-29.Ketemu Camer-

1.4K 118 2
                                    

Mutiara mematut diri di cermin. Ia sudah mencatok sedikit rambut coklat lurusnya agar terkesan curly di bagian bawah. Gadis cantik ini memilih memakai dress berwarna putih dengan corak bunga daisy kecil. Gaya berpakaiannya yang selalu feminim membuat penampilan nya hari ini meningkat. Wajahnya memang sudah cantik, halus, cerah dan bersih. Maka dari itu, ia tak perlu banyak polesan agar membuatnya menarik.

Mutiara keluar kamar. Ia melirik Desak, sang Mama yang tengah duduk bersantai di sofa ruang keluarga sambil menonton sinetron di televisi. Sedangkan Rey, remaja laki-laki itu kini sibuk bermain game di ponselnya. Berteriak, bertepuk tangan hingga mengumpat secara tiba-tiba yang terkadang membuat Mutiara jengkel melihatnya.

"Mah, mama mau kemana?" Mutiara bertanya ketika melihat Desak beranjak dari sofa sambil membawa sebuah totebag di tangannya.

Desak melirik Mutira lalu tersenyum. "Oh ini, Mama mau ke supermarket sebentar. Kamu kalau keluar nanti taruh kunci di tempat biasa aja ya."

Mutiara mengangguk. "Iya Mah."

Mutiara kini beralih menatap Rey, dengan ide jahil, Mutiara dengan rasa tak berdosa menendang kaki Rey. Membuat sang empu meringis kesakitan.

"Bangsul! apa-apaan sih lo Kak?!" ketus Rey menatap galak Mutiara.

Mutiara menyilangkan kedua tangannya ke depan dada. "Apaan-apaan, mata lo kuyang! Noh, buruan anter Mama ke supermarket! daritadi Mama udah nunggu di luar!"

Rey beringsut dengan terpaksa disertai wajah dongkolnya, Rey memasukkan ponsel ke dalam saku celana. Ia lalu mengambil kunci motor di atas meja, kemudian berjalan keluar menyusul sang Mama.

"Anak pinter, gitu dong. Sekali-kali jadi anak rajin, jadinya kan Mama sama Papa gak ada rasa nyesel udah buat lo, Rey." Mutiara tergelak sambil menampilkan wajah sombong.

Rey melengos, jari tengah nya ia layangkan pada Mutiara. "BACOT!"

***

Mutiara menunggu di depan teras rumah dengan sabar. Hatinya semakin tak sabar untuk bertemu dengan Alven. Mutiara merasa jantung nya pun kini dugun-dugun tidak karuan.
Jika kalian mengira jantung Mutiara dugun-dugun karena bertemu Alven, tentu jawabannya salah besar!
Sejak tadi, Mutiara deg-degan tingkat mahadewa karena hari ini ia berkunjung ke rumah Alven untuk acara makan siang, lengkap bersama anggota keluarga Alven pula. Jadi, bisa di bayangkan kan' bagaimana tingkat kegugupan Mutiara saat ini?

Perihal Alven, hari demi hari berlalu perasaan Mutiara pun selalu dipenuhi oleh rasa cinta yang membeludak. Rasa cinta Mutiara ke Alven pun makin hari makin besar. Tidak pernah ada rasa bosan untuk menyayangi, mencintai hingga merayu dosen muda itu.

Mutiara tak menampik fakta, bahwa kehadiran Alven membuatnya gugup, kesal dan bahagia dalam satu waktu.

Tak lama kemudian, sebuah mobil robicon hitam berhenti di depan rumah Mutiara. Sadar akan hal tersebut, Mutiara beranjak dari tempat duduknya, ia pun mengunci pintu utama kemudian kuncinya ia taruh di tempat rahasia, dimana keluarganya selalu menaruh kunci rumah jika salah satu di antara mereka pergi dalam keadaan rumah kosong. Senyum Mutiara mengembang, saat ia menghampiri Alven yang sudah berada di luar dan bersandar pada sisi pintu mobil.

"Ya ampunn Mas, kenapa makin hari makin ganteng sih? aku kan jadi makin cinta, kalau kaya gini urusannya." heran Mutiara melihat Alven dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Ya bagus. Saya kan gak perlu sibuk-sibuk untuk buat kamu terpesona sama saya." jawab Alven dengan enteng.

"Aish, gak gitu juga konsepnya kali Mas! oh ya, kita harus sekarang banget berangkat nya Mas?" cicit Mutiara bertanya ingin memastikan.

I Love You, Mas Dosen!حيث تعيش القصص. اكتشف الآن