Bab 25

295 38 2
                                    

Di perbatasan kota London, jalanan malam itu tidak terlalu ramai. Tentu saja hutan yang ada di kedua sisi jalan membuat jalan terasa menyeramkan. Banyak pengemudi yang lebih memilih melewati tol untuk sampai ke tujuan mereka. Jadi, masuk akal kalau jalanan itu sepi sekali. Bahkan tak ada lampu satu pun di sana.

Jalanan hutan yang menyeramkan dan rawan kejahatan, untuk apa orang ke sana?

Beberapa sosok melompat turun dari pepohonan ke jalan. Langkah mereka tak bersuara saat melompat. Seperti melayang, mereka berdiri mantap di atas tanah. Jubah hitam yang mereka gunakan berkibar karena arah angin.

Selang beberapa detik terdengar hentakan-hentakan langkah yang bergemuruh. Pepohonan bergoyang dan dedaunan bergesekan dengan riuh.

Tiga sosok bertudung diam membiarkan empat hewan serigala besar melompat ke hadapan mereka. Mata-mata menyala milik para serigala melotot menatap waspada tiga sosok di depannya. Keempat tungkai mereka menekuk, siap sedia menyerang dengan geraman gigi taring yang tajam, sedia menggigit dan merobek apa saja. Tanpa peduli kengerian yang terasa mencekam dari tiga sosok di depan mereka.

Serigala besar berbulu kecoklatan yang paling depan menggeram keras. Seolah bertanya apa yang tengah tiga sosok itu lakukan di kawasan mereka.

Angin berhembus kencang, melepaskan tudung sosok yang paling mungil dan di depan dua lainnya. Wajah yang familiar bagi para Cullen dan dua Uzumaki terlihat. Dengan wajah yang mungil dan mata semerah darah khas Jane menatap datar empat serigala di depannya.

"Kami hanya lewat," Jane berkata dengan dingin dan tanpa emosi, "pergi."

Serigala berwarna coklat jelas tak percaya. Dia menggeram lagi, tapi kali ini dengan suara yang agak pelan dari sebelumnya.

Seolah mengerti arti geraman serigala itu, Jane menjawab, "Bukan urusan kalian. Minggir."

Serigala selalu bertemperamen panas. Salah satu serigala di sana yang berwarna abu-abu menggeram keras lalu melompat tanpa aba-aba, berniat menyerang Jane dan dua vampir di belakangnya.

Mata Jane bergerak dan serigala abu-abu itu terlontar kembali ke tanah, menggeliat seraya merintih kesakitan.

Jane kembali menatap serigala lainnya yang hampir saja menyerang jika tak ditahan pemimpin mereka. "Minggir."

Serigala berwarna kecoklatan itu melolong. Suaranya keras sekali yang menggema di belantara hutan tersebut. Tak lama kemudian terdengar sahutan lolongan dari utara.

Mata menyala serigala kecoklatan itu menatap Jane dan menggeram lagi. Kali ini keras dan berbahaya seolah memperingatkan tiga vampir di depannya untuk tak macam-macam.

Jane mendengus sinis. Dia memasang kembali tudungnya dan melompat dengan cepat diikuti dua vampir di belakangnya. Mereka bertiga meninggalakan keempat serigala yang menatap curiga akan kepergian vampir-vampir tersebut.

.
.
.
.
.
.

Dengan gaun pesta merah tanpa lengan dan menampilkan belikat serta punggung Naruto, gadis berambut pirang itu tampil cantik dan menawan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Kunoichi: Our Love and StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang