Nazwa hanya tersenyum, ia pun mengusap lembut kepala sang suami. Nazwa tau, suaminya dalam mode manjanya.

"Gak boleh gitu loh Mas, kamu juga kan anak pemilik pondok," ujar Nazwa.

"Malam ini cuma penyambutan santriwati sayang, malam besok baru penyambutan santri laki-laki, aku gak mau diliatin mereka," ucap Gus Maulana sambil memeluk perut rata sang istri.

"Oh iya, kata Ummi besok aku masuk ngajar santriwati, bolehkan Mas?"

"Boleh dong, ngajar apa?"

"Kata Ummi ngajar di tahfidz aja."

"Boleh, boleh banget malah."

"Makasih ya."

"Sama-sama sayang."

Asik mengobrol, perhatian mereka pun teralihkan oleh suara bel rumah mereka.

Nazwa pun segera memakai hijabnya dan pergi kebawah untuk membuka pintu, sebenarnya ia bingung siapa yang bertamu, tapi mengingat Gus Maulana juga mengajar di sini jadi ia hanya menyangka bahwa salah satu santri Gus Maulana yang bertamu.

Saat sampai di pintu, Nazwa pun langsung membuka pintu itu. Saat pintu terbuka, kening Nazwa mengerut karena ia melihat seorang perempuan yang berdiri membelakangi pintu.

"Maaf, cari siapa ya?" tanya Nazwa.

Perempuan itu pun membalikkan badannya, ia tersenyum manis saat melihat raga Nazwa, sedangkan Nazwa hanya tersenyum tipis.

"Maaf Ning, saya diminta sama Gus Kahfi buat manggil Gus Maulana."

"Duduk dulu, saya panggilkan dulu Gus Maulana nya." Setelah mengatakan itu, Nazwa pun kembali ke kamar untuk memanggil sang suami.

"Mas," panggil Nazwa.

"Kenapa sayang?"

"Itu di luar ada Ustadzah Aira, katanya dia diminta Bang Kahfi buat manggil kamu," ujar Nazwa dengan nada cemburu nya.

Gus Maulana mengerutkan keningnya, "kok tumben gak nelpon," gumam Gus Maulana yang masih bisa didengar Nazwa.

"Udah sana temuin dulu," ujar Nazwa sedikit ngegas.

"Kok ngegas Yang?"

"Siapa yang ngegas?"

"Sini, ikut aku nemuin Ustadzah Aira," ucap Gus Maulana, ia pun membawa Nazwa untuk keluar menemui Ustadzah Aira.

Nazwa hanya menurut dan mengikuti langkah sang suami menuju teras depan.

"Kenapa ya?" tanya Gus Maulana.

"Eh, maaf Gus mengganggu waktunya," ucap Ustadzah Aira sambil menatap Gus Maulana.

Nazwa yang melihat tatapan Ustadzah Aira hanya memutar bola matanya malas.

"Katakan!" ujar Gus Maulana dengan nada dingin.

"Tadi saya di minta Gus Kahfi buat manggil Gus Maulana," ucap Ustadzah Aira.

Gua Maulana yang mendengar itu langsung mengambil handphonenya yang berada di saku baju kokonya itu.

Ia pun langsung menelfon sang abang untuk memastikan apakah benar ia di panggil atau hanya akal-akalan Ustadzah Aira, pasalnya Gus Kahfi tidak pernah meminta orang untuk memanggilnya, Gus Kahfi lebih memilih langsung menelfon Gus Maulana.

"Assalamu'alaikum Bang," ucap Gus Maulana saat panggilannya terhubung

"Wa'alaikumussalam warohmatuloh, kenapa? Tumben banget malam-malam nelpon?"

My Gus My Husband [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang