Chapter 12!

2 2 0
                                    

Sekolah kembali di mulai seperti biasa namun sebagian murid yang menjadi perwakilan SMA Patimura sedang bersiap untuk melangsungkan keberangkatan mereka menuju jakarta pusat.

"Ga bisa?"tanya Michel yang mendapat gelengan dari Mellin"Duh tuh anak kemana sih gada kabarnya, padahal ini bus nya udah mau jalan"

"Tau, dia gamau liat apa si crush nya ini pergi? Mana tau ga liat lagi"

"Hush! Kalo ngomong"tegur Michel"Ga sekolah kali ya?"

"Bisa jadi"

"Anak anak perhatikan bapak, bus kita akan berangkat lima menit lagi jadi silakan kalian masuk dan memilih tempat duduk kalian. Berbagi ya tidak boleh pilih pilih teman duduk"ucapan pak Reza sebagai guru matamatika yang akan menemani keberangkatan perwakilan murid SMA Patimura mengalihkan atensi mereka.

Seorang Lean memasuki bus tersebut dan memilih tempat duduk lalu menoleh pada jendela tanpa sengaja ia mencari seseorang yang terakhir ia temui saat hujan di malam hari itu. Namun mengapa hari ini ia bahkan tak melihat tanda tanda gadis itu bukankah setiap saat Jenna akan mengganggu nya.

Tak lama mobil bergerak menjalankan diri nya yang di kendarai oleh seorang sopir, sampai mobil itu meninggalkan pekarangan sekolah Lean belum juga melihat kehadiran nya. Ia menatap tangan nya yang terbalut oleh kain perban dan mengingat kejadian saat ia terluka ketika sedamg bertanding bola voli.

Teringat akan gadis yang begitu khawatir pada nya. Perlahan Lean menyungging kan senyum miringnya dan tertawa sinis.

"Gila"

Satu kata yang lelaki itu lontarkan dengan nada berbisik, ia segera menghapus fikiran nya yang terus terjun pada gadis yang menjadi saingan seorang Trea untuk mendapatkan nya.

Di sisi lain gadis itu termenung menatap tulisan tangan nya dan beberapa gambar yang ia buat, Jenna memang suka menggunakan pena nya untuk melukis atau menulis sesuatu tanpa sengaja ia menulis dua nama seseorang yang hampir mirip.

"Sean, Lean"ucapnya membaca"Gue fikir ini cuma kebetulan aja kan? Atau.."

Jenna menatap langit di hadapan nya. Duduk tepat di depan jendela membuat nya lebih merasa tenang dan rileks.

"Raikarnasi"

"Ini bukan raikarnasi, ini sebuah kebetulan yang hampir memiliki kesamaan"

Jenna tersenyum kecil"Apapun itu Sean, aku mencintai sosok lain. Tetapi kamu tetap yang tertawan disini"

Jenna bangkit tanpa merapihkan kembali alat tulis yang sudah ia gunakan gadis itu justru memilih membalut singlet nya dengan hoodie berwarna avocado dan mengikat rambutnya secara asal, Jenna lantas mengambil ponsel dan dompet miliknya lalu bergegas keluar.

Gadis itu memang memilih tidak masuk sekolah dengan alasan masih kurang sehat nyatanya kesehatan gadis itu sudah pulih namun tak ada semangat untuknya bersekolah. Hari Ini Jenna akan mengunjungi rumah seseorang ia memesan taxi online dan pergi menuju rumah tersebut sambil sesekali bernostalgia saat melewati jalanan yang dulu sering ia lewati dengan seseorang.

Setelah tiba Jenna langsung memencet bel pintu rumah itu dan tak butuh waktu lama pintu terbuka menampakkan wanita tua namun masih terlihat cantik. Senyum keduanya terbit sebelum mereka saling berpelukkan.

"Apa kabar tante"tanya Jenna melepaskan pelukan mereka.

"Sehat sayang, kamu makin cantik aja"Jenna hanya menanggapi dengan kekehan"Ayok masuk biar di buatkan minum dulu"

Jenna melangkah masuk dengan di rangkul Risma"Tante, boleh Jenna tunggu di kamar Se aja?"

Senyum Risma perlahan pudar namun hanya sebentar saja kemudian ia mengangguk.

"Silakan sayang, tante buatkan minum dulu untuk kamu"

Jenna mengangguk lantas berjalan menuju kamar Sean yang terletak di dekat tangga rumahnya. Lelaki itu benci jika kamar nya berada di lantai atas entah apa sebab nya ia lebih suka memiliki kamar di lantai dasar. Jenna memegang knop pintu dan membukanya langsung memperlihatkan kamar dengan nuansa biru cerah.

Jika siapapun memasuki kamar ini mungkin mereka akan menyebutnya surga karena warna cerah dan keindahan di kamar Sean yang membuat suasana tetap hidup. Baru melihat kamar nya saja Jenna sudah sesak dan ingin menangis namun ia tetap melangkah masuk dan menutupnya kembali.

"Sean"lirih Jenna membaca tulisan kreatif di dinding lelaki itu. Ia tersenyum dan terus melangkah untuk melepaskan rindu nya pada Sean hanya ini cara terakhir selain mengunjungi tempat peristirahatan terakhirnya.

Mungkin kita hanya akan menemani Jenna melepas kerinduan nya pada Sean, tapi sesekali menemukan kisah masa lalu gadis itu.

Jenna mendudukkan diri nya di kursi kesayangan Sean padahal hanya kursi kebesaran yang sering ia gunakan saat sedang bermain game, Jenna juga membuka laptop yang terbuka namun tak menampakkan apapun ia perlahan membuka nya dan melihat wallpaper laptop itu adalah foto mereka yang sedang tersenyum bahagia.

Sebahagia itu mereka dulu saat saat sebelum semua nya di rubah. Jenna memasuki file foto yang tersimpan dan melihat lihat foto mereka berdua yang bahkan Jenna tak ingat pernah berfoto seperti itu.

Jenna terkekeh"Kamu lucu Se, pantes bocil umur 2 tahun langsung minta kamu jadi pacarnya"ucap Jenna sendiri.

Tak sengaja gadis itu memutar sebuah video yang berdurasi sepuluh menit, ia menambahkan sedikit volume nya agar lebih jelas mendengarnya.

Di layar laptop itu bisa terlihat Sean yang sedang memakan semangkuk mie rebus di depan layar dan tersenyum.

"Je lagi ngambek masa, padahal cuma gue bercandain aja kalo gue nerima tawaran bocil umur dua tahun buat jadi pacarnya. Eh dia marah"

Terlihat Sean terkekeh dan kembali memakan mie nya dengan nikmat.

"Niat nya mau di bujuk tapi nanti deh gue laper banget, bujuk dia butuh banyak tenaga tau cewek kaya dia gitu gitu kalo ngamuk pake tenaga"

Terlihat lagi Sean menyelesaikan makan nya dan menatap layar laptop dengan senyum yang mampu membuat Jenna merasa salah tingkah.

"Je"panggil lelaki itu di dalam rekaman"Jangan marah lagi, sampai kapan pun cuma kamu yang aku mau. Caelah kedengeran nya geli ga sih? Ga bisa romantis soalnya"

"Oke ulang, Je. Lo jangan marah lagi semua itu cuma bercanda yakali gue mau sama bocil? Ya kalo bocil nya lo gue mau banget sih"

"Mungkin kedengeran nya kurang cocok kalo gue bilang gue terlalu sayang sama lo sampai mandang cewek lain gada apa apa nya selain lo, gue tau cemburu itu manusiawi tapi lo juga harus percaya kalo sayang gue ini ga manusiawi"

Jenna sudah berkaca kaca melihat senyum dan tawa lelaki itu terutama tatapan yang sering Sean lontarkan pada nya. Jenna rindu segalanya ia menyesal mengapa sering sekali mengabaikan Sean dan marah pada lelaki itu hanya karena masalah yang begitu sepele.

_Passio!_

Note:

See u, good bye!

PASSIO'Where stories live. Discover now