19

2.7K 217 2
                                    

☘️ Abe

Aku baru saja selesai mandi saat melihat dia sibuk di atas ranjang ku, cahaya terang di area wajahnya membuatku yakin bahwa dia sedang memeriksa tablet milikku.

Aku masih sibuk mengeringkan rambutku saat berjalan mendekatinya, oh dia nampak kesulitan dengan password yang aku miliki.

Aku mendekatinya kemudian berbisik "Angka lahir kamu, coba aja" ucapku, dan dia perlahan menoleh ke arah ku, ekspresinya saat ini benar benar seperti maling yang sedang tertangkap basah melakukan aksinya.

"Aku gak bohong Ra, coba aja" aku memintanya memasukan angka password yang benar.

Dia buru buru meletakkan tablet ku pada tempatnya semula lagi dan dia berjalan mendekati ku.

"Be..... Aku gak bermaksud lancang..... Aku gak......." Dia seperti kehilangan kata kata dan tangannya saat ini sudah bergetar hebat.

"Aku gak maksud........"

"Mencari video kita malam itu?" Aku memastikan dan matanya sudah terpejam.

"Aku memberimu sedikit kelonggaran agar kamu merasa hubungan kita ini hubungan yang normal Ra, tapi apa yang kamu perbuat?" Tanyaku balik.

Ara memejamkan matanya "Hubungan yang baik gak atas dasar ancaman Be"

"Siapa yang bilang? Itu cuma cara aku Ra, aku bisa kok bikin hubungan kita ini hubungan yang baik aja"

"Kalau gitu kamu harusnya gak keberatan buat hapus video itu Be!"

Aku menggelengkan kepala "Di masa lalu aku sudah belajar Ra, kita harus punya senjata untuk tetap hidup, apalagi untuk mempertahankan orang yang kita sayangi, video itu senjataku"

"Apa kamu gak mau aku bener bener tulus sayang ke kamu Be? Apa kamu pikir dengan simpan video itu hubungan ini akan baik baik saja dan aku akan selamanya sama kamu?"

"Iya" jawabku datar dan dia semakin terkejut dengan hal itu.

"Gila kamu!"

"Kamu yang gila, sudah menyia-nyiakan kelonggaran yang aku coba beri" aku meraih rahangnya.

"Mulut kamu bagus untuk diberi pelajaran Ra" bisik ku dingin.

Aku langsung mendorong tubuhnya, membuatnya terjatuh di lantai dan kini aku sibuk melepas celana santai ku beserta boxer ku, mata Ara nampak membulat, tangannya ingin mendorongku tapi sudah lebih dulu aku raih dan tahan jadi satu.

"Pelajaran yang cocok untuk mu kali ini adalah memanjakan senjataku" aku mengarahkan penis ku ke bibirnya, dan dia berusaha untuk menutup rapat rapat bibirnya itu.

"Come on Ra, ini hukuman mu, kamu akan suka" aku memainkan penis ku disekitar bibirnya dan dia berusaha menolak setengah mati dengan tenaga yang dia punya.

Aku semakin tersenyum namun dengan satu dorongan keras aku akhirnya berhasil memasukkan benda kebanggaan ku ini ke dalam mulutnya.

Matanya terbelalak saat aku berusaha menekan masuk seluruhnya tanyanya sudah aku bebaskan karena kini tanganku sibuk menekan kepalanya agar dia bisa lebih dalam mengulum ku.

"Oh shit sayang kamu nikmati!" Desah ku sungguh sungguh.

Tangannya berusaha meraih tanganku namun dia kesulitan karena dia mulai sudah bernapas.

Aku tersenyum smirk kemudian mencabut penis ku dari mulutnya "Kau suka kan?" Tanyaku remeh dan dia menatapku jengah.

Dia akan berdiri dan menghindari ku tapi aku langsung mendorongnya hingga terbaring di atas ranjang.

"Hukuman belum selesai sayang, jangan buru buru" aku menindihnya, merobek seluruh yang menempel padanya dan saat ini dia berusaha meronta dibawah kungkungan ku.

"Abe jangan gila!" Jeritnya namun aku sudah sibuk mencumbunya.

Aroma yang aku rindukan, aroma yang kini menjadi candu ku bagaimana bisa aku akan melepaskannya?

Abe  [END]Where stories live. Discover now