Part 33

127 12 0
                                    

Happy reading 💙

***

"Makasih ya Zay udah ajak gue jalan malam ini. Lo mau mampir dulu?" tanya Aleana begitu mobil yang dikendarai Zayan berhenti di depan rumahnya.

Zayan melirik sekilas kearah jam tangan miliknya, pukul sepuluh malam.

Zayan mengangguk, "Gue mau bilang makasih dan maaf sama om Damian karena udah bawa anaknya pulang malam. Ayok!"

Zayan menarik tangan Aleana lembut. Keduanya berjalan menuju pintu utama rumah Aleana.

Aleana membuka pintu, dia menyuruh Zayan untuk duduk di ruang tamu.

Dia berjalan kearah dapur dan bertanya keberadaan Damian pada bi Sumi yang tengah beberes.

"Bi, papi dimana ya? Udah tidur?" tanya Aleana.

"Eh non Lea, bibi tadi liat tuan ada di ruang kerjanya non."

"Oh iya makasih ya bi."

Aleana berlalu dari dapur menuju ruang kerja papi nya yang terletak disebelah tangga.

Tok tok..

"Papi?!" panggil Aleana di depan pintu.

"Masuk aja sayang!" ucap Damian dari dalam.

"Kamu udah pulang? Gimana jalan-jalannya, seru gak?" tanya Damian begitu Aleana dihadapannya.

"Papi nanti Lea ceritain semuanya. Tapi sekarang papi keluar dulu yuk, Zayan mau ngomong sama papi katanya."

"Oh yaudah, ayok!"

Damian dan Aleana berjalan menuju ruang tamu rumahnya. Disana terlihat Zayan yang tengah memainkan ponselnya.

"Zayan!" panggilan Damian membuat Zayan mendongakkan kepalanya dan menyimpan ponselnya di saku.

"Om!" ucapnya sambil menyalami tangan Damian.

"Duduk, duduk!" titah Damian.
"Ada apa? Kata Aleana, kamu mau ngomong sama saya?"

"Iya om. Saya minta maaf karena udah bikin anak om pulang malam dan makasih juga karena udah kasih saya izin buat ajak anak om pergi. Saya juga berhasil membawa pulang Aleana tanpa lecet sedikitpun, seperti ucapan saya sebelum berangkat. Tapi saya juga minta maaf om karena tadi air mata Aleana sempat terjatuh dari mata cantiknya." Ucap Zayan panjang lebar.

Damian kaget mendengar jika anaknya menangis, dia menolehkan kepalanya kearah Aleana.

"Sayang kamu nangis kenapa? Zayan jahatin kamu?" tanya Damian khawatir.

"Enggak papi, Zayan gak jahatin Lea. Tadi Lea nangis karena cerita tentang mami." Jawab Aleana cepat.

Damian menghembuskan nafasnya lega, dia kira Zayan menyakiti putrinya tapi ternyata dia salah.

Putrinya menangis karena menceritakan istrinya dan itu jelas tidak ada sangkut pautnya dengan Zayan. Tapi dengan lantangnya Zayan meminta maaf padanya karena air mata putrinya jatuh padahal sudah jelas itu bukan salahnya.

"Papi kira Zayan nyakitin kamu."

"Enggak papi. Zayan baik, dia gak akan nyakitin Lea. Iya kan Zay?" tanya Aleana meminta pendapat.

Zayan mengangguk, "Iya," matanya beralih menatap Damian.
"Om, saya tidak mungkin menyakiti anak kesayangan om."

"Bagus kalo gitu."

"Yaudah om, saya pamit pulang dulu. Udah malam," pamit Zayan menyalami tangan Damian.

Zayan pergi dari rumah Aleana, mobilnya dia lajukan dengan cepat.

Accismus [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن