"Problem with boys,eh?" kata supir itu membubarkan lamunanku.

"Eh,haha no,i am okay." kataku sambil tertawa kecil.

"Hey,i know you're not. Tell me all your problem,Miss. Mungkin aja,saya bisa memberi saran." kata supir itu.

"Hm,i barely know you. You're not a psycho,right?" tanyaku ngasal.

Dia pun tertawa.

"No,of course not." katanya.

"Okay then,I'll tell you,Sir." kataku.

"Miss,dont call me Sir. Call me Rob." kata Rob.

"Rob,dont call me Miss. Call me Thiyya." kataku sambil mengikuti gaya bicaranya.

"Okay,tell me what's your problem,Thiyya." kata Rob.

"Hm,there's a boy in my school,he's nice,and he saved my life twice." kataku

"Whoa,saved your life? Twice? I dont get it." kata Rob.

"Aku ini korban bullying,Rob. And,yesterday at the cafetaria,Dylan,the boy i like,tells the one who bullied me that he loves her." kataku.

"Hey,dont cry! Masa gara-gara cowok kamu nangis? Lupain aja! There's a lot of boy who cares for you and loves you. Kamu bisa cerita ke sahabat kamu. Chins up,smiles on,and move on!" kata Rob.

Wait,benar juga kata Rob. Untuk apa aku sedih karena Dylan? Ah,aku bodoh!

"Thiyya,we've arrived." kata Rob yang lagi-lagi membubarkan lamunanku.

"Oh,how much it cost?" tanyaku.

"6 pounds." kata Rob.

Aku pun mengeluarkan uang 10 pounds dan memberikannya kepada Rob.

"Here,take the change. Thank you for your advices!" kataku.

Rob pun tersenyum.

Aku pun segera masuk ke Garden Mall dan berjalan menuju cafe yang sebelumnya sudah aku tentukan.

***

"Sorry lama,ya. Tadi macet banget!" kataku meminta maaf.

"That's okay! By the way,gue udah mesenin minuman buat lo. Capucinno float,kan?" tanya Quinn.

"Yoi! So,mulai aja ceritanya!" kataku.

Quinn pun menarik nafasnya.

***

Quinn's POV

Kriingg!!

Bel pulang sekolah. Bel penyelamat.

"Shae,gue balik duluan ya! Gue mau ke kelas Aaron dulu! See ya later!" kataku kepada Shaelle-teman sekelasku-.

"Cie,pasti mau pacaran! Ya udah! See ya later,Quinn!" kata Shae.

Aku pun berjalan keluar kelas. Aku pun menghampiri kelas Aaron. Cukup jauh,memang. Aku kelas 10-Alpha dan Aaron kelas 10-Fox.

Sesampainya di kelas Aaron,aku tidak melihat tanda-tanda adanya Aaron. Ah, untungnya masih ada Fay-teman sekelas Aaron-.

"Hey,Fay!" sapaku.

"Oh,hey,Quinn! Searching for Aaron,eh?" tanya Fay.

"Yep,lo liat Aaron,gak?" tanyaku.

"Hm,engga Quinn. Soalnya,tadi pas bel dia langsung keluar gitu. Tapi,kalo gak salah,dia jalan ke arah taman belakang sekolah. Mungkin dia di situ." jelas Fay.

"Oh,okay then! Thanks for your information,Fay!" kataku.

"No problem!" kata Fay.

Aku pun berjalan ke arah taman belakang. Dan di situ,aku ngeliat Aaron. Dan d-dia lagi ci-ciuman s-sama Zoella. WHAT?!

Aku pun berjalan ke arah Aaron.

PLAK!!

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi Aaron.

"Kamu jahat,Ron! Kamu tega sama aku!" kataku sambil berusaha untuk gak nangis.

"Quinn,a-aku bisa je-jelasin k-ke kamu,kok." kata Aaron terbata-bata.

"Aku gak peduli! Kamu bullshit,Ron! We're done!" kataku sambil berlari menjauh dari Aaron.

Dari kejauhan,aku bisa mendengarkan Aaron memanggil namaku. Namun,aku udah gak peduli lagi. Aku pun menyetop taksi.

"Mau ke mana,Miss?" tanya supir itu.

"Diamond Street,Sir." kataku.

***

Thiyya's POV

"... jadi begitu,Thiy." kata Quinn mengakhiri ceritanya.

"Anjir,gue gak nyangka Aaron bakal kayak gitu! Udah,Quinn,lo gak usah sedih! Biarin aja, cowok brengsek emang ditakdirkan sama cewek brengsek!" kataku.

"Thank you,Thiy. Cuma lo yang bisa bikin gue tenang." kata Quinn.

Aku pun memeluk Quinn.

Aku bisa ngebuat Quinn tenang,tapi kenapa aku gak bisa ngebuat diri aku sendiri tenang?

***

Author's Note :

HEYYOOOO!!!

AKHIRNYAAA AKU UDAH NGE-PUBLISH PART 18!

BY THE WAY,THANKS BANGET BUAT 7,12 K READERS AAA I LOVE YOU SO MUCH!

Love ya!!

Silent readers,muncullah! Kalian paling engga ngehargain usaha aku. Nulis cerita itu capek lho,gak semudah membalikkan telapak tangan.

pic on mulmed anggep aja itu Thiyya lagi menatap nanar keluar jendela taxi 😜

Oiya,keep vomments!

Love ya all <3

Xx

T.

TRY {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang