-19.Nasi Goreng Rasa Cinta-

1.5K 134 10
                                    

Terik matahari pagi menjelang siang memang tidak bisa diragukan panasnya. Membuat orang-orang bergumam bahwa neraka sedang bocor. Tidak jarang banyak yang memilih menghindari terkena sinar panas ini, entah memakai masker, jaket atau teruntuk kaum hawa langsung mengeluarkan sunscreen yang ia bawa dari dalam tas nya.

Namun, berbeda dengan ketiga gadis cantik yang kini harus rela berjalan dengan jarak yang cukup jauh untuk sampai di sebuah cafe kampus yang selalu ramai akan pengunjung. Mereka bertiga berjalan dengan tergesa-gesa agar lebih cepat sampai di cafe. Osteria Cafe ini adalah cafe sejuta umat bagi para penduduk Universitas Airlangga. Selain tempatnya yang luas, interior cafe ini juga instagram-able.

Ketiga gadis itu langsung memesan minuman. Mereka langsung mencari tempat duduk di dekat AC.

"Gue hauss banget, anjirr!" lirih Felly, gadis itu sudah menelungkupkan wajahnya di atas meja.

"Apalagi gue," sahut Mutiara, ia menyisir rambut-rambutnya menggunakan jari lalu ia gulung ke dalam menggunakan jeday.

"Abi, Dion, Ari sama Fauzi mana dah?" gadis yang kini tengah mengambil ponsel di dalam tas membuka suara. Matanya melirik ke arah pintu masuk Osteria Cafe, kemudian menarik seulas senyum. "Nah itu mereka!"

Keempat laki-laki membuka pintu cafe yang terbuat dari kaca. Setelah memesan pada pelayan, keempat laki-laki itu langsung menuju tempat di mana Mutiara, Indy dan Felly berada.

"Lama banget, habis darimana sih?" ujar Mutiara. Ia melirik ke arah Abi, Dion, Ari dan Fauzi yang sedang menyatukan beberapa tempat duduk agar menjadi satu.

"Nih nunggu si Abi keluar dari kelas, sampe lumutan gue nunggunya," celetuk Dion.

"Bacot lo," kesal Abi. Laki-laki itu beralih menatap ketiga gadis yang sejak tadi menatap ke arah nya. "Lo semua kenapa natap gue kaya gitu?"

Tatapan Dion, Ari dan Fauzi ikut beralih pula, menatap ke arah Mutiara, Indy dan Felly.

Mutiara kemudian menggelengkan kepalanya.
"Nggak Abi kuu sayang, negativ mulu lo sama kita, ya gak?" Mutiara melirik Indy dan Felly secara bergantian.

"Sayang-sayang gigi nenek moyang lo! kemarin siapa ya yang dibuatin story ig diem-diem," ujar Ari dengan mulut lemes nya. Di antara keempat teman cowok Mutiara, Ari lah cowok yang paling cerewet.

"Astaga Ari, lo perhatian banget sama hidup gue," kata Mutiara terkekeh.

"Gue lama-lama greget sama si Marmut ini," Abi menoyor kepala Mutiara pelan.

Mutiara mendelik galak. "Jangan di toyor juga oneng!"

"Sama Bi, gue nge-ship Frans Mutiara dari zaman baheula sampe sekarang kagak ada pergerakan anjir!" seloroh Indy

"Heh bocah! lo gak tau ya kalau si Frans emang suka sama lo?" Fauzi membuka suara nya.

"Apaan sih, Zi." Mutiara menoleh ke arah Fauzi memasang raut wajah sebal.

"Mutiara!" tegur Abi, lengkap dengan tatapan galaknya sehingga membuat Mutiara memanyunkan bibir.

"Iya Abi, galak banget macem Bapak gue," cibir Mutiara.

Seorang pelayan pun tiba dengan membawa sebuah nampan berukuran sedang berisikan makanan dan minuman yang mereka pesan. Mereka langsung menyantap makanan tersebut. Maklum hari sudah siang di tambah dengan cuaca panas, pasti membuat cacing-cacing di dalam perut mereka berdemo minta diisi.

"Lo kemarin private sama Pak Alven dimama Mut?" Dion bertanya sambil meminum es lemon tea yang laki-laki itu pesan.

"Di rumahnya," sahut Mutiara.

I Love You, Mas Dosen!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang