prolog

14.7K 605 17
                                    

-Hi call me Boa-

Seorang gadis yang kini sedang tertidur dengan balutan piyama dress berwarna putih selutut itu merasa sedikit terganggu ketika merasakan hembusan napas menerpa wajahnya. Gadis itu membuka mata dan disambut pemandangan yang membuat pupil matanya membulat sempurna.

"Good morning Baby girl." Bisik kalvin, suaranya serak, khas bangun tidur. Daisy membisu. Apa yang sudah terjadi? Bagaimana bisa lelaki yang sempat ia jumpai di club malam, berada di ranjang yang sama dengannya.

Daisy memberontak, Kalvin akan menempelkan bibir tebal lelaki itu ke bibir miliknya. Terlampau kesal, tanpa berpikir panjang kakinya menendang perut lelaki itu. Sontak Kalvin terjatuh dari atas kasur. Kuat juga rupanya tenaga gadis mungil itu. Pikir Kalvin. Tapi itu tak apa, Kalvin tak merasa sakit sedikit pun. Malahan dia semakin tertarik untuk memiliki gadis galak itu. Seringai penuh arti terpatri diwajah Kalvin.

Daisy menahan kekesalannya, menatap was-was Kalvin yang menghampirinya. "Jangan dekat-dekat, brengsek!" Lontar Deisy. Wajahnya sudah merah padam. Dadanya naik turun. Apa sebenarnya niatan lelaki ini sampai nekat masuk ke dalam kamar seorang gadis yang tak dikenalnya.

Kalvin membisikkan sesuatu, dekat di telinga Daisy. "Ada kejutan dibalik pintu itu." Beritahu Kalvin disambung gigitan kecil dan jilatan pada telinga Daisy. Tentunya Daisy tidak terima dan berakhir memberi tamparan sebagai tanda peringatan, dia bukan gadis murahan. Tindakan Kalvin itu sudah kelewatan.

Tanpa ekspresi Kalvin menatap punggung mungil Daisy yang berjalan ke arah pintu. Kekesalannya ia tahan. Sebentar lagi pertunjukan akan segera di mulai, Kalvin pastikan Daisy akan menangis tersedu-sedu di bawah kakinya.

Daisy memegang kenop pintu, ragu. Berusaha menepis pikiran negatifnya dan meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tidak ada kejutan aneh yang akan dilihatnya. Dan dia yakin ucapan lelaki itu tidak benar adanya.
Tangan Daisy berkeringat, tetap mencoba membuka pintu, sedikit demi sedikit.

Deg..

Detik itu juga, dunianya seakan runtuh. Jantungnya memompa kencang. Tubuh Daisy meluruh ke lantai, matanya berkaca-kaca. Seperti ada sesuatu yang menghimpit paru-parunya hingga menyebabkan Daisy kesulitan bernapas. Perlahan suara isakan mulai terdengar. Tubuh Daisy bergetar hebat. tangisannya kian mengeras. Tangannya yang tremor mengapai sebuah kepala mamanya. Sadis, kepala itu terpisah dari badannya.

"N-nggak mungkin, i-ini pasti mimpi. Mama ... MAMA!" Jeritnya histeris. Daisy merengkuh kepala itu, memeluknya erat. Hatinya remuk. Sosok yang paling Daisy sayangi, manusia berharga dan berperan penting dalam hidupnya. Sekarang telah tewas secara mengerikan.

"Bagaimana kejutannya? Menarik bukan?" Ujar Kalvin, menyusul keluar kamar. Bahkan lelaki itu terang-terangan memperlihatkan senyuman kebahagiaan di depan mata Daisy, sedang berduka. Gadis itu menutup wajahnya mengunakan kedua tangan, kepala Emma masih berada di pangkuannya.

Selang lima detik. "Di mana tubuh mama?" Tanya gadis itu dingin. Dadanya bergemuruh, tidak ada sahutan dari Kalvin. "DI MANA TUBUH MAMA, BANGSAT!" Tanya Daisy meninggikan suaranya. Mendongakkan kepala guna melihat wajah lelaki brengsek itu.

Kalvin berdecih, memutar bola matanya malas. Merasa jengah dengan drama di hadapannya ini, bahkan telinga Kalvin terus berdengung mendengar pekikan serta tangisan gadis itu tiada henti.

Bugh!

"IBLIS!" Lantang Daisy murka. Kepala sang mama menggelinding menghantam tembok usai mendapat tendangan dari Kalvin. Daisy berdiri. Kepalanya menoleh ke belakang, mengacungkan jari tengah tepat di mata Kalvin. Lalu berjalan untuk mengambil kepala sang Mama, tapi tertahan. Daisy di kejutkan dengan tarikan keras hingga berujung menubruk tubuh Kalvin. "Untuk apa? Kepala itu tidak bernyawa, tak perlu kamu ambil,"

LIFE WITH KALVINWhere stories live. Discover now