang."

***

Mobil robiccon berwarna hitam itu terparkir di salah satu butik ternama di Ibu Kota. Nama Boutique itu adalah Livone Boutique. Boutique yang sangat terkenal dengan design, catalog serta bahannya nya yang luar biasa. Bangunan dari Livone Boutique ini juga terkesan sangat megah dan elegant. Nuansa perpaduan warna yang di pakai Boutique ini juga sangat mewah yaitu warna pastel, warna yang terkesan kalem namun elegant saat dilihat.

Mutiara dan Alven kini berjalan memasuki Livone Boutique, disana mereka sudah di sambut ramah oleh para karyawan.

"Selamat Siang, ada yang bisa kami bantu?" sapa salah satu karyawan yang berada disana.

Alven mengangguk. "Ibu  Lita sudah datang? saya sebelumnya sudah ada janji dengan Ibu Lita."

"Oh sudah Mas, mari Mas, Mba saya antar untuk bertemu Ibu Lita," ujar karyawan yang Mutiara ketahui bernama Mira, ia membaca di nametag yang dipakai karyawan itu.

Mutiara dan Alven pun  berjalan menyusuri Livone Boutique mengikuti Mira, Mutiara sedikit terkejut saat tiba-tiba tangan Alven melingkar di pinggangnya, membawa tubuh Mutiara mendekat. Ia sampai mengigit bibir bawahnya agar tidak kentara sedang salah tingkah, gerakan sederhana Alven yang seperti ini membuat Mutiara selalu merasa nyaman dan terlindungi saat berada di dekatnya.

I Love You, Mas Dosen!Where stories live. Discover now