"Sa, dengerin gue baik-baik. Ga ada cowo yang statusnya udah bertunangan bakal repot-repot bangun pagi cuma buat jemput tunangan orang. Sekalipun dia sahabat baiknya Arsa, dia ga bisa jadiin itu semua sebagai alasan buat memperlakukan Aletta istimewa"

Rissa tampaknya masih terkejut, Selama ini Rissa memang sudah menduga ada yang tidak biasa dari perlakuan Roan ke Aletta, contoh kecil saja seperti mengusap kepala Aletta lalu tatapan lembut yang tidak pernah Rissa dapatkan.

Melihatnya saja itu sudah membuat Rissa sakit hati, tapi Rissa tidak pernah mempermasalahkannya karena sebelum Rissa bertanya pun Roan selalu lebih dulu meyakinkan Rissa bahwa Roan hanya menganggap Aletta seperti adiknya sendiri.

"Ah iya, gue lupa bilang ini. Lo boleh percaya atau engga, tapi gue pernah dapet Roan nyatain cinta ke Aletta walaupun ditolak"

"Hah?" Raut wajah Rissa semakin tidak enak untuk dipandang.

"Lo boleh anggep ini hasutan, jujur gue bener-bener ga pengen lo sama dia Sa" Kana tanpa sadar mengatakannya dengan nada paksaan

Kana nyaris frustasi, sampai rela mengatakan kebohongan tanpa tau bahwa ucapannya itu mungkin adalah sebuah kebenaran.

"Na, gue pengen sendiri dulu gapapa kan?" Gumam Rissa pelan sambil memegang kepalanya

Kana mengangguk, dia menepuk bahu Rissa "Lo harus pikirin baik-baik, gue bilang kayak gini demi kebaikan lo juga nantinya. Lo orang baik, lo pantes dapet cowo yang lebih baik Sa"

Rissa tidak menjawab apapun dan Kana tidak berniat untuk berbicara lagi.

"Gue pulang ya, sebaiknya lo juga tutup dulu deh gaenak kan kerja kalo ga fokus gini" Kana nyengir lebar

Rissa hanya menunjukkan senyum tipisnya "Hati-hati dijalan ya Na"

"Sip"

Setelah Kana keluar dari butiknya, Rissa langsung menghela nafas panjang. Dia memegang kepalanya yang semakin berdenyut-denyut, perkataan Kana barusan langsung memenuhi kepalanya seolah menghancurkan semua pikiran negatif tentang Roan yang dia berusaha tekan rapat-rapat.

Rissa beranjak dari tempat duduknya, dia menarik semua tirai agar tertutup hingga menciptakan suasana hening didalam ruangan remang remang itu.

Dengan langkah gontai Rissa duduk kembali dikursinya, kepalanya terkulai lemas dengan posisi mendongak menghadap langit-langit

"Na, tanpa lo kasi tau pun sebenernya gue udah tau" gumam Rissa lirih tanpa sadar bahwa airmatanya kini mengalir deras

"Roan emang ga pernah cinta sama gue"

•••

"Huweee, gue barusan beneran kek setan banget sih ngehasut-hasut Rissa kayak gitu" Sehabis dari butik Rissa, Kana tidak langsung ke kampus dia malah berkeliling disekitar taman komplek untuk menenangkan perasaannya yang sempat menggebu-gebu.

"Ya sorry Roan karena udah fitnah lo, tapi kelakuan lo dimasa depan bahkan lebih parah dari itu, jadi adil lah ya" Kana membuang nafas kasarnya sembari mendudukan dirinya disalah satu bangku taman.

Kana termenung cukup lama, bagaimana jika Rissa tiba-tiba memutuskan hubungannya dengan Roan dan mengatakan bahwa ini semua karena ucapannya.

"HAH! kok gue ga kepikiran sih" sontak Kana histeris sendiri membuat dirinya jadi pusat perhatian orang-orang sekitar, saat sadar dengan pandangan orang lain, Kana tersenyum canggung seraya meminta maaf.

"Duh gue bego banget" gumam Kana pada dirinya sendiri, Kana menggigit jarinya panik "Gimana kalau akhirnya gue ga mati dibunuh mereka tapi malah mati dibunuh Roan? HUWAAAHHH!"

REBIRTH : ALDANA [AGRIENT STORY KE-1]✔️Onde histórias criam vida. Descubra agora