DS|02 •la tadhhab 'iilaa almanzil qabl 'an tafuz•

23.4K 2.6K 105
                                    

"Haram? Hei girl, itu udah menjadi kebiasaan sepasang kekasih, jangan norak kenapa jadi cewe," cibir Dave langsung menjambak rambut Camila yang sudah berani membantah perintahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Haram? Hei girl, itu udah menjadi kebiasaan sepasang kekasih, jangan norak kenapa jadi cewe," cibir Dave langsung menjambak rambut Camila yang sudah berani membantah perintahnya. Dengan kejamnya Dave menyeret Camila dengan jambakan yang belum ia lepaskan.

Emosinya berkalut dikepala Dave, "Udah gue bilang, Camila.... Jangan ngebantah ucapan gue!!"

Xaula melihat kepergian Camila dan Dave dengan penuh penyesalan, "Hey, stop it. Ja-ngan kasar sa-ma cewe uhuk..." Lirihnya menahan rasa sakit pada perutnya.

Sebisa mungkin Xaula menahan rasa sakitnya, dia kembali memakai topi andalannya yang terjatuh karena hajaran Dave tadi.

Prinsipnya : Pantang pulang sebelum menang.

Xaula ini bukan tipikal gadis lemah gemulai atau bahasa gaulnya menye-menye. Dari kecil Xaula sudah diajarkan keras pada Ayahnya.

Dengan raut wajah yang sangat datar, Xaula keluar dari gang tersebut dengan tatapan yang mematikan di balik topi miliknya berlogo 'XARTA'.

Dengan penuh emosi kesal terhadap kekalahannya tadi, Xaula berlari dan langsung menendang punggung Dave dari belakang hingga berbunyi.

Dugh!

"Akh!!"

Dave terjatuh ke depan, tidak banyak basa-basi Xaula langsung menghajar kembali Dave, melampiaskan emosinya.

Bugh... Bugh...

"Bastard! Cewe tuh dijaga bukan dirusak, tolol!" Bentak Xaula memelintir tangan Dave hingga lelaki itu meringis tak karuan di jalanan yang sepi ini.

"ARGH!!"

"Bacot! Ikut gue lo sekarang," kesal Xaula mengikat kedua lengan Dave di belakang dengan tali yang dijadikan gelang oleh Xaula.

"Lepasin gue, cewe brandal!"

"Lo lebih brandal, bro."

Setelah selesai mengikat kedua lengan Dave, Xaula menoleh kebelakang menyuruh Camila untuk ikut bersamanya.

"Gak usah takut, ayo gue anter pulang," kata Xaula memberhentikan taxi.

Sepanjang jalan Camila melamun, perjalanan pulang ke rumah Camila dengan pakaian yang ia kenakan sekarang, dengan Dave yang di bawa juga oleh Xaula membuat hati gadis itu khawatir tidak tenang. Terlebih lagi kakaknya baru saja pulang dari pesantren.

Tepat di depan rumah Camila, dia ragu membuka pintu pagar rumah. Xaula yang memperhatikannya dari tadi langsung paham apa yang dia pikirkan.

"Ganti baju dulu, tenang gue baru ganti baju kok tadi pas pulang kerja biasanya gue gak ganti baju selama seminggu, lo beruntung karena gue abis ganti baju," kata Xaula.

"Cewe gila. Brandal. Jorok banget ganti baju seminggu sekali. Gak punya baju lo dirumah? Hah?!" Cibir Dave mendapatkan jambakan dari Xaula.

"A a a... aaaa..anjir iya-iya maap."

DISKUSI SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang