Part 13

10.1K 894 63
                                    

FOLLOW noventyratnasari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

FOLLOW noventyratnasari

INSTAGRAM :

@noventyrns/ @pena__ven
@algerianddd
@pinaka_gainslee
@algeriandivanipr.fansite

VOTE DAN SPAM KOMENTAR 🧡

•••FANATIK•••

Pinaka mengusap keringat kecil-kecil yang membasahi rambut halus di sekitar dahi. Meskipun sambutan pidato komite sekolah sangat memakan waktu, Pinaka tetap gencar sebab ia bisa melihat Algeriand dari barisan panitia.

Algeriand yang ikut upacara dengan tenang dan ekspresi andalannya itu merenggut semua rasa letih yang di alami oleh Pinaka. Sampai tidak merasakan bahwa ada cowok lain yang menatapnya begitu dalam.

Apa kalian percaya cinta pandangan pertama? Delfarid percaya, terserah apa kata kalian.

"Pina—"

Delfarid menghentikan ucapannya ketika gadis itu melangkah mengendap-endap menuju barisan paling belakang. Delfarid tidak berkutik, ia lebih memilih untuk membiarkan gadis itu lolos dari barisan para panitia dari SMK Pusaka Negara. Delfarid tahu arah tujuan Pinaka kemana. Jika Delfarid bergerak mencegah Pinaka, maka ia akan menanggung resikonya sendiri. Tubuh Pinaka terlalu pendek dan kecil hingga mudah menyelinap tertelan oleh badan murid lain sedangkan Delfarid gagah dan tinggi. Ia geser sedikit saja sudah bisa di pandang dari barisan para guru di depan sana apalagi ia mengejar Pinaka.

Gadis dengan baju olahraga itu tetap tenang berjalan secara perlahan tapi pasti. Baju olahraga SMA Pusaka Negara berwarna hitam dan biru tua sedangkan SMK Pusaka Negara berwarna hitam dan merah maroon. Sedikit menegangkan, namun ini demi berada di sisi Algeriand.

Lagian kenapa sih seragam SMK selalu berwarna merah! Kan tidak bisa dibedakan kalau Pinaka berjalan dengan anak SD.

"Hai, Kak Algeriand!"

Algeriand terkejut ketika seseorang berdiri di sampingnya menggunakan seragam yang berbeda. Gadis itu tersenyum manis sekali, hingga matanya menyipit.

"Ck," decak Algeriand. Sudah datang ternyata si pengganggu.

"Kak Algeriand sudah makan?" tanya Pinaka.

Algeriand diam, memilih untuk menatap lurus pada komite sekolah yang sedang memberikan sambutan hingga bibirnya berbusa.

"Nih," Pinaka menyodorkan roti tawar dengan gambar strawberry di bungkus plastiknya. Pasti roti itu membalut selai strawberry di dalamnya.

Algeriand hanya menatap roti itu tanpa minat. Kemudian melihat gadis di sampingnya yang setia dengan senyumnya. Sepertinya Pinaka tulus dalam memberi roti itu kepada Algeriand. Tapi, sayangnya Algeriand tidak menyukai gadis agresif seperti Pinaka.

FANATIK [SELESAI]Where stories live. Discover now