5. Check up

254 28 13
                                    

Note: Ada pergantian nama cast jadi bijaklah dalam membaca. Lebih baik lagi jika membaca nya mengulang dari awal

**********
Saat Nareca keluar dari kamar mandi lengkap dengan baju yang sudah ia pakai.

Ia melihat Rayen sedang duduk di sofa, sepertinya dia menunggunya.

Nareca tidak mempedulikan hal itu. Dia berdandan dan dirasa sudah cukup, ia ingin keluar dari kamar namun perkataan kakaknya membuat ia berhenti.

"Gue anter ya ca. Lo belum sepenuhnya sembuh, luka lo pasti masih sakit" ucap Rayen menghampiri Nareca.

"Luka gue dari dulu sampe sekarang emang masih sakit kak. Dan mau dengan cara apapun luka ini ga bakal sembuh selagi kalian ga berhenti untuk kembali menorehkan nya"

"Gausah kak. Gue bisa naik taksi. Lagian temen gue juga ga mau ada cowo yang masuk ke ruang inap nya" ucap Nareca berbohong.

Ia hanya ingin jadwal check up nya berjalan dengan lancar tanpa diketahui oleh banyak orang.

Rayen tampak janggal dengan ucapan Nareca. Mana ada orang kaya gitu ada ada aja, pikir Rayen.

"Gue tetep mau nganter lo ca, lo tanggung jawab gue, udah seharusnya gue menjaga lo" ucap Rayen menghampiri Nareca.

"Andai ucapan lo itu bisa lo buktikan kak, gue bakal seneng banget punya kakak kaya lo" batin Nareca menatap kakaknya.

"Iya iya maksa banget jadi human. Lo tunggu di parkiran aja ya ga usah masuk" saut Nareca. Tatapannya tidak lupa untuk menatap kakaknya sinis.

"Dih kok gitu. Jahat banget jadi adek ninggalin kakaknya di parkiran" ucap Rayen menirukan logat Nareca yang berbicara padanya barusan.

"Yaudah gausah ikut" Nareca berjalan keluar pintu diikuti Rayen yang mengejarnya.

"Sensian banget jadi orang ca" ucap Rayen mengikuti langkah Nareca dari belakang.

"Gapapa yang penting masih idup" ucap Nareca seadanya.

"Apa hubungannya wartiem" tonyor Rayen pada adiknya. Hingga Nareca hampir jatuh tersungkur ke depan.

Kurang ajar emang, kakak ga ada akhlak.
Sumpah serapah sudah Nareca ucapkan di dalam hati.

"Si anying ga ada lembut lembut nya banget jadi kakak" sinis Nareca tetap berjalan menuju pintu keluar.

"Bodo"

Mereka berhenti di pintu keluar, karena tiba-tiba Nareca memberhentikan langkahnya, alhasil Rayen yang akan menabrak adiknya mengerem mendadak agar singa nya tidak kembali marah.

Tatapan Nareca tidak berhenti dari seorang perempuan yang membawa banyak tas belanjaan, ia berjalan menuju pintu tempat Nareca berdiri.

"Kenapa lo? Iri sama gue yang bisa dapetin ini semua. Heh sadar diri ya bego, lo itu cuma hama di keluarga ini" ucap perempuan itu menatap Nareca sinis.

"Belanja pake duit bokap aja bangga. Usaha sendiri dong buat dapetin ini itu tanpa bergantung ke bokap-nyokap. Kalo gue sih malu. Beli ini, pamerin itu tapi hasil ngerengek ke ortu" kekehan Nareca mampu membuat perempuan dihadapan nya emosi.

NARECA حيث تعيش القصص. اكتشف الآن