Dan Arion adalah tipe softboy. Berkebalikan dengan yang lainnya.

Tapi yang sama diantara mereka adalah sama-sama keras kepala.

Sepertinya persaingan untuk mendapatkan Zara sepertinya tidak mudah. Bakal ada salah satu diantara mereka yang tersakiti.

*****

"Haichuu...!" Zara tiba-tiba bersin saat makan di kantin bersama Sora.

"Sepertinya ada yang ngomongin gue" gumamnya.

"Kenapa Zara?" tanya Sora.

"Nggak. Gue cuman bersin doang" jawab Zara sambil melanjutkan makannya.

"Kenapa tiba-tiba hatiku gue merasa nggak nyaman" batin Zara.

Seusai makan di kantin. Zara dan Sora kembali ke dalam kelas.

"Lo udah selesai tugas fisika Ra?" tanya Sora.

"Tugas fisika?" Zara pun berpikir dan langsung berteriak. "Gue lupa! Sora, gimana ini. Guru nya juga wali kelas kita."

"Lo kenapa bisa lupa?"

"Yah, gue lupa. Lo tahu gue, orangnya pelupa."

Kring... Kring...

Jam istirahat telah berakhir. Les fisika dimulai. Zara ketar-ketir karena tugasnya belum siap sama sekali.

Guru fisika masuk, dan langsung menanyakan tugas. "Serahkan tugasnya di depan sekarang."

Semua orang menyerahkan tugas, kecuali Zara dan Arion.

"Zara, Arion. Kenapa kalian tidak menyerahkan tugas kalian?"

"Tugas saya belum siapa Bu. Saya lupa kalau ada tugas" jawab Zara takut.

"Saya nggak ada waktu ngerjain tugas Bu. Beda beberapa hari yang lalu ada tugas nya. Kalau kemarin ada tugasnya, saya mana bisa kerjakan, saya semalaman sibuk di lokasi syuting" jawab Arion.

"Kalau gitu, Ibu hukum kalian. Kalian yang akan membersihkan ruang kelas nanti."

"Iya Bu" jawab mereka bersamaan.

Zara menoleh pada Arion. Dia kesal, sepertinya hari ini dia sial juga, karena bersama Prince Charming satu ini.

Zara menoleh pada Sora dengan wajah memelas. "Sora... Ini gimana sih. Masa iya gue harus berdua sama tuh cowok. Asli malas banget dah."

Sora hanya bisa menghela napas. "Siapa suruh tidak ngerjain tugas nya Zara..."

"Gue lupa..." Zara mengerucutkan bibirnya kesal. Sebenarnya dia tidak masalah dengan hukuman nya. Tapi yang jadi masalahnya adalah karena dia menjalankan hukuman dengan Arion.

"Temenin gue nanti ya... Gue nggak mau berdua dengan tuh cowok. Iya ya Sora. Please..." ucap Zara sambil menangkup kan kedua telapak tangan.

"Gue juga ingin temenin lo Zara, tapi gue ada kegiatan setelah pulang sekolah. Gue minta maaf ya."

"Iya deh" ucap Zara dengan nada kecewa. Dia membuka bukunya dan memperhatikan guru yang sedang menjelaskan di depan.

"Ibu telah menjelaskan mengenai energi kinetik dan energi potensial. Ibu ingin bertanya pada kalian. Apa hubungan energi kinetik dan energi potensial?" tanya Bu guru pada seluruh murid di dalam kelas.

Hening...

Tidak ada satu patah pun keluar dari mulut murid. Tidak ada yang menjawab pertanyaan yang baru di tanyakan oleh guru fisika tersebut.

"Ayo, siapa yang bisa jawab?"

Hening... Lagi-lagi tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan guru tersebut.

"Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan barusan? Padahal itu pertanyaan yang gampang untuk di jawab."

"Kalau tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan ini. Ibu sendiri yang akan menunjuk siapa yang akan menjawab pertanyaan ini."

Para siswa yang awalnya hanya menundukkan kepala, mereka mulai melihat ke arah kanan kiri.

"Ibu ingin tanya pada yang belum ngerjain tugas."

"What?! Mampus gue. Apa sih jawabannya?!" tanya Zara dalam hati.

"Arion. Apa hubungan energi kinetik dan energi potensial?"

Zara seketika bernapas lega karena bukan dia yang di unjuk.

Arion bangkit berdiri, dan menjawab pertanyaan tersebut.

"Pertama-tama energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda karena bergerak, sedangkan energi potensial adalah energi yang disimpan oleh benda karena posisinya. Kedua energi tersebut saling terkait karena energi kinetik dapat diubah menjadi energi potensial dan sebaliknya" jawab Arion dengan tegas dan tepat.

"Baik. Kamu silahkan duduk kembali."

"Jadi, anak-anak itu adalah hubungan antara energi kinetik dan energi potensial. Saya harap kalian tidak melupakan hal itu."

"Baik Bu."




Please vote and komen 🥰🙏



Don't Touch Me, Prince! [END]Where stories live. Discover now