Part 55

9.1K 679 113
                                    

FOLLOW noventyratnasari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

FOLLOW noventyratnasari

INSTAGRAM : noventyrns

••• FANATIK •••


"Susah ya, Pin?" tanya Malika. Cukup mengamati Pinaka yang penuh energi untuk menghapus jejak eyeliner di garis matanya. Sesekali Pinaka menyeruput minuman kopi dingin yang di bawakan Malika sebelum menghampirinya tadi.

"Kalo Pinaka kalah malu-maluin nggak sih, Mal?"

Malika menggeleng, mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas yang kosong itu. Pinaka memilih salah satu kelas kosong untuk melepas aksesoris, menghapus jejak make up dan juga berganti pakaian menjadi seragam sekolah. Hanya Malika dan Pinaka yang berada di sana.

"Seenggaknya lo udah ngerasain gimana jalan serasi di panggung bareng ketos SMK." celetuknya.

Pinaka mendelik tajam, ia membuang kapas kotor itu ke dalam kantong plastik. Bibirnya berdecak mendengar tuturan Malika yang membuatnya semakin malu.

"Justru karna Pinaka sama ketos harusnya menang. Kalo kalah, maluuu..." sungutnya.

Malika paham, bahkan sangat memahami perasaan Pinaka yang campur aduk.

"Di suatu perlombaan itu memang atau kalah adalah hal yang biasa, Pin."

"Ck. Ah, kamu mah sama sekali enggak ngebantu!" decak Pinaka.

Melihat para siswa dan siswi yang hanya melintasi kelas ini tanpa mengintip ataupun menoleh dari jendela, Malika tebak ruangan ini benar-benar tidak terpakai.

"Pin, lo kok pilih kelas kosong sih? Nggak takut ada wewe gombel?" bisik Malika. Lengannya terasa merinding merasakan hawa dingin di sekitarnya ketika angannya membawa kepada halusinasi horor.

"Penakut banget sih. Eh iya, kamu nggak beli makanan gitu? Laper tau!"

"Ke depan aja yuk minta snack dari panitia. Oh iya, bukannya lo panitia?" tanya Malika.

Pinaka mengangguk, "Tapi tugas aku udah selesai. Jam 12 tadi semua foto udah terkumpul tinggal koreksi aja." jelasnya.

"Terus kenapa nggak dikerjain sekarang? Malah santai minum kopi lagi di sini!" komentar Malika pula.

Pinaka mendengus, "Nanti malem juga bisa. Masih besok pengumumannya, lagian aku sama Mira bagi tugas kok. Mira bagian SMK dan aku bagian SMA."

Malika mengangguk paham. Tidak lagi memberikan komentar buruk kepada Pinaka. Biarkan saja Pinaka mengatasi masalahnya sendiri, Malika tidak masuk anggota OSIS dengan alasan seperti ini, Malas banyak tugas.

"Mal, maafin Geisan ya?" lontar Pinaka.

Alih-alih menjawab, Malika memejamkan mata dan menyandarkan kepalanya pada tembok. Tangan Pinaka bergerak meraih tangan Malika dan menggenggamnya erat.

FANATIK [SELESAI]Where stories live. Discover now