26

2.6K 224 7
                                    

☘️ Ara

Akhirnya tadi Abe meminta ku untuk membawa Nia menuju mobilnya, kami memutuskan untuk tidak masuk kelas hari ini dan mengantar Nia kembali ke rumahnya.

Di perjalanan aku berkali kali memastikan bahwa keadaan Nia sudah lebih baik dibanding tadi saat Naga menyerangnya.

Aku berusaha semaksimal mungkin agar Nia terlihat biasa saja saat nanti kami sampai di rumahnya, setidaknya alasan dia mendadak tidak enak badan bisa kami gunakan dan orang tuanya bisa percaya.

Hampir sepanjang perjalanan dia menangis dan mulai terisak pelan saat kami sudah mendekati kediamannya.

"Besok jangan takut ke sekolah ya, ada aku" Ucapku walau aku tahu aku tidak akan berpengaruh banyak untuk hidupnya di sekolah.

"Sama Abe juga" imbuh ku cepat saat sadar Abe lebih bisa berpengaruh di sekolah kami dibanding aku.

Abe melihat kami dari spion depan kemudian berkata "Iya ntar kamu aman, ada aku sama Ara" Abe menambah kesan meyakinkan.

Nia mengangguk pelan kemudian memeluk ku "Makasih banyak ya Ra...... Makasih banget" ucapnya pilu.

Hatiku teriris mendengar ucapan terima kasihnya itu kemudian aku hanya bisa menganggukkan kepala dan mengelus punggungnya "Intinya jangan takut ya Nia" dia mengangguk.

Akhirnya kami sampai di depan rumah Nia, sebuah rumah yang sederhana namun tampak asri dan terawat.

Aku mengantarkan Nia masuk sampai dalam sedangkan Abe menunggu di luar rumah karena dia sungkan.

Setelah Nia dan ibunya masuk ke dalam aku kembali lagi menuju Abe, disana dia bertanya siapa yang tadi ada di rumah dan aku menjawab ibunya.

Perlahan tangan Abe meraih tanganku jarak kami menjadi semakin dekat "Dia gak nyentuh kamu kan?" Tanyanya.

Aku seakan tidak percaya Abe menanyakan hal ini, aku kira dia sudah benar benar tidak perduli padaku.

Aku kemudian menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaannya itu dan tangannya yang lain langsung memeluk tubuhku.

"Kalau itu bahaya jangan kamu lakukan sendiri lagi, oke?" Bisiknya disela memeluk ku.

Aku hanya mampu menganggukkan kepala lagi karena aku benar benar bingung aku harus seperti apa karena terakhir kami berbicara Abe benar benar masih marah padaku.

Abe mengangkat sebelah tangannya, melihat arloji di pergelangannya kemudian berkata "Kita udah telat kalau balik ke sekolah, kalau kencan gimana?" Tanyanya random.

"Hah?" Aku bingung.

"Iya kencan" dia mengulangi lagi ajakannya.

"Kita belum pernah kencan normal kan?" Tanyanya.

Kencan? Dia mengajak ku berpacaran saja dengan paksaan bagaimana aku mau berpikir bahwa hubungan kami membutuhkan yang namanya kencan.

"Ya udah aku Anter kamu ke apartemen dulu, kita ganti baju terus kencan, kamu mau kemana?" Dia menundukkan kepala dan memperhatikan wajahku.

"Aku bingung Be" jawabku sekenanya.

"Oke biar aku yang pikir kalau gitu, sekarang kita masuk dulu ke mobil" setelah itu kami sama sama masuk mobil dan meninggalkan rumah Nia.

_________________________

☘️ Abe 

Aku sengaja masuk lebih pagi hari ini, aku sudah mendiamkan Ara beberapa saat dan hari ini aku berusaha akan mengajaknya berbicara lebih dulu dan meminta maaf.

Jujur, aku bukan tipe manusia yang susah meminta maaf aku hanya butuh waktu untuk aku benar benar menyadari dimana letak kesalahan yang aku lakukan.

Aku melihatnya menuju lorong, sedikit berlari kecil dan nampak menuju satu ruangan, aku mengikutinya dan benar saja setelah itu Naga tiba tiba keluar dari satu ruangan yang aku yakin adalah gudang.

Nampak Ara yang terkejut setelah melihat Naga keluar dari ruangan yang tidak terpakai itu, satu umpatan Ara teriakan untuk Naga kemudian dia buru buru masuk ke dalam sana, ada yang tidak beres saat aku memperhatikan penampilan Naga.

Aku akhirnya memutuskan untuk masuk kesana dan menemukan Naga hampir saja menampar Ara dengan anak kelas lain yang aku lupa siapa namanya duduk di sebuah meja dengan tampilan yang nampak acak acakan.

Abe  [END]Where stories live. Discover now