25

2.6K 253 10
                                    

☘️ Ara

Aku mencoba memperbaiki situasi hubungan dengan Abe, rasanya benar benar tidak enak dan jadi serba salah ketika Abe mendiamkan ku seperti ini.

Jujur saja aku selalu memiliki pikiran bahwa Abe akan dengan mudah menyebar video syur kami jika mood nya pada ku sedang tidak baik.

Pagi ini sudah hampir 4 hari Abe mendiamkan ku dan aku berangkat ke sekolah seorang diri.

Baru saja melewati lorong bawah aku sayup sayup mendengar suara rintihan dari salah satu ruangan yang ada di daerah belakang sekolah.

Awalnya aku tidak berniat menggubrisnya aku melanjutkan jalan ku tapi karena ada tangisan disana langkah ku pun aku hentikan.

Aku mencoba meyakinkan diriku bahwa suara yang aku dengar ini benarlah suara seorang gadis, aku memperhatikan lingkungan sekitar ku, sekolah masih sepi, mungkin aku siswa pertama yang datang pagi ini.

"Suara siapa ini?" Batinku.

"Jangan....." Rintihan itu aku dengar lagi, aku seakan de Javu, dan otomatis mengingat keadaan ku saat itu, saat Abe dengan sadar dan kasar mengambil semuanya dariku.

Aku langsung seperti tersengat listrik, bukan takut yang aku rasakan, aku merasa bahwa rintihan itu adalah rintihan minta tolong.

Aku berlari ke ruangan sumber suara itu, aku membukanya namun terkunci dari dalam, benar suara itu dari sana karena semakin bisa aku dengar dengan jelas.

Aku mencoba melihat ke dalam melalui jendela namun sedikit kesulitan, aku mencari sebuah bangku atau apa pun yang bisa aku gunakan untuk meraih jendela itu dan melihat jelas di dalamnya.

Setelah mendapat sebuah bangku aku langsung menaikinya dan mendapati hal yang sangat tidak pernah aku pikirkan sebelumnya.

Disana ada Nia, seorang teman angkatan ku namun berbeda kelas sedang terbaring di sebuah meja besar yang sudah tidak digunakan dengan ditindih sebuah badan tegap yang aku yakin dia adalah murid juga di sekolah ini.

Mataku otomatis membulat sempurna, tanganku juga tidak mau kalah, langsung menggedor gedor kaca jendela itu guna menghentikan tindakan laki laki bejat itu.

Dia menoleh dan betapa terkejutnya aku saat mendapati Naga disana, dia Naga, yang menindih Nia adalah Naga.

Seperti layaknya seorang maling yang kepergok orang saat menjalankan aksinya, Naga langsung menghentikan aksinya kemudian mata itu seperti tidak mau melepaskan tatapannya dari ku.

Aku masih terpaku pada posisiku dan saat ini tangan Naga sudah menarik ku, tubuhku otomatis meninggalkan posisi semulanya dan wajah Naga saat ini sudah sangat jelas di depan ku.

"Apa yang kamu lakukan disini Ra?" Tanyanya dengan nada dalam.

Sepersekian detik aku hanya mampu terdiam sampai tangannya akan menyentuh ku dan aku langsung menampiknya "Kamu brengsek!" Bentak ku dan segera masuk ke dalam ruangan yang memang juga digunakan sebagai gudang bawah untuk menolong Nia.

Aku meminta Nia segera duduk dan aku membantunya mengancingkan kemeja seragamnya tapi tangan Naga sudah meriah pundak ku.

"Karena kamu sudah mengacaukan semuanya, jadi lebih baik kalau kamu yang menggantikan posisinya" ucap Naga.

Aku menamparnya keras, boleh saja aku yang hancur asal jangan ada perempuan lain yang diperlakukan seperti ini di depan mataku.

Naga langsung meraih kerah kemeja ku, sedikit menarik tubuhku dan tangannya hendak melayangkan tamparan balasan padaku tapi semua itu tidak terjadi.

"Kepergok Hem?" Itu suara Abe.

Aku bersyukur benar benar kali ini baru bisa bersyukur saat melihat kehadiran seorang Abe dalam hidup ku.

Entah apa yang dua pria itu lakukan tapi aku sudah sibuk membantu Nia untuk segera pergi dari tempat ini dan membantunya berjalan.

Abe  [END]Where stories live. Discover now