#14: Membawa Luka Hati

19.1K 1.2K 94
                                    

"Jadi, apa keputusan Anda?" Maya memberikan pertanyaan terakhir itu pada Yuda. Sepasang mata tajam milik Maya menatap laki-laki di depannya yang menampilkan keterkejutan berlebihan. 

Maya tidak peduli apa yang laki-laki itu pikirkan tentangnya. Yang Maya pedulikan hanyalah nasib calon anaknya ke depannya nanti. Maya pasti akan berterima kasih pada Riska nanti, juga pada Luna. Karena ucapan gadis kecil itu, akhirnya telah berhasil membuat kebimbangan dan ketakutan Maya sirna. Jika Maya berhasil membuat Yuda berjanji untuk tidak akan pernah mengusik anaknya, dan membiarkan Maya memiliki anaknya seutuhnya, maka tidak akan ada lagi kekhawatiran apa pun. Ia akan merawat dan mencintai anaknya sepenuh hati meskipun harus menjadi orang tua tunggal. Tak masalah. Asalkan anaknya akan tetap bersamanya. 

"Sebelum saya memberikan keputusan tentang permintaan kamu itu, biarkan saya menjelaskan semuanya dulu sama kamu," kata Yuda akhirnya, setelah berhasil mengendalikan keterkejutannya dan menatap Maya dengan ekspresi serius.

"Sayangnya saya tidak butuh penjelasan apa pun. Saya hanya minta dua permintaan saya itu dipenuhi, setelah itu saya akan segera keluar dari rumah ini," balas Maya setelah sempat menampilkan seringai dingin.

"Tapi saya tetap berhutang penjelasan sama kamu," protes Yuda bersikeras. "Sekali pun saat ini kamu bilang tidak butuh penjelasan saya, tapi saya yakin, jauh di lubuk hati kamu, kamu pasti bertanya-tanya kenapa saya melakukan semua ini."

Tiba-tiba saja Maya berdiri. Raut wajahnya memancarkan kemarahan yang tercetak jelas. Sorot matanya menukik tajam menatap Yuda yang masih dalam posisi duduk. 

"Tahu apa Anda soal hati saya, hah! Kalau memang Anda tidak setuju dengan permintaan saya, katakan dengan jelas, biar saya tidak perlu membuang waktu seperti ini."

Yuda bisa merasakan ledakan amarah perempuan di depannya yang tidak akan segan-segan angkat kaki dari rumah ini. Karena itulah Yuda akhirnya membuang napas berat lantas berkata, "baiklah, saya akan mengabulkan dua permintaan kamu itu. Tolong duduklah lagi dan kita lanjutkan pembicaraan ini."

Maya membuang napas kasar, sebelum akhirnya kembali duduk lantas mengeluarkan kertas dari dalam amplop coklat yang dibawanya. 

"Sebelum itu, tolong ... dengarkan perkataan saya sebentar saja," pinta Yuda dengan suara memohon.

Sepasang mata Maya yang tadinya menatap kertas, lantas beralih menatap Yuda dengan sorot yang tajam. Sebelum Maya sempat membuka mulutnya, Yuda sudah lebih dulu berkata, "Saya tidak mengatakan ini dengan maksud membela diri. Sama sekali bukan. Justru saya mengatakan ini karena kamu pantas mendapatkan penjelasan dari saya. Dan saya yakin, setelah kamu mendengarkan penjelasan saya nanti, kamu tidak akan punya keinginan sedikitpun untuk memaafkan saya. Saya yakin kamu akan semakin membenci saya. Meski begitu, saya tetap ingin kamu tahu kejadian sebenarnya, agar saya tidak punya hutang penjelasan lagi ke kamu."

Awalnya, tentu saja Maya akan menolak mentah-mentah penjelasan apa pun dari seorang pengkhianat. Karena saat seorang pengkhianat sudah berkata-kata, hanya ada kebohongan demi kebohongan lain untuk menutupi kebusukannya. Meskipun benci, tapi Maya harus berterima kasih pada seseorang di masa lalu, yang membuat Maya tidak pernah bisa mentolerir seorang pengkhianat, entah dengan alasan apa pun.

Tapi, saat mendengar Yuda mengatakan kalau penjelasannya akan membuat dirinya semakin membenci laki-laki itu, entah kenapa Maya tertarik. Jika ada hal yang bisa membuat Maya memiliki stok kebencian tak terhingga, dengan senang hati Maya akan mendengarkannya. Karena Maya berjanji akan membenci Yuda seumur hidup. Dan jika nantinya ada satu kalimat saja yang Maya yakini bahwa itu adalah sebuah pembelaan diri, maka Maya akan segera angkat kaki dari rumah ini.

"Ceraikan saya dulu sekarang, baru saya akan mendengarkan penjelasan Anda. Itu pun jika memang kalimat yang akan Anda katakan akan membuat saya semakin membenci Anda," kata Maya lugas. 

Harga Untuk LukaWhere stories live. Discover now