DS | 16 •Marah•

15.5K 2.1K 227
                                    

Jangan lupa untuk follow sebeluembaca ocee😉

Khadafi yang menahan pisau tersebut menggunakan tangan kanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Khadafi yang menahan pisau tersebut menggunakan tangan kanannya.

Sebisa mungkin ia menahan pisau itu agar tidak menyentuh pinggang Xaula yang hampir tertusuk, bahkan Seno semakin mendorong pisau tersebut agar Xaula turut ikut tertusuk. Namun, na'asnya Khadafi dengan sekuat mungkin menahannya dan mendorong pisau tersebut dengan mengucapkan takbir.

"Allahu Akbar!" Khadafi berhasil membuat pisau itu terlepas dari genggaman Seno.

Pria itu menatap Khadafi dengan takut, dirinya bahkan di dorong dengan kencang oleh Khadafi. Namun, pisau tersebut masih tertancap di lengan Khadafi.

"Anda seharusnya melindungi adik Anda. Jika tidak sanggup melindungi, setidaknya Anda jangan mencelakai adik anda sendiri!!" bentak Khadafi terlihat sangat marah.

Prang!

Pisau itu terlempar dengan darah yang menempel padanya. Khadafi menatap tajam pada Seno. Ia menepuk-nepuk pipi Seno dengan tangannya yang terkena tusukkan tadi.

"Hah, bajingan! laki-laki mana yang tega menyakiti seorang wanita terlebih lagi dia keluarga kandungan sendiri," ucap Khadafi mencengkram kuat dagu Seno.

Seno menggeletukkan giginya kesal dengan tingkah Khadafi yang ikut campur dengan urusannya, "Lo siapa ikut campur urusan gue sama anak sialan itu!"

Plak!

"Dia itu adik Anda bukan anak sialan!!! Wanita seperti dia sangat berharga! Bisa-bisanya Anda merendahkan adik Anda sendiri, sialan!" Teriak Khadafi sangat marah pada Seno, karena wanita yang ia cintai di remehkan seperti itu.

"Lo nggak tau aja dia itu cewe murahan, cewek sialan, cewek berandal, cewek bangsat!!"

Bugh!

Khadafi meninju rahang Seno dengan kencang. Ia sangat marah sekarang kepada Seno. Emosinya sudah tidak terkontrol lagi, bahkan lelaki itu sampai menangis mendengar perkataan menyakitkan dari Seno.

"Ghabiun! Jangan pernah sekali-kalinya Anda merendahkan Xaula di hadapan saya!!! Laki-laki seperti Anda hanyalah benalu!!"

Bugh!!

"Dengan teganya anda berkata seperti itu di depan banyak orang."

Bugh!

"Perkataan Anda sangat menyakiti hati wanita saya. Xaula hanya wanita biasa yang menginginkan kasih sayang, Anda tidak seharusnya bilang seperti itu hiks ..." lirih Khadafi dengan isak tangisnya.

Semua orang terdiam menatap kemarahan Khadafi pada Seno, terlebih lagi mereka hampir menjatuhkan air matanya karena ucapan Khadafi yang sangat menyentuh hati.

Xaula memapah Yoga dan anggota lainnya duduk di tepi jalan, sambil mengelap darah dari sudut bibir Yoga, ia mulai menangis mendengar semua perkataan yang di lontarkan Khadafi.

Kali pertamanya ia mendengar ucapan setulus ini dari orang yang bahkan ia baru kenal beberapa hari ini. Hati kecilnya sedang menjerit sakit, karena perkataan Seno yang sangat menghancurkan hati Xaula.

"Lo nangis?" Tanya Yoga saat mendengar isak tangis yang keluar dari bibir Xaula. Namun, gadis itu hanya menggeleng pelan, lalu menghapus air matanya dan tersenyum kembali.

"Nangis kenapa coba."

Yoga menatap Khadafi, "Baru kali ini gue ngeliat cowok setulus itu sampai nangis," kata Yoga membuat Xaula ikut melihat ke arah Khadafi.

"Ula! Ula! Darahnya masih keluar," panik Yuta melihat telapak tangan Khadafi semakin mengeluarkan darah.

Dengan cepat Xaula datang menghampiri Khadafi untuk mengobati tangan lelaki itu.

"Tangan lo berdarah, sini di obatin dulu. Udah jangan ladenin cowok nggak punya harga diri kayak dia!" ketus Xaula membawa Khadafi menjauh dari Seno. Namun, sebelum dirinya benar-benar di bawa oleh Xaula, Khadafi memberikan sapu tangan yang selalu ia bawa di saku gamisnya itu pada Seno.

"Elap, hidung Anda berdarah, maafin saya sudah kasar pada Anda." Khadafi memberikan Sapu tangannya kepada Seno.

Semua orang speechless melihat interaksi Khadafi pada Seno. Entah apa yang ada di pikiran Khadafi sampai masih berbuat baik padahal orang itu sudah melukai dirinya.

Xaula langsung membawa Khadafi pergi dari tempat ini, karena melihat luka di telapak tangan Khadafi sangat menyeramkan.

"Mau kemana?" tanya Khadafi.

"Ke rumah sakit."

Khadafi langsung tersadar melihat luka di kepala Xaula, dia sedikit menyingkirkan rambut Xaula yang menempel pada dahinya yang berdarah.

"Ayo saya antar kamu ke rumah sakit, sekalian sama yang lain, saya panggilkan taxi dulu," ucap Khadafi begitu panik.

Dirinya baru saja ingin berjalan. Namun, sudah di cekal terlebih dahulu oleh Xaula. Gadis itu menatap Khadafi dengan penuh amarah, "Lo bisa nggak sih, sekali aja mikirin diri lo sendiri!!"

"Robia, ja-jangan teriak-teriak."

"Nggak capek apa selalu peduli sama orang lain yang terluka, sedangkan diri lo lebih terluka!!" bentak Xaula membuat Khadafi terdiam membeku.

Intinya jika Xaula sudah marah-marah, pasti Khadafi langsung diam membeku tidak berani melawan gadis itu.

"Ta--tapi saya ti-tidak kenapa-kenapa, Robia," ucap Khadafi dengan lembut.

Xaula langsung menarik tangan Khadafi yang terluka, lalu ia angkat tepat di hadapan Khadafi, "Ini apa? Lo bilang ini nggak kenapa-kenapa? Lo beneran gila ya! cukup ustad, cukup lo memperdulikan orang lain, lihat tangan lo terluka parah demi nyelametin gue!! Lo masih bilang ini nggak kenapa-kenapa?" Bentak Xaula dengan wajah yang memerah karena kemarahannya sunggu memuncak.

"Saya beneran tidak kenapa-kenapa Xaula. Saya bisa mengobatinnya di rumah, kondisi kamu yang sangat parah, dahi kamu bahkan sampai mengeluarkan darah seperti itu, lihat sikut kamu juga berdar--"

"Khadafi cukup! ikut gue ke rumah sakit!"

"Khadafi cukup! ikut gue ke rumah sakit!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀🥀

Seno

Jangan lupa untuk vote dan komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa untuk vote dan komen

DISKUSI SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang