#47: Demi Sang Putri

16.4K 1.2K 122
                                    

Mungkin inilah jawaban dari semua doa-doa yang selama ini Yuda panjatkan. Ya, pastilah begitu. Karena jika bukan, Yuda tak tahu lagi bagaimana keajaiban ini bisa mampir dan memberinya kebahagiaan berlipat-lipat, seolah semua kebahagiaan dalam hidupnya ditumpahkan dalam satu waktu.

Saat ini-detik ini-Yuda akhirnya bisa melihat putri kecilnya yang sudah sangat dirindukannya-sejak Maya dikabarkan melahirkan. Bahkan sebelum putrinya lahir pun, Yuda senantiasa mendoakan bayi yang ada dalam kandungan Maya tanpa pernah putus.

Yuda menahan napas, saat melihat Maya mulai menyerahkan tubuh mungil Alisha yang terus melengkingkan tangis untuk berpindah posisi menjadi berada dalam genggamannya. Yuda tidak pernah berpengalaman menggendong seorang bayi, apalagi bayi merah yang usianya baru delapan hari. Tapi saat tubuh mungil Alisha berada dalam genggamannya, seolah ada seseorang yang baru saja menyirami tubuhnya dengan kelopak kebahagiaan yang memiliki wangi dan suasana menentramkan, tak ayal wajah Yuda jadi tampak begitu gembira.

Saat Yuda berhasil menempatkan satu lengannya di bawah leher dan kepala Alisha, sementara tangan lainnya menopang punggung Alisha, entah bagaimana tangisan Alisha mendadak berhenti. Matanya yang penuh dengan linangan air akibat tangis yang tak berkesudahan pun mulai bergerak-gerak tak tentu arah, dan Yuda seketika saja tersenyum. Mamanya bilang mata dan hidung Alisha mirip seperti dirinya. Entah itu benar atau tidak, tapi Yuda tak bisa menahan perasaan yang mendadak buncah dari dalam dadanya.

Tubuh Alisha ringan sekali dalam gendongannya, jari-jarinya yang menyembul di sela-sela selimutnya yang berantakan, rupanya menyentuh dagu Yuda hingga mengakibatkan perasaan Yuda semakin buncah tak karuan. Kulit tangan Alisha sangat lembut saat bersentuhan dengan dagunya, dan Yuda tak kuasa untuk mendekatkan wajahnya lantas menciumi pipi Alisha yang begitu kenyal seperti jeli. Hingga entah sejak kapan, air matanya jatuh berleleran tanpa henti.

Tentu saja ini adalah air mata kebahagiaan. Bahkan jika uraian air matanya akan membuat kebahagiaan bersemayam lebih lama di dalam hatinya, maka Yuda sangat rela untuk tak menghentikan butir air matanya hingga menganak sungai sekalipun.

***

Maya tentu sangat mengerti alasan ayah ibunya tiba-tiba saja mengeluarkan suara sedotan hidung-sebagai tanda ada yang menggenang di pelupuk mata mereka-jika melihat betapa Alisha yang akan selalu menangis saat tidak sedang menyusu ataupun tertidur, namun kali ini Alisha justru tampak begitu tenang walaupun sedang tidak menyusu dan kedua matanya yang besar itu sedang bergerak-gerak dengan cerahnya.

Yang tidak Maya mengerti adalah kenyataan yang baru saja menghantamnya dengan sangat telak. Ada apa dengan putrinya itu sampai-sampai Maya yang sudah mengorbankan waktu tidurnya bahkan sampai hatinya selalu dipenuhi rasa kalut, gundah dan kecemasan yang membuat frustrasi, namun seolah semua sirna begitu saja hanya dengan keberadaan Alisha dalam gendongan laki-laki itu?

Entah apa yang tiba-tiba merasuki Maya, namun Maya memilih untuk minta ijin ke kamar kecil-dan sempat meminta ibunya untuk mengawasi putrinya yang masih berada dalam gendongan Yuda. Begitu sampai di kamar kecil, air mata Maya langsung berjejalan keluar, dan dia harus membekap mulutnya sendiri agar suara tangisnya tidak ikut meluncur keluar.

Jika seperti ini, lantas apa yang bisa Maya pertahankan lagi, jika pada kenyataannya, putrinya justru berbalik arah untuk berpihak dan berada dalam dekapan laki-laki yang sejak awal tidak pernah menginginkan kehadiran mereka?

Meski Maya bersyukur dan merasa lega karena putrinya berhenti menangis, namun jauh di lubuk hatinya, ada semacam perasaan iri, marah dan entah apa lagi yang terpendam di dalam sana seolah membuat Maya merasa begitu tersisihkan.

***

Raut wajah Yuda rasanya tak pernah jadi seriang dan sebahagia ini. Setelah beberapa saat sebelumnya dirinya diizinkan untuk menggendong Alisha. Astaga, menggendong dan merasakan geliat mungil tubuh Alisha dalam dekapannya, bukan cuma melihat, Yuda merasa semua ini adalah mimpi!

Harga Untuk LukaWhere stories live. Discover now