Chapter 21!

6 1 0
                                    

Bus yang di tumpangi Jenna kembali bergerak santai, gadis itu menghadap ke arah jendela mengamati orang orang yang sibuk berlalu lalang dan kemacetan di jalan.

Ia sekilas melirik jam tangan yang melingkar di tangan kiri nya yang menunjukkan pukul sepuluh pagi.

"Kamu ga sekolah?"

Jenna menoleh pada seseorang yang duduk di sebelahnya.

"Enggak bang, aku izin karena sakit"jawabnya pelan.

"Sakit? Kenapa kamu keluar? Bukan nya seharusnya kamu di kamar aja?"tanya lagi Rama"Kamu sakit apa?"

Jenna tersenyum kecil"Asam lambung ku naik semalem, tapi sekarang udah gapapa. Aku ada perlu tadi jadi keluar sebentar"ujarnya"Bang Rama sendiri mau kemana?"

"Saya abis selesai praktek, sebenarnya semalem sih cuma karena kecapean saya ketiduran di klinik ruangan saya. Ini saya mau ke kosan kebetulan hari ini lagi senggang"Jenna mengangguk"Kamu sudah sarapan?"

"Hm, belum bang soal nya tadi langsung keluar. Ibu tadi udah tawarin sarapan tapi aku gamau karena buru buru"

"Kalo gitu nanti di halte depan kita turun ya? Temenin saya sarapan"

Dan seperti yang Rama ucapkan mereka turun di halte selanjutnya tepat pada sebuah pasar modern yang menyediakan banyak makanan yang mereka jual serta hal lain yang menarik. Pasar modern ini sangat ramai oleh pengunjung terlebih para orang tua yang sedang berbelanja.

Rama menuntun Jenna memasuki kedai masakan padang dan memesan dua porsi untuk kedua nya.

"Gapapa kan sarapan disini?"tanya Rama"Apa mau pindah?"

"Oh gapapa bang, disini juga keliatan nya enak. Aku belum pernah kesini soalnya tapi kalo lewat sih sering"

Rama terkekeh melihat itu"Selama ini kamu tinggal sama orang tua, terlalu di kekang hm?"

Orang tua. Mendengar itu senyum ceria Jenna sejak tadi kini pudar dan tergantikan dengan senyum kecil yang tak bisa di artikan.

Apa Rama tidak ada sesaat Afni menceritakan kebenaran tentang Jenna? Ah saat itu Rama pulang telat.

"I-iyah, aku ga bisa keluar bebas"jawab nya asal"Tapi sekarang udah bebas kok, gada yang larang"

"Tetap ga bisa bebas Jenna, kamu perempuan mau sebebas apapun kamu di luar tetap harus jaga diri"

Jenna mengangguk"Anjir formal banget"gumamnya sangat pelan.

Tak lama pesanan mereka pun datang kedua nya langsung menghabiskan sarapan mereka.

"Oya, kalo boleh tau kenapa kamu nangis? Ada masalah atau ada yang nyakitin kamu?"

Jenna menunda tangan nya yang hendak menyuap dan menatap Rama.

"Gapapa saya tanya aja kok, Jen. Jangan takut kalo gamau ceritain"

Gadis itu terdiam sejenak dan berdehem"Aku abis ngundurin diri dari kerjaan aku, bang"

"Oya? Kamu kerja? Dimana?"

"Perusahaan model majalah remaja, nama gedung perusahaan nya Betrlly"

Rama terkekeh pelan"Ternyata kamu model remaja toh, pantes saya ga asing sama wajah kamu Jen"

Jenna tertawa kecil"Jenna juga kurang nyaman kalo kaya gini bang, makan nya Jenna ngundurin diri soalnya setiap ketemu orang pasti mereka kenal wajah Jenna"

"Iyah iyah, tapi selain ini ada alasan lain kan? Menjadi model bukan nya pekerjaan bagus"

Jenna mengangguk"Jenna punya alasan untuk itu, intinya jadi model bukan hal yang Jenna mau"

PASSIO'Where stories live. Discover now