Chapter 18

235 46 8
                                    

Kurama bukan tipe makhluk yang suka bekerja keras. Rubah itu justru lebih memilih tidur dan hanya membiarkan alam yang akan berbicara. Meski pun Kurama tak peduli sedikit pun yang ada di sekitarnya. Terkecuali jika itu mengganggunya.

Memangnya apa yang bisa Kurama lakukan selain tidur di alam bawah sadar jhincuriiki-nya? Bahkan terlalu membosankan karena terlalu sering melihat genangan air bak danau atau suara tetesan air yang membuat riak di genangan metafase pikiran si pirang.

Satu tindakan yang bisa Kurama lakukan mengusir kebosannya: tidur. Memejamkan mata seraya mendengar gelak tawa jail si pirang atau gumaman penuh gerutu terkena sial, sudah lama Kurama lakukan; memberikan komentar-komentar atas kebodohan yang dilakukan Naruto; atau bermimpi dengan dia yang tertidur beralaskan rerumputan hijau dan gelungan tubuh yang nyaman. Rutinitas yang acap kali membuat Kurama mendengus penuh kebosanan.

Terkadang, Kurama akan bertanya sampai kapan rutinitasnya ini terjadi. Kurama sudah sangat lelah untuk melakukannya.

Namun... siapa sangka justru rutinitas itu yang ingin Kurama kembali lakukan? Setidaknya untuk sekarang sebab dia sudah sangat bosan mendengarkan  pidato peresmian produk kecantikan tempat Kurama menaruh investasinya. Siapa yang akan peduli tentang kecantikan jika dalam satu detik saja, Kurama bisa memperbaiki penampilannya.

Kalau saja bukan karena acara ini, Kurama pasti tengah menikmati tidur nyenyaknya di apartemen, atau menjaga Naruto jika dia ingat.

Memikirkan itu, Kurama semakin memainkan anggur klasik nan mewah yang disajikan. Dia melirik pada Laura yang asyik mendengarkan celotejan tentang bahan-bahan penyusun krim apalah itu dan ambassador yang jujur saja, Kurama heran apa dia tidak kedinginan di ruang bersuhu rendah seperti aula malam ini?

Kurama merutuk bosan. Jika saja yang dijelaskan adalah mesin turbo terbaru atau mobil balap yang mengkilat, Kurama tidak akan sebosan ini, 'kan? Lagipula ide bodoh siapa yang memaksanya berinvestasi di merek kecantikan ini?!!!

Oh, benar, tentu saja Yang Mulia Ratu Naruto yang menyebalkan....

"Apakah acaranya sangat membosankan, Tuan Uzumaki, sampai membuatmu menghela napas lebih dari tiga kali?" suara itu terdengar di telinga Kurama yang mana membuatnya mengalihkan pandangan dari gelas kaca yabg dipegangnya.

Kurama menaikkan alisnya. Siapa???

Melihat ekspresi atasannya, Laura dengan sigap berbisik, "Tuan Oman Al-Bani, Direktur Utama yang menggantikan Tuan Ahmed."

Tanpa mengubah ekspresi wajahnya, Kurama berdiri dan menjabat tangan pria Timur Tengah di depannya. "Tak begitu membosankan, hanya mengingat masalah di rumah," elak Kurama.

Oman bergurau, "Kuharap masalahnya tak sebesar itu, Tuan Uzumaki." Dia menarik kursi di sebelah Kurama yang kosong, "Kuharap juga kamu tak keberatan saya duduk di sini."

"Tentu saja. Kursi bukan untuk dilihat saja," Kurama sedikit memutar matanya.

Oman terkekeh ringan. "Candaan yang lucu, Tuan."

"Aku tak melucu," jawaban itu membuat Oman sedikit terbatuk sementara Laura hampir saja menginjak kaki atasannya jika tak ingat bagaimana Kurama, "baiklah, katakan saja maksudmu menghampiriku?"

Oman menggelengkan kepalanya. Seperti yang dikatakan sekertarisnya, Tuan Uzumaki adalah tipe yang berlidah tajam dan pintar. Oman menyembunyikan bibirnya di mulut gelas yang ia bawab. "Kudengar kamu membutuhkan undangan pelelangan Christie."

Seperti yang dikatakan oleh Oman, Kurama memang tengah membutuhkan undangan masuk ke Pelelangan Christie. Pelelangan Christie adalah pelelangan karya seni yang mana menjadi tuan rumah untuk melelang Lady of Sun, lukisan wanita mirip Minato itu. Hanya saja bukan sembarang orang bisa masuk ke pelelangan. Bangsawan dan kalangan atas yang memiliki prestasi tertentu yang bisa mendapatkannya. Tidak termasuk Kurama yang namanya saja tak bisa terkenal. Bukan karena tidak jngin, tapi kembali lagi dirinya harus menjaga profil rendah.

My Kunoichi: Our Love and StoryWhere stories live. Discover now