11

3.6K 265 4
                                    

🍀 Ara

Dia benar benar bukan manusia, dia lebih bejat bahkan mungkin binatang masih punya sisi baik dibandingkan dirinya.

Aku meringkuk memeluk diriku dibalik selimut ini, sedangkan dia sedang merokok di balkon kamarnya sambil menatap langit malam.

Beberapa kali dia mengepulkan asap rokoknya, rasanya setiap kepulan itu merambat naik ke atas air mata ku pun turut jatuh lagi membasahi bantal yang sedang aku gunakan.

"Sudah jangan menangis, toh aku gak ninggalin kamu Ra" ucapnya enteng sambil berjalan mendekati ku.

Dia duduk di depan ku, mengepulkan asap rokoknya kemudian membuangnya sedikit jauh dariku, aku hanya mampu menundukkan kepala.

"Mau mencoba?" Tangannya yang sedang memegang rokok seperti menawarkan benda itu padaku.

Aku menggeleng kemudian dia tersenyum "Coba dikit gak apa apa, biar kamu lebih rilex" Dia meraih daguku kemudian mendekatkan rokoknya padaku tapi aku mengelak.

Aku tidak tahu bagaimana saat aku berusaha menghindari paksaannya ini tiba tiba tangan itu meraih kepala ku dan membawa ku ke dalam ciuman yang cukup dalam.

Aku terkejut, dan berusaha untuk memukul mukul tubuhnya agar dia segera melepaskan ku, aku tidak bisa bernapas.

Dia akhirnya melepaskan pautan kamu kemudian dia tersenyum "Pintar, nanti saja kau merokok milik ku, lebih besar" bisiknya kemudian dia sedikit menggigit telinga ku, setelah itu tiba tiba bel apartemennya berbunyi dan dia pun pergi meninggalkan aku sendirian di kamar.

Aku hanya mampu memeluk tubuh ku sendiri saat ini dan rasanya air mata ku tidak bisa berhenti menangis.

Beberapa saat kemudian Abe kembali masuk ke dalam kamar, saat ini ditangannya sedang ada beberapa bungkus yang aku sendiri tidak mau tahu itu apa.

"Ayo makan, aku tidak mau kamu sakit" Ujarnya.

Aku tidak bergeming dari posisi ku ini, lebih baik mati dari pada harus menuruti omongannya lagi.

Dia mematikan rokoknya di dalam asbak, kemudian menyibak rambutnya yang sedikit sudah memanjang kemudian berjalan lagi ke arah ku.

"Kamu makan atau aku yang memakan mu Ra, pilih sendiri" aku masih tidak menanggapi.

"Oke, lagi pula stamina ku bagus, aku bisa melakukannya lagi jika memang itu mau mu" dia langsung menciumi lengan telanjang ku, menjalar naik ke pundak dan waktu bibir itu sampai di leher ku aku dengan sigap menahan dadanya yang ternyata bidang.

Aku menganggukkan kepala, memberi kode padanya bahwa aku lebih memilih makan dari pada harus dia perlakukan seperti ini.

"Gadis pintar" dia tersenyum kemudian mulai membuka kotak kotak makanan yang tadi masih ada di dalam kantong.

Aku sibuk melilitkan selimut untuk menutupi dada ku tapi lagi lagi aku mendengarnya berkomentar "Dada mu cukup besar untuk ukuran seorang perawan"

Tangan ku lagi lagi akan melayangkan tamparan padanya, tapi dengan mudah dia menangkapnya sebelum tamparan itu terjadi.

"Tangan mu ini lebih baik digunakan untuk memijat milik ku di bawah sana, pasti enak" ujarnya vulgar, tidak difilter dan mesum.

Aku kemudian menarik tanganku dari cetalannya kemudian dia malah tersenyum "Makanlah kamu akan membutuhkan banyak energi setelah ini"

Tangan ku masih gemetar dan rasanya memegang sendok saja aku tak mampu, mata Abe melirik tanganku kemudian dia mengambil kotak makan ku.

"Biar aku suapi, Aaaaaa......" Dia menyendok makanan itu kemudian diarahkan pada bibirku.

"Please Ra....."

Aku membuka mulutku kemudian memakannya, rasanya aku benar benar lapar tapi juga ingin menangis karena aku sadar aku menerima suapan laki laki yang baru saja memperkosa ku.

✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

Btw, aku sendiri baru sadar kalo Abe sadis

Abe  [END]Where stories live. Discover now