Part 36

116 11 0
                                    

Happy reading 💙

***

Zayan memasuki rumahnya dan berteriak kencang, "Bunda, abang pulang!!"

"Jangan teriak bang! Ini bukan hutan," balas Lusiana dengan berteriak pula.

"Lah katanya jangan teriak, tapi bunda nya sendiri juga teriak." Gumam Zayan pelan.

"Bunda dimana?" teriak Zayan lagi.

"Dapur bang!"

Zayan yang mendengar itu segera melangkahkan kakinya menuju dapur. Disana terlihat Lusiana yang tengah membuat kue.

Cup

Usai mengecup pipi Lusiana singkat Zayan mendudukkan dirinya di kursi yang ada disana.

"Bunda bikin apa?" tanya Zayan.

"Bikin kue, tadi Ara minta bunda buat bikin kue kesukaannya."

"Sekarang Ara nya mana?"

"Tuh di belakang. Biasa, lagi main sama Molly," tunjuk Lusiana kearah taman belakang rumahnya.

"Abang ke Ara dulu Bund,"

Zayan berlalu dari sana menuju taman belakang. Terlihat Ara yang sedang berbicara sendiri dengan Molly dipangkuannya.

"Dor!" kaget Zayan membuat Ara terlonjak.

"Abang, abang ngagetin Ala tau!"

"Hahaha maaf deh. Abisnya Ara dari tadi ngomong sendiri, kayak orang gila tau." Ejek Zayan, tangannya menoel hidung Ara.

"Abang jahat, masa Ala disamain sama olang gila sih. Lagian Ala gak ngomong sendili, Ala lagi ngomong sama Molly tau!"

"Dih emangnya Molly ngerti apa yang diomongin Ara?!"

"Ngelti kok, tadi waktu Ala ajak Molly ngomong, Molly nya jawab meong meong."

"Hahaha kamu lucu banget sih, sini cium dulu!" Zayan mengangkat tubuh Ara ke dalam gendongannya dan mencium wajah Ara bertubi-tubi, tak lupa juga dia menggigit pipi tembem Ara yang membuat Ara berteriak kesakitan.

"HUWAA ABANG SAKIT!! BUNDA ABANG GIGIT PIPI ALA!"

Mendengar putri kecilnya yang berteriak itu, Lusiana segera menghampirinya.

"Bunda, abang jahat. Abang gigit pipi Ala," adu Ara pada Lusiana, tangannya merentang meminta digendong oleh Lusiana.

Lusiana segera mengambil alih Ara dari gendongan Zayan. "Abang kok jahat banget, pipi adiknya masa digigit. Emangnya pipi Ara bakpau apa?"

"Abang gemes Bund, makanya abang gigit." Zayan menjawab dengan tampang polosnya.

"Ya jangan digigit juga dong bang. Liat nih, pipi nya jadi merah!" Lusiana menunjukkan pipi Ara yang memerah pada Zayan.

"Ututu maafin abang ya Ara, nanti abang beliin Ara es krim deh."

Ara menjawab masih dengan sesenggukan, "Abang hiks janji kan hiks?"

"Janji, asal sekarang Ara berhenti dulu nangisnya!"

Mendengar ucapan Zayan, Ara pun menghentikan tangisannya. Lusiana yang melihat anak perempuannya sudah berhenti menangis itu pun menurunkan Ara dari gendongannya.

"Yaudah, Ara main lagi ya! Bunda mau lanjutin bikin kue nya. Abang juga jangan jailin adiknya lagi, awas aja kalo sampe Ara nangis lagi!"

"Haha iya Bund, tenang aja!"

Accismus [END]Where stories live. Discover now