Chapter 17!

2 2 0
                                    

"Denger denger sih, Lean juara pertama. Keren sih tapi tuh cowok jadi populer dimana mana bahkan di sekolah lain"

Jenna memcerna cerita Mellin sejak tadi dengan diam fikiran nya pun melayang pada lelaki itu. Mengingat terakhir pertemuan mereka adalah ketika Jenna akan pasrah pada hidupnya dan lelaki itu datang memeluknya dari belakang lalu membawa nya menepi dari guyuran hujan.

Jenna pun masih teringat jelas kalimat yang lelaki itu ucapkan, terlihat khawatir namun gengsi untuk mengatakan nya. Dan sejak itu Jenna tak lagi mengetahui kabar tentang Lean.

"Jadi yang ngincer Lean sampe ke ujung akar ga cuma lo sama kak Trra aja, tapi nambah beribu orang"

Jenna memegangi kening nya dengan kedua tangan "Duh pusing banget ngecruhsin orang cakep"

"Lo bisa aja kok ngecruhsin pak Hosea? Cakep kan dia"

"Ngakak"

Pak Hosea adalah guru agama budha yang selalu mengajar di sekolah mereka ketika memiliki jadwal. Terkenal pak Imam adalah seorang yang sama sekali tidak mau menikah hingga usia nya sudah menginjak empat puluh tahun tetapi masih terlihat sangat tampan.

"Makin tua makin ganteng sih"gumam Michel pelan"Kenapa dia gamau nikah? Coba kalo mau buka pendaftaran calon istri, gue ikutan"

"Orang gila lo"celetuk Mellin"Pak Hosea juga milih milih kali cari istri gamau kalo modelan nya pecinta lgbt? Ewh banget"

"Loh! Lo pikir Renjun nyadar kalo lo manusia dan hidup?"

"Setan"

Jenna hanya menggelengkan kepala nya mendengar pedebatan kedua teman nya yang saling mengejek.

"Intinya lo berdua menyukai seseorang yang ga akan pernah bisa di gapai"

"NGACA WOI!"

Jenna terlonjak kaget dengan teriakan kedua teman teman nya itu.

"Biasa aja anjir! Gua bisa gapai Lean kata siapa ga bisa? Kemarin bukan nyerah cuma rehat sebentar"

Mellin mengusap wajah nya pelan"Gatau deh kalo lo tau kenyataan pahit yang menampar lo bolak balik"

Michel pun sama ia menopangkan kepala nya dengan tangan nya sendiri.

"Bisa terpelanting dan terjungkal kali lo"

"Kenapa sih?"tanya Jenna tak mengerti"Apa yang gue belum tau dari Lean?"

Sesaat kedua teman nya itu terdiam saling melempar tatapan jengah sebelum kedua nya langsung menatap Jenna.

"Lo berdua beda agama"

***

Sepulang sekolah Jenna menolak ajakan Mellin dan Michel untuk pulang bersama mereka. Alasan nya Jenna akan menunggu Lean yang sedang mendapatkan kelas agama hari ini.

Yash, menerima kenyataan yang memang mampu membuat Jenna tertampar bolak balik dan terpelanting jauh tetapi gadis itu tidak menyerah.

"Jangan menyerah sebelum kembali gagal"ucap manusia yang ingin menyakiti diri nya sendiri.

Tak lama kelas yang di pakai untuk pelajaran agama lain terbuka menampakkan beberapa siswa siswi yang keluar untuk pulang ketempat mereka masing masing, dan di belakang guru bernama pak Hosea ada Lean yang berjalan santai dengan wajah tanpa expresi nya.

"Kamu, nungguin siapa?"tanya pak Hosea"Bukan nya sudah pulang?"

"Iyah pak saya nungguin, temen"jawabnya.

"Yasudah jangan lama lama di sekolah ya"peringatnya lalu pergi menjauh.

Jenna hanya mengangguk dan langsung mencegah Lean yang berjalan di depan nya.

"Tunggu tunggu"gadis itu menarik lengan seragam Lean"Lo ga liat gue ada disini?"

Lelaki itu menoleh menatap Jenna dari atas sampai bawah"Baru liat"

Apa? Jenna tidak salah menyukai lelaki itu kan? Ya sudahlah.

"Cepetan, gue mau pulang"

"Ajak gue pulang bareng sama lo"ucap Jenna tersenyum bangga. Sementara itu Lean menatap Jenna dengan sebal.

"Gimana? Gue udah nungguin lo disini lo, selama apapun gue nunggu kalo yang gue tunggu itu elo ya ga masalah"

Lean merotasikan matanya"Gada yang nyuruh lo buat nungguin gue, yaudah cepetan"

Jenna. Gadis itu membolakan mata nya tidak percaya setelah mendengar kalimat terakhir dari Lean sedangkan cowok itu sudah berjalan cepat di depan nya.

Tunggu apa lagi? Kesempatan tidak datang dua kali itu pun jika beruntung jadi disaat Jenna mendapatkan kesempatan emas ia segera berlari menyusul Lean yang sudah duduk di atas motor nya dan memakai helm miliknya.

"Cepet naik"

Jenna menurut ia berpegangan pada pundak Lean dan duduk dibelakang cowok itu. Setelahnya Lean menjalankan motor besar nya keluar dari pekarangan sekolah dan membelah jalanan kota.

Di sana Jenna terus tersenyum dengan perasaan senang dan berdebar debar, moment seperti ini tidak bisa ia abaikan.

"Rumah lo dimana? Jangan diem aja kasih tau gue jalan nya"

Jenna yang sibuk menyimpan hasil jepretannya terkejut dan langsung memberi tahu alamat rumahnya, setelah tiba gadis itu turun dan menatap Lean.

"Makssihh lo lagi baik banget, tambah suka deh!"

Lean menatap Jenna sinis"Gue gakan pernah suka balik sama lo, jangan harap"

Setelah mengucapkan itu ia pun kembali menancapkan gas meninggalkan Jenna yang sibuk tersenyum.

"Ga perdulii, cinta datang secara tiba tiba Le! Liatin aja"teriak Jenna di tempatnya kemudian gadis itu memasuki rumah kost nya yang bertingkat dan berjejer.

"Ehh, Jenna hampir kaget ibu"

Jenna yang saat membuka pintu bertepatan dengan seorang wanita berhijab tersenyum karena ia juga terkejut ada nya wanita berhijab tersebut.

"Iyah bu, mau kemana rapih banget?"tanya Jenna akhirnya.

"Ibu belum bayar listrik sama mau beli bahan masakan buat ntar malem anak anak"

Jenna mengernyit"Pake uang ibu beli bahan bahan makanan nya?"

Wanita itu tersenyum dan mengusap bahu Jenna"Tiap pagi atau setiap sebulan sekali, mereka kasih ibu uang untuk beli bahan makanan. Jadi ibu yang beli tapi uang mereka"

Mendengar itu Jenna terdiam bagaimana pun ia juga tinggal disini namun tak memiliki sepeser uang pun, melihat expresi Jenna wanita bernama Afni jadi merasa tidak tega.

"Hmm, kamu capek ga?"tanya Afni.

"Enggak bu, kenapa?"

"Kalo gitu mau temenin ibu belanja? Nanti kamu bantuin ibu masak, ini kesepekatan kita kan?"tanya Afni tersenyum"Sebenarnya ibu gapapa kalo kamu cuma tinggal disini, tapi ibu gamau buat kamu ngerasa membebani ibu"

Jenna mengembangkan senyumnya dan mengangguk.

"Jenna ganti baju dulu bu, sebentar aja yaah?"

"Iyah deh, sana"

Gadis remaja itu langsung melegang masuk menuju kamar baru nya dengan antusias sementara Afni yang melihat hanya tersenyum senang sambil menggelengkan kecil kepalanya, ia tahu rasa nya menjadi Jenna setelah mendengar beberapa cerita gadis itu saat pertama kalo berjumpa.

"Gadis malang"

_Passio!_

Note:

See u next time, good bye.


PASSIO'Où les histoires vivent. Découvrez maintenant